Akra (benteng)

Akra
Suatu penggalian arkeologi
Penggalian di lapangan parkir Givati dan usulan reruntuhan Akra.
Nama alternatifAκρα atau חקרא
LokasiYerusalem
Koordinat31°46′28.37″N 35°14′6.94″E / 31.7745472°N 35.2352611°E / 31.7745472; 35.2352611
JenisBenteng
Sejarah
PendiriAntiokhos IV Epifanes
BahanBatu
DidirikanAbad ke-2 SM
DitinggalkanAbad ke-2 SM
PeriodeHelenistik
Catatan situs
Tanggal ditemukan1960-an, 1970-an, 2010-an -an
ArkeologBenjamin Mazar (untuk lokasi Ofel).
Doron Ben-Ami, Yana Tchekhanovets, Salome Cohen (untuk lokasi lapangan parkir Givati)
KondisiReruntuhan
Akses umumYes

Akra (bahasa Ibrani: חקרא‎ atau חקרה, bahasa Yunani Kuno: Ἄκρα; bahasa Inggris: Acra) adalah kompleks benteng di Yerusalem yang dibangun oleh Antiokhos IV Epifanes, penguasa Kekaisaran Seleukia, setelah ia merebut kota itu pada tahun 168 SM. Benteng ini memainkan peran penting dalam peristiwa-peristiwa terkait Pemberontakan Makabe dan pembentukan Kerajaan Hashmonayim. Bangunan itu dihancurkan oleh Simon Makabe dalam salah satu pertempurannya.

Lokasi tepat Akra telah menjadi diskusi panjang karena bernilai penting untuk memahami Yerusalem zaman Helenistik. Para sejarawan dan arkeolog mengusulkan berbagai kemungkinan situs benteng tersebut di sekitar Yerusalem, terutama mengandalkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari bukti tulisan-tulisan kuno. Pendekatan ini mulai berubah setelah dilakukan penggalian yang dimulai pada akhir tahun 1960-an. Penemuan-penemuan baru dari penggalian-penggalian tersebut telah mendorong pengkajian ulang dari sumber-sumber sastra kuno, geografi Yerusalem dan artefak yang sebelumnya pernah ditemukan. Yoram Tsafrir menafsirkan sambungan tembok bangunan di sudut tenggara platform Bukit Bait Suci sebagai petunjuk lokasi Akra. Selama penggalian oleh Benjamin Mazar tahun 1968 dan tahun 1978 yang berdekatan dengan dinding selatan Bukit Bait Suci itu, ditemukan ciri-ciri khas yang mungkin terhubung dengan Akra, termasuk ruangan-ruangan seperti barak dan cistern (reservoir air bawah tanah) besar. Pada bulan November 2015, Israel Antiquities Authority mengumumkan kemungkinan penemuan Akra di lokasi yang berbeda, di barat daya Bukit Bait Suci dan barat laut Kota Daud.

Istilah Yunani Kuno akra digunakan untuk menggambarkan sejumlah struktur benteng pada periode Helenistik. Akra di Yerusalem ini sering disebut Akra Seleukia (Seleucid Acra) untuk membedakannya dari "Ptolemaic Baris" yang juga dianggap berupa suatu akra dan dari kwartir lain di Yerusalem yang di kemudian hari juga mewarisi nama "Akra" ("Acra").

Sejarah

Latar belakang

Setelah kematian Aleksander Agung pada tahun 323 SM, Yudea diperebutkan oleh Kerajaan Ptolemaik di Mesir, dan Kekaisaran Seleukia yang berbasis di Suriah dan Mesopotamia. Kemenangan kaisar Seleukia, Antiokhos III, atas Mesir dalam Pertempuran Panium membawa Yudea ke dalam kekuasaan Seleukia. Orang Yahudi penduduk Yerusalem telah membantu Antiokhos selama pengepungan Baris, markas garnisun tentara Mesir yang berkubu di Yerusalem.[1] Dukungan mereka dihargai dengan suatu piagam yang menegaskan otonomi agama Yahudi, termasuk pembatasan orang asing dan hewan najis dari area sekitar Bait Suci, dan alokasi dana resmi untuk pemeliharaan ritual keagamaan tertentu di Bait Suci.[2] Meskipun diizinkannya kebebasan beragama, banyak orang Yahudi tertarik dengan dan mengadopsi unsur-unsur bergengsi dan berpengaruh dari gaya hidup Yunani. Budaya imperial menawarkan rute ke jalur politik dan kemajuan materi, dan ini menyebabkan pembentukan kaum elit Helenistik di antara penduduk Yahudi. Helenisasi ini menghasilkan ketegangan antara orang Yahudi yang taat akan agamanya dan saudara-saudara mereka yang telah berasimilasi dengan kebudayaan Yunani.[3]

