Gerbang Emas (Yerusalem)
Gerbang Emas (bahasa Inggris: Golden Gate), adalah satu-satunya gerbang timur dari kompleks Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha) dan salah satu dari hanya dua gerbang yang memberi akses ke kota dari sisi itu. Penamaannya berdasarkan pemakaian dalam sastra Kristen. Gerbang ini telah dibangun berdinding sejak abad pertengahan. Tarikh konstruksi masih diperdebatkan dan tidak ada pekerjaan arkeologi yang diizinkan dilakukan pada bangunan gerbang ini, tapi berbagai pendapat umumnya mengatakan akhir zaman Bizantium dan zaman dini Umayyah. Nama Ibrani untuk Gerbang Emas adalah Sha'ar HaRachamim (שער הרחמים), Gerbang Rahmat. Dalam sumber-sumber Yahudi gerbang timur pada kompleks Bait Suci ini disebut Gerbang Shushan. Jika Gerbang Emas ini benar-benar melestarikan lokasi Gerbang Shushan, bukan hanya anggapan tanpa bukti arkeologi, maka gerbang ini merupakan gerbang di Tembok Kota Tua Yerusalem yang tertua saat ini. Menurut tradisi Yahudi, Shekhinah (שכינה) ("Kehadiran Ilahi") dahulu muncul melalui Gerbang Timur, dan akan muncul lagi ketika Yang Diurapi (Mesias) datang (Yehezkiel 44:1–3) dan sebuah gerbang baru akan menggantikan yang sekarang. Itu mungkin sebabnya orang-orang Yahudi pada abad pertengahan berdoa meminta belas kasihan pada bekas gerbang di lokasi ini.[1] Kemungkinan alasan lain adalah bahwa dalam periode perang Salib, ketika kebiasaan ini pertama kali didokumentasikan, mereka tidak diizinkan masuk ke bagian barat kota di mana Tembok Ratapan berada. Oleh karena itu dinamakan "Gerbang Rahmat" atau "Gate of Mercy". Dalam teks-teks apokrif Kristen, gerbang ini adalah tempat pertemuan kedua orang tua Maria setelah Pemberitaan, sehingga gerbang ini menjadi simbol dari kelahiran Yesus dari seorang perawan[2] dan "Pertemuan Yoakim dan Anna" di Gerbang Emas menjadi subyek standar dalam siklus yang menggambarkan Kehidupan Sang Perawan. Juga dikatakan bahwa Yesus melewati gerbang ini pada Hari Minggu Palem, memberikan makna penting mesianik bagi orang Kristen di samping bagi orang Yahudi. Beberapa orang menyamakannya dengan Gerbang Indah yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 3. Dalam bahasa Arab, gerbang ini dikenal sebagai Bab al-Dzahabi, juga tertulis di Bab al-Zahabi,[3] yang berarti "Gerbang Emas". Nama Arab lainnya adalah Gerbang Kehidupan Kekal. Selain itu, bagi umat Islam masing-masing dari dua pintu gerbang ganda memiliki nama sendiri: Bab al-Rahma, "Gerbang Rahmat" ("Gate of Mercy"), untuk pintu yang di sebelah selatan, dan Bab al-Taubah, "Gerbang Taubat" atau "Gerbang Pertobatan" ("Gate of Repentance"), untuk pintu sebelah utara. Sejarah konstruksiGerbang ini terletak di bagian sepertiga utara dari dinding timur Masjid Al-Aqsha. Bangunan gerbang yang sekarang ada ini mungkin dibangun di pada tahun 520-an Masehi, sebagai bagian dari program pembangunan Yustinianus I di Yerusalem, di atas reruntuhan gerbang pada tembok. Teori alternatif berpendapat bahwa gerbang itu dibangun pada akhir abad ke-7 oleh para pengrajin Bizantium yang dipekerjakan oleh Umayyah khalifs.[4] Kekaisaran Ottoman Turki mengubah gerbang bertembok menjadi menara pengawas. Di lantai dasar suatu ruangan beratap dibagi oleh empat kolom ke dua lorong yang mengarah ke Pintu Rahmat, Bab al-Rahma, dan Pintu Taubat, Bab al-Taubah; ruangan di lantai atas memiliki dua atap kubah sebagai langit-langit. Penyegelan gerbangGerbang ini ditutup oleh umat Islam pada tahun 810, dibuka kembali pada tahun 1102 oleh tentara Salib, ditutup tembok oleh Saladin setelah merebut Yerusalem kembali pada tahun 1187. Sultan Ottoman Suleiman I membangunnya lagi bersama-sama dengan tembok kota, tetapi menutupnya dengan tembok pada tahun 1541, dan tetap seperti itu sampai hari ini.