Antequera
Antequera (pengucapan bahasa Spanyol: [anteˈkeɾa]) merupakan sebuah kota dan munisipalitas di Comarca de Antequera, provinsi Málaga, bagian dari Komunitas otonom Andalusia, Spanyol. Kota ini dikenal sebagai "jantung Andalusia" (el corazón de Andalucía) karena lokasinya yang terpusat di antara Málaga, Granada, Córdoba, dan Sevilla. The Situs Dolmen Antequera merupakan situs Warisan Dunia UNESCO. Pada 2011, Antequera memiliki populasi sebanyak 41.854 jiwa. Kota ini mencakup luas 749,34 km2 dengan kepadatan penduduk sebanyak 55,85 jiwa/km2, dan beerada di ketinggian 575 meter. Antequera merupakan kota yang terpadat dan luas terbesar di provinsi Málaga. Kota ini merupakan kota terbesar ke-22 di Spanyol.[3] Kota ini berlokasi 45 km dari Málaga dan 115 km dari Córdoba. Kota-kota ini terhubung dengan kereta berkecepatan tinggi dan jalan tol A-45. Antequera berjarak 160 km dari Sevilla dan 102 km dari Granada, yang terhubung dengan jalan tol A-92 dan akan terhubung dengan Rel Sumbu Melintang berkecepatan tinggi dalam waktu dekat.[4] Karena posisi stategisnya dalam hal transportasi dan komunikasi, dengan empat bandara yang berlokasi sekitar satu jam perjalanan dan kereta yang berjalan dari Pelabuhan Algeciras, Antequera berperan sebagai pusat logistik transportasi yang penting, dengan beberapa kawasan industri, dan Pusat Logistik Andalusia (Centro Logístico de Andalucía) yang baru.[5] Selain itu, Vega de Antequera, diairi oleh sungai Guadalhorce, yang merupakan daerah pertanian subur yang menyediakan sereal, minyak zaitun, dan sayuran yang melimpah.[6] Cagar alam El Torcal, yang terkenal dengan batuan gampingnya yang tidak stabil, membentuk salah satu lanskap karst terpenting di Eropa.[7] Tempat ini memiliki warisan arkeologi dan arsitektur yang luas, yang ditandai dengan dolmen Menga, Viera, dan El Romeral,[8] dan banyak gereja, biara, dan istana dari periode-periode berbeda dan dalam gaya yang berbeda. Antequera berperan dalam kebangkitan nasionalisme Andalusia: kota ini merupakan tempat penyusunan Konstitusi Federal Antequera pada 1883, dan juga yang disebut Pakta Antequera pada 1978, yang berujung pada tercapainya otonomi bagi Andalusia.[9] Kota ini dianggap sebagai bakal markas dari pemerintahan Andalusia, tapi kalah suara dari yang mendukung Sevilla.[10] GeografiIkhtisarAntequera terletak 47 km di utara kota Málaga di jalan tol A45, di kaki pegunungan El Torcal dan Sierra de la Chimenea, 575 m di atas permukaan laut. Kota ini menempati posisi komando yang menghadap ke lembah subur yang berbatasan ke selatan oleh Sierra de los Torcales, dan ke utara oleh Sungai Guadalhorce. Dengan luas 817 km², munisipalitas ini merupakan wilayah terbesar di provinsi Málaga dan salah satu dari yang terbesar di Spanyol. Populasi kota ini adalah 41.197 jiwa (sensus 2002). Air asin Fuente de Piedra Lagoon, yang merupakan salah satu dari beberapa habitat flamingo besar di Eropa, dan formasi batu gamping di El Torcal, sebuah cagar alam dan tempat populer bagi para pendaki yang berada di dekatnya. Di seberang Guadalhorce merupakan Peña de los Enamorados, ("The Lovers' Rock"), dinamakan dari legenda dua kekasih muda Moor dari klan rival yang menjatuhkan diri mereka dari tebing saat dikejar oleh ayah gadis itu dan anak buahnya. Legenda romantis ini diadaptasi oleh penyair asal Inggris Robert Southey untuk karyanya yang berjudul Laila and Manuel, di mana kekasih itu merupakan seorang gadis Muslim dan budak ayahnya yang beragama Kristen. MunisipalitasAntequera berbatasan dengan munisipalitas Humilladero, Mollina, Alameda, Benamejí (Provinsi Córdoba), Cuevas Bajas, Sierra de Yeguas, Fuente de Piedra, Campillos, Villanueva de Algaidas, Archidona, Villanueva del Rosario, Ardales, Colmenar, Casabermeja, Villanueva de la Concepción, Almogía, Valle de Abdalajís dan Álora. Wilayah munisipal ini meliputi desa Bobadilla, Cañadas de Pareja, Cartaojal, Colonia de Santa Ana, La Higuera, La Joya, Los Llanos, Los Nogales, dan Villanueva de Cauche.