A robed woman raises her hands in grief over dead bodies strewn across the steps of a pedimented temple while a seated man holding a scepter sits and observes from the background
Karya Antonio Ciseri Kemartiran Makabe (1863), yang menggambarkan sebuah episode penganiayaan oleh Antiokhos IV (duduk) terhadap orang-orang Yahudi.

Antiokhos IV Epifanes naik tahta Seleukia pada tahun 175 SM. Tak lama kemudian, Epifanes diminta oleh Jason untuk mengangkatnya sebagai Imam Besar Israel — jabatan yang diduduki oleh saudaranya, Onias III. Jason, seorang Helenis menyeluruh, juga berjanji untuk meningkatkan upeti yang dibayarkan oleh kota itu dan untuk membangun dalam infrastrukturnya suatu Polis (kota) Yunani, termasuk sebuah gimnasium dan ephebion.[4] Petisi Jason itu dikabulkan, namun setelah 42 bulan memerintah ia digulingkan oleh Antiokhos dan terpaksa melarikan diri ke Amon.[5][6] Sementara itu, Antiokhos IV telah meluncurkan dua invasi ke Mesir, pada tahun 170 SM dan lagi pada tahun 169 SM, dan mengalahkan tentara Ptolemaios.[7][8][9] Kemenangan Antiokhos itu berumur pendek. Keinginannya untuk menyatukan kerajaan Seleukia dan Ptolemaik menguatirkan negara Romawi yang sedang berkembang pesat, yang menuntut agar dia memundurkan pasukannya dari Mesir.[10] Ketika Antiokhos sibuk di Mesir, desas-desus palsu tersebar di Yerusalem bahwa ia telah dibunuh. Dalam ketidakpastian itu, Jason mengumpulkan kekuatan 1.000 pengikut dan berusaha untuk mengambil alih Yerusalem dengan kekerasan. Meskipun serangan itu dipukul mundur, ketika kabar pertempuran mencapai Antiokhos di Mesir, ia menduga orangnya di Yudea itu memanfaatkan kekalahannya sebagai kesempatan untuk memberontak. Pada tahun 168 SM, Antiokhos IV memasuki dan menjarah Yerusalem, menjarah perbendaharaan Bait Suci dan membunuh ribuan warga.[11][12][13] Membalikkan kebijakan ayahnya, Antiokhos IV mengeluarkan dekrit melarang ritus tradisional Yahudi dan menganiaya orang Yahudi yang taat beribadah. Ritual di Bait Suci dihentikan, peringatan Sabat Yahudi dilarang, dan sunat dijadikan pelanggaran hukum.[14][15]

Konstruksi

Untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya pada kota itu, memantau peristiwa di Bukit Bait Suci dan menjaga fraksi Helenis di Yerusalem, Antiokhos menempatkan satu garnisun Seleukia di kota itu:[16]

Maka mereka membangun Kota Daud dengan tembok yang besar dan kuat, dan dengan menara-menara kuat, dan menjadikannya suatu benteng [Yunani: Akra] bagi mereka: Dan mereka menempatkan di sana suatu bangsa yang berdosa, orang-orang jahat, dan mereka membentengi diri di sana: dan mereka menimbun senjata, dan victual, dan mengumpulkan jarahan-jarahan Yerusalem; Dan meletakannya di sana: dan mereka menjadi suatu jerat besar. Dan ini adalah tempat untuk mengintai terhadap tempat kudus, dan suatu iblis jahat di Israel.
— 1 Makabe 1:35–38.[17]

