Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Kecamatan Ciomas berpenduduk 170.486 jiwa, terbanyak ke-7 dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 16,3 km2 menjadikannya kecamatan paling kecil dan terpadat di Kabupaten Bogor, mencapai 10.459 jiwa/km2 atau >100 jiwa/Ha.[4] Hal ini berkaitan dengan karakterisktik Kecamatan Ciomas yang didominasi oleh pemukiman penduduk.[3]
Kawasan bisnis perekenonomian Kecamatan Ciomas didominasi dari sektor jasa yang membentang dari Jalan Raya Ciomas–Kreteg hingga depan SMP Negeri 1 Ciomas di Jalan Raya Cibinong dan wilayah tenggara Ciomas, Jalan Kapten Yusuf (Raya Ciapus)–Kota Batu. Sektor lainnya, yaitu industri pembuatan sepatu sendal dari bahan kulit yang didominasi oleh UMKM.[3]
Geografi
Ciomas terletak di sebelah barat Sungai Cisadane, dengan saluran air seperti Cisindangbarang dan Ci Karti mengalir melaluinya. Kecamatan ini memiliki ketinggian rata-rata 222 meter dari permukaan laut.[5]
Ciomas merupakan salah satu nama wilayah yang paling awal di kawasan Bogor Raya, diambil dari nama Sungai Tjiomas (ejaan lama) yang artinya air (tji) emas (omas) dalam bahasa Sunda, hal ini berkaitan dengan masa lampau aliran Sungai Tjiomas yang mata air sungainya berasal dari Gunung Salak dipenuhi oleh endapan batuan vulkanik dari lahar[6] yang kejauhan berwarna seperti emas, menjadikan lahan pertanian di sekitar yang subur dan makmur. Di sekitar sungai Tjiomas dan anak sungainya berdiri juga pemukiman penduduk yang disebut Kampong Tjiomas, beberapa pemukiman lainnya ada Kampong Kereteg, Laladon, Pasir Koeda, Kota Batoe, Tjibalagoeng, Tjikaret, Pantjasan, Empang, dan lain-lainnya.[7]
Sejarah
Pada masa penjajahan Belanda wilayah ini dinamakan Land Tjiomas sebagai nama sebuah land (tanah partikelir) yang dibagi ke dalam 11 kemandoran, yakni: Tjiomas, Sawah, Kota Batoe, Tjiloebang, Tjiapoes, Petir, Pasir Angsana, Gadok, Boeniaga, Pasir Eurih dan Kabandoengan. Land Tjiomas berbatasan langsung dengan Buitenzorg sebagai pusat kota, hanya dipisahkan oleh Sungai Tjisadane yang merupakan batas wilayah sebelah barat antara Buitenzorg dan Land Tjiomas. Pada tahun 1829 dibangun jalan raya antara Buitenzorg dengan Djasinga melalui jembatan merah melintasi Kampong Panaragan lalu jembatan (baru) di atas sungai Tjisadane yang kemudian jalan menanjak tajam (sekarang dikenal sebagai Tanjakan Sarijan) menuju Land Tjiomas melalui pertigaan Kampong Goenoeng Batoe.[7]
Pemberontakan Petani Ciomas
Pada tahun 1886, terjadi Pemberontakan Petani Ciomas yang didasari atas penindasan terhadap para petani oleh tuan tanah sebagai kaki tangan pemerintah Hindia Belanda di Land Tjiomas, puncaknya terjadi pembunuhan Camat Ciomas kala itu, Haji Abdurrachim (RM. H. Abdurrachman Adi Menggolo).[8] Dalam peristiwa tersebut sebanyak 40 orang dinyatakan tewas, 70 lainnya luka-luka.[9]
Setelah Kemerdekaan
Pasca Proklamasi, pada era Republik Indonesia Serikat (RIS), Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah Negara Pasundan yang mana Ciomas merupakan bagian dari Kawedanan Buitenzorg. Dalam kurun waktu tahun 1950 hingga 1970-an seiring dengan kebijakan restrukturisasi otonomi daerah, termasuk di Kecamatan Ciomas berdiri desa-desa yang diambil dari nama sungai dan kampung yang telah berdiri sejak dahulu. Puncaknya pada tahun 1978, di Kecamatan Ciomas mengalami pemekaran 14 (empat belas) desa berdasarkan Surat keputusan Gubernur Jawa Barat No. 168/Pm.121/VIII/1978.
Hingga tahun 1992, Kecamatan Ciomas terbagi ke dalam 40 desa dengan luas wilayah mencapai 100,85 km2,[10] kini hanya menyisakan 16,3 km2. Penyusutan itu dikerenakan dinamika perkembangan zaman yang mana terjadi di seluruh Indonesia banyak mengalami pemekaran wilayah baru.