[11] SejarahPrasejarahDi pinggiran utara kota terdapat dua gundukan pemakaman Zaman Perunggu (timbunan tanah atau dolmen), yaitu Dólmen de Menga[12] dan Dólmen de Viera, berasal dari milenium ketiga SM. Tempat tersebut merupakan struktur terbesar di Eropa. Dólmen de Menga yang lebih besar berdiameter 25 meter dan tinggi 4 meter, dan dibangun dengan 32 megalit, dengan berat terbesar sekitar 180 ton. Setelah membangun ruangan (yang mungkin dipersembahkan sebagai makam keluarga penguasa) dan jalan menuju pusatnya, struktur batu tersebut ditutupi dengan tanah dan dibangun membentuk bukit yang bertahan hingga saat ini. Saat makam dibuka dan diperiksa pada abad ke-19, para arkeologis menemukan kerangka ratusan orang di dalamnya. Dólmen del Romeral, yang berasal dari sekitar 1800 SM, berada di luar kota. Banyak batu yang lebih kecil digunakan dalam pembangunannya. Los Silillos, sebuah desa prasejarah Zaman Perunggu ditemukan beberapa kilometer di utara Antequera.[13] Dari abad ketujuh SM, wilayah ini ditempati oleh bangsa Iberia, yang melakukan kontak budaya dan ekonomi dengan bangsa Fenisia dan Yunani ditunjukkan oleh banyak penemuan arkeologi. Pada pertengahan milenium pertama SM, bangsa Iberians bercampur dengan pendatang dari bangsa Kelt (lihat Suku Keltiberia) dan dengan peradaban Tartessos dari Spanyol Selatan. [butuh rujukan] Kompleks dolmen Menga, Viera, dan Romeral tercatat sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2016 atas nama "Situs Dolmen Antequera". Manifestasi untuk pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization, UNESCO) juga termasuk Peña de los Enamorados (Batu Pecinta) dan El Torcal.[14] Sejarah kunoKota ini dikenal oleb bangsa Romawi Kuno sebagai Anticaria atau Antiquaria.[15] Kota ini terbentang di tanah suku Tartessos dan penerusnya suku Turdetani, peradaban termaju di Iberia prasejarah. Iberia Kartago berkembang di sepanjang pesisir dari abad keenam SM, dengan pelabuhan Malaca (Málaga) di pesisir Anticaria. Suku Kartago berkembang ke pedalaman di bawah pemerintahan Hamilcar Barca pada dekade 230-an SM setelah Kartago kehilangan Sicilia selama Perang Punik I. Republik Romawi perlahan menaklukkan Hispania Timur dalam Perang Punik II, memperkuat kekuasaannya dengan kemenangan di Ilipa oleh Scipio Afrikanus pada 206 SM. Wilayah itu diserahkan oleh suku Kartago pada 201 SM dan wilayah Anticaria diatur sebagai Hispania Ulterior pada 197 SM. Pada tahun itu, suku Turdetani memberontak, tetapi diredam beberapa tahun kemudian oleh legiun di bawah kekuasaan Marcus Porcius Cato. Wilayah ini kemudian diromanisasikan dengan banyak koloni yang dibentuk di sekitarnya. Rencana jalan saat ini sebagian besar mengikuti rencana kota Romawi.[butuh rujukan] Setelah keberhasilan Agrippa dalam menekan suku Kantabri di Spanyol utara, Hispania diatur kembali: Anticaria kemudian membentuk bagian dari Hispania Baetica. Di bawah kekuasaan bangsa Romawi, Anticaria sangat terkenal dengan minyak zaitunnya yang berkualitas tinggi.[butuh rujukan] Penduduk Spanyol yang menjadi penganut Kristen meningkat setelah abad kedua. Selama runtuhnya Kekaisaran Romawi, wilayah Anticaria jatuh ke tangan Vandal Siling yang menganut paganisme pada dekade 410-an. Setelah diserang oleh suku Visigoth, mereka secara sukarela menyerahkannya kepada Gunderic dari Vandal Hasding dan Alan barat pada 419. Saudara tirinya Genseric meneruskannya, dengan selanjutnya memindahkan rakyatnya ke Afrika. Spanyol kemudian didominasi oleh Kerajaan Visigoth, yang berpindah keyakinan ke Kristen Arianisme. Abad pertengahanInvasi bangsa Arab ke semenanjung Iberia dimulai pada tahun 711 di bawah pemerintahan Tariq bin