Nama "Akra" ("acra") berasal dari bahasa Yunani, akropolis bermakna tempat berkubu besar yang mengawasi suatu kota. Di Yerusalem, kata itu melambangkan paganisme anti-Yahudi: benteng "orang fasik dan jahat". Mendominasi baik kota maupun pedesaan sekitarnya, benteng itu tidak hanya dihuni oleh suatu garnisun Yunani tapi juga oleh orang Yahudi sekutu mereka.[18]

Penindasan kehidupan agamawi Yahudi oleh Seleukia menghadapi perlawanan yang cukup besar di kalangan penduduk asli. Sementara Antiokhos sibuk di timur selama tahun 167 SM, seorang imam pedesaan, Matatias dari Modi'in, menyulut pemberontakan terhadap kekaisaran.[19] Baik administrasi Seleukia dan fraksi lokal Helenis gagal untuk memahami besarnya pemberontakan itu. Pada tahun 164 SM Yudas Makabe membebaskan Yerusalem dan menahbiskan kembali Bait Suci. Meskipun kota sekitarnya telah jatuh, Akra dan penduduknya tetap bertahan. Makabe mengepung benteng itu, di mana penduduknya mengirim permintaan tolong kepada raja Seleukia (saat itu Antiokhos V). Sekelompok tentara Seleukia dikirim untuk memadamkan pemberontakan itu. Ketika mengepung Beth-Zur, Makabe dipaksa untuk meninggalkan pengepungan Akra dan bertempur menghadapi Antiokhos. Pada Pertempuran Beth Zakaria, Seleukia meraih kemenangan pertama mereka atas kaum Makabe, dan Makabe dipaksa untuk menarik diri.[20] Terhindar dari kapitulasi, Akra bertahan sebagai benteng Seleukia selama 20 tahun lebih dan selama itu telah menghalau beberapa upaya Hashmonayim untuk menggulingkan garnisun Yunani di sana.[21]

Kehancuran

Yudas mengepung Akra (Alba Alkitab, 1430)

Yudas tewas dalam 160 SM dan digantikan oleh saudaranya Yonatan, yang berusaha untuk membangun sebuah penghalang guna memotong pasokan kebutuhan hidup Akra. Yonatan sudah mengumpulkan tenaga kerja yang diperlukan untuk tugas itu ketika dia dipaksa menghadapi invasi tentara jenderal Seleukia, Diodotos Tryphon di Beth Shan (Scythopolis).[22][23] Setelah mengundang Yonatan untuk konferensi persahabatan, Tryphon menangkap dan membunuh Yonatan.[24] Yonatan digantikan oleh saudaranya yang lain, Simon, mengepung dan akhirnya merebut Akra  pada tahun 141 SM.[25]

Dua sumber memberikan informasi tentang nasib akhir Akra, meskipun catatan mereka bertentangan pada berbagai tempat. Menurut Yosefus, Simon meratakan Akra setelah mengusir penduduknya, dan kemudian menggali bukit tempat berdirinya supaya menjadi lebih rendah dari Bukit Bait Suci, membersihkan kota itu ingatan yang jahat dan ke depannya melarangnya untuk dihuni lagi oleh penduduk Yerusalem.[26] Catatan dalam 1 Makabe memberikan gambaran yang berbeda:

Dan Simon memerintahkan bahwa setiap tahun mereka merayakan hari ini dengan bersukacita. Ia memperkuat pertahanan bukit Bait Suci di sepanjang benteng [Yunani: Akra], dan ia dan orang-orangnya tinggal di sana.

— 1 Makabe 13:52.[27]

Dengan demikian dalam versi ini, Simon tidak segera menghancurkan Akra, melainkan menduduki dan bahkan mungkin telah tinggal di dalamnya. 1 Makabe tidak menyebutkan nasib akhirnya. Benteng itu telah dibangun sebagai sebuah pos pemeriksaan internal untuk memantau dan mengontrol Yerusalem dan penduduknya. Jika terletak di Kota Daud seperti yang disepakati oleh kebanyakan ahli, lokasi itu hanya akan sedikit menambah pertahanan Yerusalem terhadap ancaman eksternal. Mungkin telah tidak lagi digunakan dan telah dibongkar sekitar akhir abad ke-2 SM, setelah pembangunan Hasmonea Baris dan Istana Hashmonayim di kota atas Yerusalem.

