Night Bus |
---|
|
Sutradara | Emil Heradi |
---|
Produser | |
---|
Ditulis oleh | |
---|
Berdasarkan | Selamat oleh Teuku Rifnu Wikana |
---|
Pemeran | |
---|
Penata musik | Yovial Tri Purnomo Virgi |
---|
Sinematografer | Anggi Frisca |
---|
Penyunting |
- Kelvin Nugroho
- Sentot Sahid
|
---|
Perusahaan produksi | |
---|
Tanggal rilis | 6 April 2017 |
---|
Durasi | 139 menit |
---|
Negara | Indonesia |
---|
Bahasa | Indonesia |
---|
Penghargaan
|
Festival Film Indonesia 2017
|
- Film Terbaik
- Pemeran Utama Pria Terbaik: Teuku Rifnu Wikana
- Skenario Adaptasi Terbaik: Teuku Rifnu Wikana & Rahabi Mandra
- Editing Terbaik: Kelvin Nugroho & Sentot Sahid
- Tata Rias Terbaik: Cherry Wirawan
- Tata Busana Terbaik: Gemailla Gea Geriantiana
|
Night Bus adalah sebuah film thriller kriminal Indonesia tahun 2017 disutradarai oleh Emil Heradi. Film ini ditulis oleh Teuku Rifnu Wikana bersama Rahabi Mandra berdasarkan cerpen berjudul Selamat karya Teuku Rifnu Wikana [1], dan diproduseri oleh Teuku Rifnu Wikana bersama Darius Sinathrya.
Pada Festival Film Indonesia 2017 film ini mendapatkan 11 nominasi, dan berhasil memenangkan 6 penghargaan, termasuk Film Terbaik dan Aktor Terbaik untuk Teuku Rifnu Wikana.
Sinopsis
Film ini mengisahkan tentang sebuah bus yang melaju menuju Sampar, sebuah kota yang terkenal kaya akan sumber daya alamnya dan dijaga ketat oleh sekelompok tentara yang siap siaga melawan para militan pemberontak yang menuntut kemerdekaan atas tanah kelahiran mereka. Setiap penumpang bus ini memiliki tujuannya masing-masing. Pada awalnya mereka berpikir bahwa ini akan menjadi perjalanan menuju daerah konflik seperti biasa, tetapi tanpa mereka sadari ada penyusup yang membawa pesan penting yang harus di sampaikan ke Sampar. Pesan penting ini dapat mengakhiri konflik yang terjadi. Namun kehadiran penyusup ini membahayakan semua penumpang, karena dia dicari oleh kedua pihak yang tengah bertikai. Situasi menjadi semakin menegangkan ketika semua orang harus memperjuangkan hidupnya di sela-sela desingan peluru. Ditambah lagi, mereka juga harus menghadapi pihak lain yang justru tidak menginginkan konflik berakhir, yakni para kaum oportunis, pemelihara konflik karena mereka hidup dari konflik. Tidak ada yang tahu, siapa yang akan mati dan siapa yang akan tetap hidup.[2]
Pemeran
Produksi
Ingin membuat nuansa baru dalam dunia perfilman Indonesia, Teuku Rifnu Wikana dan Darius Sinathrya memberanikan diri untuk membuat film thriller berjudul Night Bus, yang mengambil cerita konflik separatis dan kemanusiaan. Film ini merupakan adaptasi dari cerpen Selamat yang ditulis Teuku Rifnu Wikana. Cerpen Selamat sendiri terinspirasi dari pengalaman Rifnu ketika melakukan perjalanan ke daerah konflik.
Penayangan
Ketika rilis di bioskop, jumlah penonton film ini ternyata sangat sedikit, yakni total hanya sekitar 20.000 selama masa peredarannya, membuat film ini harus turun layar.[3]
Penghargaan dan Nominasi
Referensi
Pranala luar