Nana (judul internasional: Before, Now & Then) adalah film indiedramasejarah Indonesia tahun 2022 yang ditulis dan disutradarai oleh Kamila Andini. Film ini diadaptasi dari bab pertama novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran yang menceritakan kisah kehidupan nyata Raden Nana Sunani di Jawa Barat pada era 1960-an. Film Nana diproduksi oleh Fourcolours Films bersama Titimangsa Foundation dan dibintangi oleh Happy Salma sebagai Nana.
Film Before, Now & Then didistribusikan di Indonesia secara digital melalui Amazon Prime Video mulai 1 Agustus 2022.
Sinopsis
Raden Nana Suhani, seorang perempuan Sunda di era 1960-an, kehilangan seorang ayah dan anak karena perang di Jawa Barat. Ia menikah lagi untuk memulai hidup baru dengan pria kaya raya, yang justru selalu merendahkannya. Sang suami juga merupakan orang yang tidak setia. Nana pun menderita dalam diam. Suatu ketika, ia bersahabat dengan salah satu simpanan suaminya, yang membuat semuanya berubah. Mereka bersama-sama mencari harapan untuk meraih kemerdekaan.
Kamila Andini sebagai sutradara dan penulis mengadaptasi bab pertama novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran yang berjudul Telur menjadi sebuah film panjang. Ia tertarik dengan bab novel tersebut karena judulnya, Telur, berhubungan dengan film keduanya Sekala Niskala yang membicarakan soal telur.[1] Andini membaca novel tersebut pada tahun 2018, saat ia menulis skenario film ketiganya Yuni.[2] Ia juga telah bertemu dengan tokoh utama novel tersebut yaitu Raden Nana Suhani, ibu dari Jais Darga itu sendiri.[3] Proyek film ini mendapatkan pendanaan dari Asian Project Market oleh CJ Entertainment sebesar 10 ribu dolar Amerika Serikat setelah memenangkan penghargaan CJ Entertaintment Award yang diselenggarakan oleh Festival Film Internasional Busan 2021.[4][5] Selain itu, film ini juga mendapatkan dana pascaproduksi sebesar 50 ribu dolar Amerika Serikat dari Purin Pictures Autumn Grant 2021 asal Bangkok, Thailand.[6]
Sama dengan film-film karya Andini sebelumnya yang selalu menggunakan bahasa daerah, bahasa yang digunakan dalam film ini adalah bahasa Sunda dengan gaya bahasa era 1960-an.[1][7] Sastrawan ahli bahasa Sunda turut dilibatkan sebagai mentor dalam proses produksi.[7] Seluruh pemain diwajibkan mempelajari bahasa Sunda dengan para mentor sebelum syuting. Andini juga selalu mengulang pengambilan gambar apabila dialog yang dilafalkan tidak tepat.[8] Dalam melatih pelafalannya, Happy Salma mendengarkan Tembang Cianjuran yang banyak mengandung kata-kata berbahasa Sunda lawas.[9]
Proses pengambilan gambar utama dilakukan di Ciwidey, Bandung[10] selama bulan Februari[11] hingga Maret 2021 di tengah pandemi Covid-19.[3] Adanya keterbatasan syuting di tengah situasi pandemi, Kamila sejak penulisan skenario telah mengatur film ini untuk bisa direkam di tengah pandemi dengan protokol kesehatan. Latar utama yang digunakan hanya satu, sedangkan latar-latar lainnya berada di alam terbuka.[1]
Penayangan
Film Nana diputar perdana secara internasional di Berlinale Palast dalam acara Festival Film Internasional Berlin pada 12 Februari 2022 dengan turut bersaing di kompetisi utama Golden Bear dan Silver Bear.[12][13] Film ini kemudian tayang di tujuh teater lainnya di Berlin, yaitu pada tanggal 14, 17, 18, dan 20 Februari 2022.[14] Antusiasme pemutaran tersebut cukup tinggi dengan sekitar 600 tiket habis terjual.[15] Film ini merupakan film berbahasa Sunda pertama yang tayang di Festival Film Internasional Berlin.[16]
Film ini mendapatkan ulasan dari kritikus-kritikus di berbagai media internasional. Leslie Felperin dari The Hollywood Reporter menulis "...intoxicating work that holds the viewer in a tight, loving embrace that won’t let go."[22] Michael Nordine dari Variety menyatakan "Before, Now & Then moves with its own dreamy cadence, with narrative developments washing over the film like waves."[23] Stephanie Bunbury dari Deadline Hollywood memuji teknik sinematograf dengan manyebutkan bahwa film ini "wreathed in poetic melancholy and never less than beautiful; Batara Goempar’s cinematography belongs to another era of soft lamplight, rich shadows and glowing fabrics."[24] Wendy Ide dari Screen International menulis "Andini crafts a sense of sedate melancholy and suppressed emotions with a polite cello-heavy score and numerous shots of slow hair-brushing."[25] Rory O'Connor dari The Film Stage memberi nilai B dengan menulis "Yet for a film that begins with a ruthless decapitation it is relentlessly well-mannered: all ointment, no flies."[26]
Before, Now & Then (Nana) menerima tujuh nominasi Festival Film Bandung 2022 termasuk Film Bioskop Terpuji dengan memenangkan kategori Sutradara Terpuji untuk Kamila Andini, Pemeran Pembantu Wanita Terpuji untuk Laura Basuki, serta Penghargaan Khusus Film Indonesia Berlatar Lokal.[30]