Bezalel Bar-Kochva menawarkan berbagai teori: Akra masih berdiri pada tahun 139 SM ketika Antiokhos VII Sidetes menuntutnya kembali dari Simon, bersama dengan Jaffa dan Gezer, dua kota Helenis yang telah direbut oleh Simon.[28][29] Simon bersedia untuk membahas dua kota terakhir, tetapi tidak menyebutkan Akra.[30] Pada titik itu tampaknya ia telah menyegel nasibnya, sebagai cara untuk menghindari Seleukia di masa depan untuk menguasai Yerusalem. Dengan demikian, ketika Antiokhos VII mengalahkan kota itu selama pemerintahan Hyrkanos I, setiap tuntutannya dipenuhi—kecuali satu yaitu menuntut penempatan garnisun Seleukia di kota ini.[31] Hyrkanos mungkin telah mampu menolak, dan Antiokhos menggugurkan permintaan ini, karena tidak ada tempat lagi untuk menempatkan garnisun, karena Akra sudah tidak ada. Penjelasan ini menempatkan penghancuran Akra sekitar tahun 130-an SM.[32][33]

Lokasi

An old map superimposing historical features in relationship to the then-current walled Old City of Jerusalem with the southeast ridge labeled as, Akra or Lower City
Peta Yerusalem tahun 1903, mengidentifikasi Akra dengan seluruh bukit di sebelah tenggara.

Lokasi Akra penting untuk memahami bagaimana peristiwa-peristiwa berlangsung di Yerusalem selama perjuangan antara Makabe dan pasukan Seleukia.[34][35] Ini telah menjadi subyek perdebatan di kalangan ahli modern.[36] Keterangan kuno yang paling rinci mengenai hakikat dan lokasi Akra ditemukan dalam tulisan Yosefus, Antiquitates Iudaicae, di mana ia digambarkan sebagai berada di Kota Bawah, di atas sebuah bukit yang menghadap ke kompleks Bait Suci:

...dan ketika ia telah merobohkan tembok-tembok kota itu, ia membangun suatu benteng [Yunani: Akra] pada bagian bawah kota, karena tempat itu tinggi, dan memandang kepada Bait Suci; karenanya ia membentenginya dengan tembok-tembok dan menara-menara tinggi, dan menempatkan di dalamnya suatu garnisun Makedonia. Namun, dalam benteng itu berdiam bagian rakyat yang fasik dan jahat, dari mana terbukti bahwa penduduk mengalami kesusahan banyak dan pahit.

— Flavius Yosefus, Antiquitates Iudaicae 12:252–253[37]

Lokasi "di bagian bawah kota", yang di tempat lain disebut sebagai "Kota Bawah", pada zaman Yosefus (abad ke-1 M) diterima sebagai bagian perbukitan tenggara Yerusalem, pusat perkotaan asli yang secara tradisional dikenal sebagai Kota Daud. Terletak di sebelah selatan Bukit Bait Suci, daerah yang sekarang terekspos itu secara signifikan lebih rendah dari Bukit itu sendiri. Puncak bukitnya adalah sekitar 30 meter (98 ft) di atas permukaan tanah di bagian selatan dinding penahan ekpansi era Herodes di kemudian hari pada kompleks Bait Suci. Elevasi menurun ke selatan dari titik ini. Yosefus, seorang penduduk asli Yerusalem,[38] tentunya menyadari perbedaan ini, namun tetap mampu menjelaskannya dengan menggambarkan bagaimana Simon telah meratakan baik Akra dan bukit tempat berdirinya. Penelitian arkeologi di selatan Bukit Bait Suci, bagaimanapun, telah gagal untuk menemukan bukti apa pun penggalian skala besar seperti itu. Sebaliknya, penggalian di wilayah tersebut telah menemukan bukti substansial penghunian dari awal milenium pertama SM sampai ke zaman Romawi,[39] menimbulkan keraguan pada dugaan bahwa selama zaman Helenistik daerah itu secara signifikan lebih tinggi daripada zaman Yosefus atau bahwa sebuah bukit besar telah dibersihkan di sana. Hal ini menyebabkan banyak peneliti mengabaikan catatan Yosefus mengenai lokasi Akra, dan menyarankan beberapa lokasi alternatif. Sejak tahun 1841, ketika Edward Robinson mengusulkan daerah dekat Gereja Makam Kudus sebagai situs Akra, setidaknya ada sembilan lokasi berbeda di dalam dan di sekitar Kota Lama Yerusalem telah dikemukakan.[40][41]

