Gerbang Hulda
Gerbang Hulda (bahasa Ibrani: שערי חולדה, Sha'arei Hulda) adalah gerbang yang terdiri dua kelompok di Tembok bagian Selatan Kompleks Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha), di Kota Tua Yerusalem. Gerbang ini sekarang diblokir. Pada bagian sebelah barat gerbang ini terdiri dari dua pintu dengan atap melengkung (Gerbang Ganda; Gerbang Dua Berderet; Double Gate), dan sebelah timur berupa tiga pintu dengan atap melengkung (Gerbang Tiga Berderet; Triple Gate). Setiap lengkungan dari Double Gate mengarah ke sebuah lorong jalan dari gerbang ke kompleks dan ke tangga yang menuju ke permukaan kompleks. Ketika Masjid al-Aqsha dibangun, tangga kuno diblokir, dan lorong di timur diperpanjang sehingga anak-anak tangga baru dari ujungnya akan keluar di sebelah utara Masjid. Triple Gate mempunyai struktur serupa, meskipun lorong yang lebih panjang mengarah ke barat, dan lorong ketiga, di timur, merupakan batas barat dari daerah tertutup yang dikenal sebagai Kandang Kuda Salomo . EtimologiNama "Gerbang Hulda" ini diambil dari pemerian kompleks Bait Suci di Mishnah (Traktat Midot 1:3).[1] Pendapat yang paling diterima di antara para sarjana adalah bahwa pemerian Mishna ini mengacu pada area Bait Suci yang dikuduskan pada zaman Hashmonayim. Oleh karena itu, menyebut gerbang yang sekarang ditemukan pada tembok selatan dengan nama "Hulda" merupakan sebuah anakronisme, karena dasar tembok itu adalah bagian dari perbesaran area Bait Suci pada zaman Herodes Agung yang menggantikan kekuasaan Hashmonayim. Ada dua kemungkinan etimologi nama ini. "Hulda" dalam bahasa Ibrani berarti "tikus tanah" atau "tikus umum". Terowongan yang mengarah dari gerbang ini dinamai demikian karena serupa dengan lubang-lubang atau terowongan yang biasa dibuat oleh hewan-hewan ini. Kemungkinan alternatif adalah cerita rakyat dimana nabiah Hulda[2][3] pada zaman Bait Suci Pertama dikatakan menyelenggarakan pengadilan di area ini dan, memang, makamnya juga ditempatkan di sini oleh beberapa sarjana.[4] ArkeologiPenggalian pada abad ke-19 oleh Charles Warren di daerah itu menemukan serangkaian lorong-lorong simpang siur di bawah Triple Gate, beberapa mengarah di bawah tembok dan di seberang tepi selatan kompleks.[5] Tujuan dan usia lorong-lorong ini tidak diketahui, dan para arkeolog saat itu belum diizinkan untuk menyelidiki karena volatilitas politik di sana. Lorong-lorong dari kedua gerbang itu sekarang digunakan oleh wakaf sebagai masjid. Foto
Lihat pulaReferensi |