Apum adalah suatu kerajaan Amori yang pernah ada di lembah hulu Kebar, timur laut Suriah modern. Kerajaan tersebut terlibat dalam perjuangan politik dan militer yang menguasai paruh pertama abad ke-18 SM dan mengarah pada pembentukan Kerajaan Babel. Apum dicaplok ke Babel pada tahun 1728 SM dan sejak itu menghilang dari catatan.
Sejarah
Mayoritas penduduk kerajaan adalah bangsa Amori.[1] Awalnya, Apum adalah kota kecil yang mungkin terletak di sekitar Qamishli modern.[2] Kerajaan itu dibuktikan secara tertulis untuk pertama kalinya dalam prasasti yang ditemukan di Mari, Suriah (k. 1774 SM).[3] Pada saat pengesahannya, Apum sudah menguasai ibu kota Asyur lama yaitu Shubat-Enlil yang menjadi ibu kota Apum.[4] Pada tahun 1771 SM, Apum menerima peringatan dari raja Mari bernama Zimri-Lim mengenai serangan oleh Eshnunna, tetapi, penduduk Apum tidak dapat melawan dan ibu kota mereka diduduki oleh pasukan penyerang.[3]
Setelah keberangkatan pasukan utama Eshnunna, raja Apum bernama Zuzu menjadi bawahan Eshnunna dan dipercayakan untuk memimpin garnisun Eshnunna.[3] Segera setelah itu, Apum diserang oleh kerajaan tetangga yaitu Qattara yang menduduki ibukota,[4] tetapi diusir oleh pasukan Eshnunna.[5] Setelah itu, Apum dikuasai oleh bangsa Elam yang dipimpin oleh seorang jenderal bernama Kunnam, yang berbagi kekuasaan dengan raja Apum bernama Haya-Abum, yang merupakan pengikut Mari.[3][4] Pasukan Elam pergi pada tahun 1765 SM,[6] dan ibu kota Apum diserbu oleh kerajaan Andarig.[4][7] Namun, dapat dipastikan bahwa pada 1750 SM, dinasti Apum memegang kendali penuh atas ibu kotanya,[8] setelah persekutuan dengan kerajaan Kurda yang mengusir orang-orang Andarig keluar.[6] Apum berakhir setelah diserang oleh Babel yang dipimpin oleh Raja Samsu-Iluna pada 1728 SM.[8]
Penguasa
Referensi