Perbukitan Barat

Beberapa peneliti telah berusaha untuk menempatkan Akra di Kota Atas Yerusalem di perbukitan barat, sekitar daerah yang saat ini diduduki oleh Bagian Yahudi pada Kota Tua.[42] Proposisi ini berusaha untuk menemukan Akra dalam Antiochia, polis Helenistik yang didirikan di Yerusalem menurut 2 Makabe. Dugaan kota baru ini akan direncanakan menjadi hippodamik dan oleh karena itu akan diperlukan hamparan tanah datar yang hanya bisa disediakan oleh perbukitan barat. Selain itu, tepi timur dari bukit ini berdekatan dengan Bukit Bait Suci dan dengan ketinggian yang lebih tinggi—dua karakteristik yang dikaitkan dengan benteng Seleukia itu.

Para penentang usulan lokasi ini menunjukkan bahwa hanya ada sangat sedikit bukti-bukti arkeologi atau sejarah yang mendukung pembentukan polis Helenistik di dalam Yerusalem, apalagi berlokasi di perbukitan barat yang tampaknya jarang penduduknya selama periode Helenistik. Penggalian pada Bagian Yahudi sekarang menampilkan bukti-bukti tempat tinggal dari Periode Bait Pertama, serta pemukiman Hasmonean dan Herodes yang diperbarui, tapi sedikit bukti pemukiman Helenistik. Penelitian penyebaran pegangan amphora Rodos berstempel mengungkapkan bahwa lebih dari 95% pegangan ini ditemukan di Yerusalem, digali dari Kota Daud, menunjukkan kota itu belum diperluas ke perbukitan barat selama pendudukan Seleukia.[43] Selain itu, bagian bukit barat dipisahkan dari Bukit Bait Suci dan Kota Daud oleh Lembah Tyropoeon yang curam—kerugian taktis yang jelas untuk setiap pasukan yang mungkin telah diminta untuk campur tangan dalam peristwa-peristiwa dalam wilayah Bait Suci atau sektor timur Yerusalem yang padat penduduknya.

Sebelah Utara Bait Suci

Akra bukan benteng Helenistik yang pertama di Yerusalem. Sumber-sumber menunjukkan bahwa sebelumnya ada benteng, Ptolemaic Baris, juga telah menempati sebuah lokasi dengan pemandangan Bait Suci. Meskipun lokasi yang tepat Baris ini masih diperdebatkan, umumnya diterima telah berdiri di sebelah utara Bukit Bait Suci di situ yang kemudian diduduki oleh Benteng Antonia. Baris jatuh ke tangan Antiokhos III pada pergantian abad ke-2 SM dan absen dari semua catatan Pemberontakan Makabe. Meskipun ada narasi dibangunnya Akra dalam waktu yang sangat singkat, ia tetap cukup tangguh untuk bertahan dalam jangka waktu pengepungan yang lama. Faktor-faktor ini, ditambah dengan referensi di mana Baris itu sendiri disebut akra, menyebabkan beberapa orang menunjukkan bahwa Baris dan Akra pada kenyataannya struktur yang sama. Meskipun baik 1 Makabe dan Yosefus tampaknya menggambarkan Akra sebagai konstruksi baru, ini mungkin tidak benar. Antiquitates Iudaicae 12:253 dapat diterjemahkan untuk memberikan rasa bahwa "orang fasik atau orang jahat" telah "menetap" daripada "berdiam" di benteng, yang bisa diartikan bahwa Akra telah berdiri sebelum pemberontakan dan bahwa hanya garnisun Makedonia saja yang baru.[44]

Koen Decoster berpendapat Yosefus menulis "sebuah benteng di bagian bawah kota" bagi pembaca yang sudah akrab dengan Yerusalem pada abad ke-1 M — suatu kota yang memiliki dua benteng kuno: Benteng Antonia dan istana Herodes. Karena Yerusalem Romawi pada zaman Yosefus telah diperluas ke perbukitan barat yang lebih tinggi, "sebuah benteng di kota bawah" bisa menyebut lokasi apapun di timur Lembah Tyropoeon, termasuk Antonia yang berdiri di sebelah utara Bait Suci dan memang berdiri di atas dan mendominasi. Dalam pandangannya, ini adalah tempat yang seharusnya ada dalam pikiran Yosefus ketika ia menulis mengenai Akra.[45]

Para penentang lokasi utara membantah bahwa situs ini tidak didukung oleh sumber-sumber sejarah, dan bahwa ini akan menempatkan Akra jauh dari pusat populasi Yerusalem. Tidak seperti benteng pendahulu dan penerusnya, Akra tidak dimaksudkan sebagai pertahanan terhadap ancaman eksternal, melainkan untuk mengawasi bagian kota yang dihuni oleh orang Yahudi, peran yang tidak sesuai dengan lokasi di utara yang diusulkan.

Kompleks berkubu di Kota Daud

Sumber-sumber yang tersedia tidak menunjukkan Akra berdiri di sebelah selatan Bait Suci, dan karena Kitab 1 Makabe adalah catatan kontemporer pemberontakan Makabe, pernyataannya mengenai Akra (1:35-38) dianggap paling dapat diandalkan. Yosefus memberikan catatan yang dianggap kurang masuk akal mengenai kemungkinan diratakannya bukit tempat Akra berdiri, namun keterangan dari akhir Pemberontakan Besar (70 M) menyediakan bukti tambahan mengenai letak di sebelah selatan Bukit Bait Suci:

...tetapi keesokan harinya mereka menyalakan api pada penyimpanan arsip, pada Akra, pada rumah dewan, dan pada tempat yang disebut Ophlas (Ofel); pada waktu itu api tersulut sejauh istana ratu Helena, yang berada di tengah Akra;

— Flavius Yosefus, The Wars of the Jews 6:354[46]

Seperti bangunan lain yang disebutkan dalam catatan ini semua berdiri di selatan di Kota yang lebih Rendah, hal ini juga menempatkan Akra di sana. Catatan ini membuktikan kegigihan nama "Akra" untuk bagian Yerusalem ini bertahun-tahun setelah kekuasaan Helenistik berakhir dan benteng-benteng telah digulingkan, dan hal ini juga dapat dilihat sebagai tidak mengacu ke sebuah bangunan yang berbeda melainkan untuk seluruh wilayah kota. Memang, beberapa klausul dalam 1 Makabe dapat dibaca sebagai suatu pernyataan yang serupa:[47]

Sekitar 500 orang tentara Nikanor gugur, dan sisanya lari ke dalam kota Daud.

— 1 Makabe 7:32.[48]

Dan pada zamannya semua makmur dalam tangannya, sehinggal orang asing diusir ke luar dari negeri, demikian pula orang-orang dalam kota Daud di Yerusalem, yang telah membangun bagi mereka sendiri suatu benteng [Yunani: Akra] dari mana mereka mereka menajiskan lingkungan tempat suci dan menimbulkan kerusakan besar pada kesuciannya.

— 1 Makabe 14:36.[49]

Ini menunjukkan bahwa, setelah penjarahan Yerusalem oleh Antiokhos IV pada tahun 168 SM, setidaknya bagian Kota Daud di sebelah selatan Bukit Bait Suci dibangun sebagai daerah Helenistik berkubu di Yerusalem. Lebih dari sekadar citadel, tempat itu merupakan koloni Makedonia di mana orang Yahudi Helenis dan pendukung rezim baru tinggal. Hal ini juga didukung oleh bukti-bukti arkeologi, termasuk pegangan Rhodian amphorae dan 18 kotak kuburan yang ditemukan di lereng timur Kota Daud, di mana yang terakhir bertarikh awal abad ke-2 M, dan tidak lazim untuk praktik penguburan Yahudi pada era Bait Kedua, namun mirip dengan kuburan Helenistik lain yang dikenal seperti yang ditemukan di Akko (Ptolemais).[50][51]

