Cisarua (aksara Sunda: ᮎᮤᮞᮛᮥᮃ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia, dengan jumlah penduduk sebanyak 127.096 jiwa pada tahun 2020.[1] Cisarua merupakan daerah yang sejuk karena diapit oleh dua pegunungan, yaitu Gunung Gede–Pangrango di sebelah selatan, dan Pegunungan Jonggol di sebelah utara, hal tersebut membuat Cisarua menjadi tempat berlibur favorit bagi warga Belanda setiap akhir pekan sejak zaman Hindia Belanda[butuh rujukan], kebiasaan tersebut diteruskan hingga sekarang oleh warga Jabodetabekpunjur dan sekitarnya.[butuh rujukan] Selain hawanya yang sejuk, Cisarua juga memiliki daya tarik lainnya, yaitu terdapat hamparan kebun teh yang luas.
Di dekat kecamatan ini terdapat jalur pegunungan yang terkenal dengan vila, hostel, serta hotel "warisan" terkenal yang dikenal sebagai "Puncak Pass", yang dibangun pada tahun 1928.[2]
Cisarua juga dikenal karena jumlah penduduk dari Timur Tengah yang relatif tinggi dan penggunaan bahasa Arab serta memiliki populasi pencari suaka dan pengungsi yang cukup besar, terutama yang berasal dari Afghanistan dan Pakistan, serta yang berasal dari wilayah Afrika, terutama dari Sudan, Mesir, dan Somalia. Alasan mengapa banyak pencari suaka mengungsi ke sini adalah karena suhu yang relatif sejuk, serta lokasinya yang dekat dengan kantor UNHCR di ibu kota Jakarta, yang terletak sekitar 72 kilometer sebelah utara kecamatan tersebut.
Sejarah
Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini disebut "Tjisaroea", dan saat Revolusi Nasional Indonesia antara tahun 1945 dan 1949, Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) mendirikan kamp penjara bagi tentara yang dihukum karena pelanggaran disiplin militer.
Tempat wisata di sekitar kawasan ini antara lain Taman Safari, Telaga Warna, dan Melrimba Puncak.[4]
Cisarua juga banyak menarik wisatawan dari Timur Tengah, termasuk dari Arab Saudi, dengan alasan datang serupa dengan para pencari suaka. Karena banyaknya pendatang dan wisatawan Arab, kecamatan ini sering disebut sebagai "Kampung Arab".[5][6]