[5] Suleiman mungkin mengambil keputusan ini murni karena alasan defensif, tetapi dalam tradisi Yahudi pintu gerbang ini adalah yang akan dilalui oleh Yang Diurapi (Mesias) ketika kelak memasuki Yerusalem,[6] dan ada pendapat bahwa Suleiman menyegel Gerbang Emas untuk mencegah Mesias masuk. Ottoman juga membangun sebuah pemakaman di depan gerbang, dengan keyakinan bahwa para pendahulu Mesias, Elia, tidak akan dapat melewati Gerbang Emas dan dengan demikian Yang Diurapi juga tidak akan datang. Keyakinan ini didasarkan pada dua premis. Pertama, menurut ajaran Islam, Elia adalah keturunan Harun,[7] membuat dia seorang imam atau kohen. Kedua, bahwa seorang imam Yahudi tidak diizinkan untuk memasuki area pemakaman. Kedua premis ini tidak sepenuhnya benar karena imam Yahudi diizinkan untuk masuk pemakaman di mana baik orang Yahudi atau non-Yahudi dikuburkan, seperti salah satu di luar Gerbang Emas, selama hukum-hukum tertentu atau Halakha mengenai kemurnian telah diikuti.[8] Dalam budaya KristenMenghormati tradisi Yahudi (lihat di atas) dan terinspirasi oleh akun kehidupan apokrif Perawan Maria, artis Kristen pada abad pertengahan menggambarkan hubungan kakek-nenek Yesus dari pihak ibunya, Yoakim dan Anna, Bertemu di Gerbang Emas. Pasangan ini kemudian menjadi teladan idealisme Kristen mengenai kesucian hubungan suami-istri dalam pernikahan. Kebiasaan saleh seorang mempelai laki-laki membopong pengantin perempuannya melewati ambang pintu rumah mereka pada hari pernikahan mungkin didasarkan pada simbolisme tradisional Gerbang Emas ini bagi mereka yang percaya. Dalam karya-karya seni di awal abad pertengahan, prinsip Dikandung Tanpa Noda untuk kelahiran ibu Kristus, Maria, umumnya digambarkan dalam bentuk yang dikenal di Italia sebagai Metterza: tiga generasi dari nenek, ibu, dan anak laki-laki. Metafora ini juga sering ditampilkan dalam fenomenologi personalis Paus Yohanes Paulus II, "Teologi Tubuh" ("Theology of the Body"), suatu koleksi refleksi tema ini "Crossing the Threshold of Hope" ditulis untuk mendorong penganut setia Katolik Roma menghadapi tantangan materialisme dan peningkatan sekularisme dan diterbitkan menjelang milenium baru pada tahun 1998. Ambang batas antara alam duniawi dan surgawi yang dilambangkan dengan Gerbang Emas merupakan Tubuh Mistik Gereja, sering dipandang sebagai Mempelai Kristus. Dalam eskatologi Kristen, matahari terbit di timur melambangkan kebangkitan Kristus pada waktu fajar menyingsing pada hari minggu Paskah dan arah Kedatangan-Nya yang Kedua kali. Tempat-tempat suci bagi ibadah jemaat Kristen pada sebuah altar sering diatur dengan pengarahan ke timur. Gerbang kota Kristen di pusat-pusat perkotaan sering memuat artefak keagamaan yang dimaksudkan untuk menjaga kota dari serangan dan untuk memberkati para wisatawan. Gerbang Ostra Brama di Vilnius, Lituania berisi ikon dari Bunda Kami di Gerbang Fajar, yang dihormati baik oleh penduduk penganut Katolik Roma dan Ortodoks. Topografi timur Kota TuaGerbang Emas adalah salah satu dari sejumlah gerbang yang disegel pada tembok Kota Lama Yerusalem, bersama dengan Gerbang Hulda, dan pintu kecil dari zaman Alkitab dan Perang Salib yang terletak beberapa lantai di atas tanah di sebelah selatan sisi timur tembok. Referensi
|