Kecamatan Ciomas mengalami pemekaran pertama kali, tepatnya pada tanggal 11 Januari 1992 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 3 Tahun 1992, Dramaga yang sebelumnya merupakan wilayah kemantren di Ciomas resmi berdiri sebagai kecamatan baru. Sebanyak 15 desa dari Kecamatan Ciomas masuk ke dalam pemekaran Kecamatan Dramaga, yaitu:[11]
Desa Purwasari (hasil pemekaran Desa Petir tahun 1978)[13]
Desa Sukawening (hasil pemekaran Desa Cilubang yang dihapus tahun 1975)[14]
Desa Sukadamai (hasil pemekaran Desa Cilubang yang dihapus tahun 1975)[14]
Di tahun 1995, setelah 3 tahun Kecamatan Dramaga resmi berdiri terjadi perluasan wilayah Kotamadya Bogor (sekarang Kota Bogor). Adapun desa-desa dari Kecamatan Ciomas yang masuk ke dalam wilayah Kotamadya Bogor berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 1995[15], yaitu:
Desa Cikaret (hasil pemekaran Desa Kota Batu tahun 1978)
Desa Loji (hasil pemekaran Desa Gunungbatu tahun 1978)
Terakhir pada tahun 2001, Kecamatan Ciomas kembali mengalami pemekaran wilayah baru, Kecamatan Tamansari[18]. Sebanyak 8 desa dari Kecamatan Ciomas yang masuk ke dalam Kecamatan Tamansari, yaitu :
Desa Tamansari (hasil pemekaran Desa Pasireurih tahun 1982)[18]
Desa Sirnagalih (dahulu bernama Desa Kabandoengan yang diubah tahun 1969 menjadi nama sekarang)[19]
Desa Sukamantri (hasil pemekaran Desa Sirnagalih tahun 1978)[20]
Desa Sukaresmi (hasil pemekaran Desa Pasir Angsana yang dihapus tahun 1978)
Desa Sukaluyu (hasil pemekaran Desa Sukaresmi tahun 1978)[21]
Desa Sukajaya (hasil pemekaran Desa Gadog yang dihapus tahun 1978)
Desa Sukajadi (hasil pemekaran Desa Gadog yang dihapus tahun 1978)
Iklim
Kecamatan Ciomas memiliki iklim hutan hujan tropis (Af). Daerah ini mengalami curah hujan paling banyak di bulan November, dengan rata-rata curah hujan 347 mm; dan curah hujan paling sedikit pada bulan Agustus yaitu sebesar 104 mm.
Kecamatan Ciomas dilewati Jalan Nasional Rute 9 sepanjang 500 m di Desa Laladon[24] dan merupakan kecamatan terpendek yang dilalui jalan nasional, dimana berdiri Terminal Laladon di pinggir jalan nasional ini sekaligus wilayah paling utara kecamatan Ciomas dan batas wilayah dengan Sindang Barang, Bogor Barat. Terminal Laladon yang terdapat Pasar Laladon di dalamnya, merupakan terminal angkot besar di wilayah Kabupaten Bogor yang melayani seluruh kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor bagian barat, kelak akan menjadi wilayah Kabupaten Bogor Barat.
Terminal Laladon
Rute Trayek yang ada di Terminal Laladon, antara lain:[25]
Trayek 77 Terminal Bojonggede – Billabong – Villa Mutiara – BMW – Prempatan Kayu Manis – Selabenda – Jl.Raya Semplak – Jl.KH. Abdulah bin Nuh – Terminal Laladon
Rute Trayek yang melewati Terminal Laladon, antara lain:
Trayek 32 Terminal Cibinong – Cikaret – Ds.Tengah – Karadenan – Kota Bogor (Talang – Jl. Sholeh Iskandar/Baru – Jl. KH. Abd. bin Nuh) – Terminal Laladon – Pangkalan Taman Pagelaran Ciomas
Lainnya
Selain itu, terdapat trayek yang melewati Kantor Kecamatan Ciomas yang berada di Jalan Raya Ciomas Kreteg, sekaligus pusat pemerintahan di tengah Kecamatan Ciomas, yaitu:
Angkot Ciomas ini dibagi menjadi 3 trayek yaitu: Ciomas – Pagelaran, Ciomas – Cibinong, dan Ciomas – Ciapus
Wilayah paling selatan/tenggara Ciomas, Desa Kota Batu yang diapit Kecamatan Taman Sari dan Kota Bogor (Kecamatan Bogor Selatan), dilewati oleh trayek angkot: