Seperti namanya, danau gunung tujuh dikelilingi tujuh puncak gunung di Jambi. Tidak heran kalau tempat ini menjadi destinasi wisata yang menawarkan banyak panorama keindahan.[3] Bagi pendaki gunung, Kerinci mungkin menjadi tujuan utama karena gunung tersebut merupakan gunung aktif tertinggi di Indonesia [3805 mdpl], tetapi bagi wisatawan yang ingin sekadar menikmati keindahan alam Kabupaten Kerinci, Danau Gunung Tujuh bisa menjadi pertimbangan sebagai tujuan wisata.
Selain memiliki panorama alam yang menakjubkan, jalur yang dilalui juga jauh lebih mudah daripada Gunung Kerinci. Danau Gunung Tujuh juga merupakan salah satu Danau tertinggi di Indonesia, bahkan danau tertinggi di Asia Tenggara. Danau ini berada di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut dan merupakan danau yang berada diketinggian nomor dua di Indonesia setelah 13 Danau-danau kecil yang terdapat di Gunung TalamauSumatera Barat di ketinggian 2750 m dpl.[4] Dengan ketinggian hampir 2 kilometer dpl itu bisa dibayangkan betapa dinginnya air Danau Gunung Tujuh di pagi hari. Meskipun begitu, berendam di Danau Gunung Tujuh dengan air yang sangat dingin menjadi tantangan sendiri bagi para pendaki.[5]
Pendakian dari gerbang pos Taman Nasional Kerinci Seblat sampai Danau Gunung Tujuh memerlukan waktu dua sampai tiga jam. Dari gerbang pos Taman Nasional Kerinci Seblat, ada dua pilihan jalur pendakian. Jalur pertama, lebih landai namun jarak tempuhnya lebih jauh dan jalur kedua, memiliki tanjakan yang curam namun jaraknya lebih dekat.Kedua jalur itu akan bertemu dan setelah itu para pendaki harus melewati jalur menurun yang cukup tajam yang akan sampai di tepi Danau Gunung Tujuh. Dari situ, para pendaki dapat langsung melihat danau tertinggi di Asia Tenggara itu.[6]
Sumber Penghidupan
Selain sebagai tempat wisata, Danau Gunung Tujuh juga di gunakan penduduk lokal sebagai sumber mata pencaharian.Terdapat beberapa pondok dipinggir danau yang digunakan oleh nelayan sebagai tempat tinggal. Sehari-hari para nelayan mencari ikan dengan perahu dan lukah, pagi hari lukah dipasang di tengah danau kemudian sorenya lukah ini diangkat. Perahu yang digunakan terbuat dari satu kayu bulat utuh dengan diameter berkisar 30–40 cm, kemudian dengan pengerjaan sedemikian rupa kayu bulat ini dibentuk seperti perahu. Lukah yang digunakan oleh nelayan terbuat dari bilah-bilah bambu yang dianyam. Lukah ini diikat pada bagian tengah tali, pada ujung tali diikatkan botol minuman (sejenis botol air mineral) dan batu pada ujung lainnya sebagai pemberat.[6]
Mitos
Masyarakat Kerinci mengenal danau ini sebagai Danau Sakti, karena air danau yang selalu kelihatan bersih tidak ada daun-daun yang ditemukan mengambang di area perairan danau walaupun banyak terdapat pohon-pohon tumbang di pinggiran danau. Kepercayaan lain masyarakat kerinci mengenai danau ini yaitu adanya penghuni makhluk halus di Danau Gunung Tujuh yang wujudnya manusia, bernama “Lbei Sakti” dan “Saleh Sri Menanti” dengan beberapa pengikutnya dengan wujud harimau. Selain terkadang cuaca berubah secara tiba-tiba.[6]