Ziyad. Anticaria ditaklukkan sekitar tahun 716 dan menjadi bagian dari Kekhalifahan Umayyah dengan nama Madinah Antaquira[butuh rujukan] (Bahasa Arab untuk "Kota Antaquira"). Umayyah Spanyol secara formal merupakan Muslim, tetapi secara luas (meski tidak sepenuhnya), toleran terhadap agama lain. Di tengah Reconquista, koalisi raja-raja Kristen mengusir Muslim dari Spanyol Tengah dalam Pertempuran Las Navas de Tolosa. Dalam beberapa tahun berikutnya, Muwahhidun dikalahkan dan kekuatan al-Andalus sangat berkurang. Madinah Antaquira, yang pada waktu itu berpopulasi sekitar 2.600, menjadi salah satu kota utara dari sisa Banu Nashri dari Granada dan kota perbatasan yang penting. Untuk bertahan dari serangan pasukan Katolik Spanyol dari kerajaan utara, benteng dibangun dan sebuah kastel Moor didirikan menghadap kota. Selama sekitar 200 tahun, Madinah Antaquira diserang secara berulang. Pada 16 September 1410, setelah pertempuran yang berlangsung hampir 4 bulan, kota ini diserahkan kepada tentara Kastilia yang dipimpin oleh infante Ferdinand dari Trastámara.[16][15][n. 1] Populasi Muslim dipaksa meninggalkan rumah mereka dengan pergi ke Archidona dan Granada.[17] Setelah mengikuti perintah, mereka menyerahkan kastel dan budak Kristen dengan dengan imbalan disediakan binatang beban untuk membawa barang-barang mereka ke luar kota.[18] Selama dua hari, mereka mampu menjual properti mereka.[18] 895 pria, 770 wanita, dan 863 anak meninggalkan kota.[19] Penempatan untuk populasi Kristen yang baru ditugaskan kepada Rodrigo de Narváez.[18] Setelah penaklukan dan hingga tahun 1487, Antequera dikaitkan dengan Seville dari sudut pandang gerejawi.[18] Kota ini menjadi bagian dari Kerajaan Sevilla,[20] suatu wilayah dari Kerajaan Kastila. Pada 20 Februari 1448,[21] meskipun sebelumnya ada keengganan untuk mengambil tindakan berbahaya di kota yang relatif besar, Juan II memberikan Antequera keistimewaan homicianos,[22] dengan memudahkan persyaratan bagi penyelesaian pelaku kejahatan yang memohon pengampunan. Meski terjadi pertumbuhan demografi di Antequera, suatu perbatasan yang baru-baru ini terancam oleh kampanye militer yang dilakukan oleh Muhammad X di daerah tersebut,[23] tidak membaik secara substansial.[24] Pada 1477 situasi menjadi kritis. Nasrids mencoba menaklukkan kota, merusak tanaman, dan membakar perumahan.[25] Kota ini berperan sebagai basis militer utama selama Perang Granada.[26] Populasi melonjak setelah penaklukan Málaga oleh penguasa monarki Katolik pada tahun 1487 (dan penaklukan Granada berikutnya pada tahun 1492), karena kekhawatiran tentang ketidakamanan militer ditinggalkan pada masa lalu.[27] Sejarah modern awalSepanjang abad ke-16, Antequera yang menikmati vega sekitar yang kaya dan diirigasi oleh Guadalhorce, dikenal sebagai pusat produksi sereal, dan merupakan kunci dalam penyediaan makanan di Málaga.[28] Struktur ekonomi kota bergeser dari ekonomi yang berfokus pada militer di perbatasan menjadi penguatan peran pertanian pada awal abad ke-16..[29] Antequera menjadi sebuah kota komersil yang penting di persimpangan antara Málaga di selatan, Granada di timur, Córdoba di utara, dan Sevilla di barat. Karena lokasinya, pertaniannya yang subur, dan hasil karya para pengrajinnya, semuanya berkontribusi kepada pertumbuhan budaya di kota ini, sehingga Antequera disebut sebagai "Jantung Andalusia" pada awal abad ke-16. Selama waktu itu tata ruang kota juga berubah. Masjid dan rumah dirobohkan, dan gereja dan rumah baru dibangun di tempat yang sama. Gereja tertua di Antequera, Iglesia San Francisco dari Gotik akhir, dibangun pada sekitar tahun 1500. Pada tahun 1504, universitas humanis Real Colegiata de Santa María la Mayor dibentuk dan menjadi tempat bertemunya beberapa penulis dan cendekiawan penting dari Renaisans Spanyol. Sebuah sekolah penyair