Tetap merupakan suatu benteng

Large stones in a wall with a straight joint running vertically between masonry of two distinctive types
Sambungan sepanjang tembok timur Bukit Bait Suci memisahkan konstruksi Helenistik (kanan) dari konstruksi Herodes (kiri)
The long southern wall of Jerusalem's Temple Mount rises above two flights of stone steps between which are some low ruins
Tembok selatan Bukit Bait Suci dan reruntuhan suatu bangunan yang digali oleh Mazar dan diidentifikasi sebagai bagian Akra
Looking down into excavated layers of ancient buildings with a large, irregularly shaped plastered pool at the bottom
Cistern Ofel, mungkin reruntuhan Akra
Looking down into a large excavation site, a glacis, seen in cross section, rests against a wall to the left
Glacis terkait Akra digali pada tahun 2015 di lapangan parkir Givaty.

Meskipun nama "Akra" telah diterapkan untuk seluruh daerah Helenistik daripada hanya untuk sebuah "benteng", ada kemungkinan bahwa citadel (juga berarti "benteng") itu berdiri dalam kompleks sebagai markas garnisun Makedonia yang menghuninya. Adalah normal bagi kota Helenistik untuk berkubu pada atau dekat titik tertinggi dari daerah bertembok. Dengan demikian, apakah merupakan bagian dari enklave yang lebih besar atau independen dari sekitarnya, benteng itu mungkin berdiri di ujung utara dari Kota Daud, di sebelah selatan Bukit Bait Suci. Para arkeolog telah mencoba untuk menggunakan penemuan dari penggalian yang dilakukan di daerah itu untuk menempatkan benteng ini di lokasi yang tepat.

Yoram Tsafrir telah berusaha untuk menempatkan Akra bawah sudut tenggara komples Bukit Bait Suci.[52] Tsafrir menunjuk adanya jalur lurus vertikal di timur dinding batu kompleks sebagai bukti dari periode konstruksi yang berbeda. Garis utara ini ada pada bagian dinding yang dibangun dini dari blok ashlar besar. Blok ini memiliki sisi dengan margin ber-draft di sekitar bos menonjol dan terletak pada header homogen dan stretcher courses, satu di atas yang lain.[53] Gaya konstruksi Helenistik ini berbeda dari konstruksi Herodes yang terlihat jelas sambungannya di selatan. Meskipun tarikh yang tepat dari konstruksi ini dalam ketidakpastian, Tsafrir percaya itu adalah sisa-sisa landasan Akra yang kemudian dimasukkan ke ekstensi platform Bukit Bait Suci oleh Herodes Agung. Sebagai bukti lebih lanjut, Tzafrir juga menunjukkan kesamaan yang signifikan antara metode konstruksi dari sambungan utara, termasuk penggunaan batu berbentuk trapesium, dengan metode yang digunakan dalam kekaisaran Seleukia di kota Perga di Asia Kecil. 1 Makabe 1:30 mengatributkan pembangunan Akra kepada Apollonius, "kepala kolektor" Antiokhos III  (bahasa Ibrani: שר-המיסים‎, Sar Hamissim), yang tampaknya kesalahan penerjemahan atau gelar jabatan asli sebagai kepala (bahasa Ibrani: שר‎, Sar) dari kaum Mysian, orang-orang dari Asia Kecil.