muncul sepanjang abad ke-16 dengan menghasilkan penyair seperti Pedro Espinosa, Luis Martín de la Plaza, and Cristobalina Fernández de Alarcón. Sebuah sekolah patung memproduksi seniman yang dipekerjakan terutama pada banyak gereja yang dibangun, dan diminta di Sevilla, Málaga, dan Córdoba serta wilayah sekitarnya. Gereja-gereja yang baru dibangun meliputi San Sebastián di pusat kota dan merupakan gereja terbesar dan paling indah di kota ini, Real Colegiata de Santa María, dengan façade manneris yang didekorasi dengan kaya. Lebih banyak gereja dan biara yang terus dibangun hingga abad ke-18 (saat ini terdapat 32 di kota ini), seperti halnya istana untuk kaum bangsawan dan warga yang lebih kaya dalam gaya Barok Spanyol. Kemakmuran Antequera perlahan mendekati akhir pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18. Spanyol harus menerima kekalahan dari koloninya di Amerika dan kalah dalam beberapa konflik militer yang krusial di Eropa. Hal itu mengakibatkan krisis ekonomi yang mendalam, yang pada sebagian wilayah negara ini, menyebabkan rakyaknya kembali melakukan barter. Gereja, kaum bangsawan, dan kelas menengah ke atas — para pemilik tanah besar — yang telah menjadi klien dan sponsor dari seni kreatif, kehilangan sebagian besar keberuntungan mereka dan tidak mampu membangun lebih banyak gereja atau istana. Sejarah modern akhirMulai pertengahan abad ke-18, Spanyol melakukan beberapa reformasi, khususnya reformasi kepemilikan tanah dan pengurangan kekuasaan Gereja (pengusiran para Yesuit pada tahun 1767) yang menciptakan pemulihan ekonomi yang lambat. Di Antequera, produksi tekstil menjadi industri utama.[butuh rujukan][diragukan ] Pada 1804, demam kuning menyebabkan kemunduran, serta Peperangan era Napoleon yang terjadi tak lama setelahnya. Pada 1960-an, Costa del Sol di dekatnya berkembang menjadi tempat wisata internasional dan Antequera mengalami peningkatan ekonomi kembali. Saat ini, kota ini merupakan pusat wisata dan budaya yang penting, baik secara nasional dan juga secara regional. Pemandangan utamaArsitektur religius
Bangunan lainnya
Museum kota ini menampung sekitar 80% dari semua pusaka seni di provinsi Málaga, yang menjadikannya salah satu pusat budaya Andalusia. Di pinggiran kota bagian timur terdapat salah satu gundukan pemakaman terbesar di Spanyol yang berasal dari Zaman Perunggu, dan dengan ruangan bawah tanah yang digali hingga kedalaman kira-kira 20 m. Lihat Dólmen de Menga. EkonomiSecara historis, ekonomi wilayah ini bergantung pada produksi dan pengolahan produk pertanian (zaitun, biji-bijian, dan wol), serta manufaktur mebel. Pada pertengahan abad ke-19, kota ini menghasilkan flanel, kertas, kulit, sutra, dan sabun serta dilakukan perdagangan besar dengan biji-bijian, buah-buahan, minyak zaitun, dan marmer yang digali secara lokal.[15] Industri gula yang besar dibentuk pada tahun 1890. Pada Perang Dunia I, kota ini membangun rel kereta Bobadilla–Granada dan tekstil dari wol diproduksi. Namun, pengusaha utama di wilayah tersebut tetap terlibat dalam produksi dan perdagangan biji-bijian, buah-buahan, minyak zaitun, dan wine.[31] Industri tekstil runtuh pada awal abad ke-20.[butuh rujukan] Saat ini, pariwisata merupakan industri utama dan terdapat peningkatan jumlah pengunjung internasional. TransportasiAntequera memiliki dua stasiun kereta: Antequera-Ciudad yang merupakan tempat perberhentian untuk kereta Media Distancia antara Sevilla dan Almería; serta Antequera-Santa Ana yang melayani Jalur kereta berkecepatan tinggi Antequera–Granada high-speed rail line dan Jalur kereta berkecepatan tinggi Madrid–Málaga. Tokoh terkenal
Kota saudara
Catatan
ReferensiKutipan
Daftar Pustaka
Pranala luarWikiwisata memiliki panduan wisata Antequera. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Antequera.
|
Portal di Ensiklopedia Dunia