Meir Ben-Dov percaya bahwa Akra berdiri tepat di sebelah selatan Gerbang Hulda pada dinding selatan platform Bait Suci Herodes. Benjamin Mazar dalam penggalian Ofel, daerah sebelah selatan sebagian dari platform, telah menemukan dasar-dasar dari struktur besar dan cistern besar, keduanya bertarikh periode Helenistik. Ini sementara diidentifikasi sebagai sisa-sisa Akra, dengan struktur, menampilkan deretan kecil kamar yang saling berhubungan, yang diyakini sebagai sisa-sisa barak. Ini telah dibongkar dan dibangun di atas selama periode Hasmonea, sesuai dengan deskripsi pada catatan Yosefus. Konstruksi Hasmonea itu pada gilirannya, diratakan untuk membuat alun-alun di depan gerbang utama platform Bait Suci selama renovasi Herodes.[54][55]

Beberapa waduk di bawah Bait Suci itu sendiri juga telah diusulkan sebagai kemungkinan sisa-sisa benteng kekaisaran Seleukia. Ini termasuk cistern berukuran 700.000 imperial galon (3.200.000 l; 840.000 US gal) berbentuk seperti huruf E, di sisi utara yang berdekatan dengan garis selatan wilayah Bukit Bait Suci yang diusulkan sebelum ekspansi Herodes.[56] Ini telah diidentifikasi sebagai "be'er haqar" atau "bor heqer" yang disebutkan dalam Mishnah, Erubin Tract 10.14,[57] dan umumnya diterjemahkan, mungkin salah, sebagai "sumur dingin".[58]

Bukti tambahan untuk keberadaan Akra mungkin datang dari suatu penemuan secara kebetulan, dipublikasikan oleh Shimon Appelbaum, dari prasasti Yunani terfragmentasi di Kota Lama Yerusalem. Prasasti itu berupa sebuah fragmen bagian atas sebuah prasasti batu yang berisi semacam sumpah tentara yang ditempatkan di Akra, meskipun pembacaan nama "Akra" dalam teks masih diperdebatkan.[59]

Penemuan tahun 2015

Pada bulan November 2015 dan Israel Antiquities Authority mengumumkan kemungkinan penemuan Akra. Menurut arkeolog Doron Ben-Ami, Yana Tchekhanovets dan Salome Cohen, penggalian di lapangan parkir Givati yang berdekatan dengan Kota Daud, telah mengungkap sebuah kompleks terdiri dari kamar dan dinding benteng yang mereka identifikasikan sebagai Akra. Ini menempatkannya sedikit ke selatan dari lokasi sebelumnya yang disarankan pada Ofel. Penemuan meliputi fortifikasi tembok, menara berukuran 4 x 20 meter, dan suatu glacis. Anak-anak panah perunggu, batu umban timbal dan batu-batu Ballista yang digali di situs ini, dicap dengan suatu trisula, lambang Antiokhos IV Epifanes. Ini adalah indikasi sifat militer situs tersebut dan upaya-upaya untuk merebutnya. Penggalian juga menemukan mata uang koin dari pemerintahan Antiokhos IV sampai Antiokhos VII, serta banyak pegangan amphora Rodos berstempel.[60][61]

Lokasi Givati itu telah dipertanyakan karena terletak di atas bukit yang terlalu rendah untuk mengawasi Bukit Bait Suci, sebagaimana yang dijelaskan dalam sumber-sumber sastra.[62]

Pustaka

Referensi

  1. ^ Yosefus, Antiquitates Iudaicae 12:133–138
  2. ^ Yosefus, Antiquitates Iudaicae 12:138–146
  3. ^ Goodman (2010), pp. 60–67.
  4. ^ Kitab 2 Makabe, 4:7–9
  5. ^ Kitab 2 Makabe, 4:23,26
  6. ^ Schiffman (1991), pp. 73–74.
  7. ^ Kitab 2 Makabe, 5:1
  8. ^ Kitab 1 Makabe, 1:16–19
  9. ^ Schäfer (2003), pp. 36–40.
  10. ^ "Livy, Ab Urbe Condita, XLV:12". Mcadams.posc.mu.edu. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  11. ^ Schwartz (2004), p. 144.
  12. ^ Kitab 1 Makabe, 1:21–25
  13. ^ Kitab 2 Makabe, 5:11–14
  14. ^ Kitab 1 Makabe, 1:45–47
  15. ^ Schiffman (1991), pp. 76–77.
  16. ^ Wightman (1990), pp. 29–40.
  17. ^ "1 Maccabees 1:35–38". Livius.org. 2006-10-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-02. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  18. ^ Sievers (1994), halaman 195–208.
  19. ^ Rocca (2008), p. 4.
  20. ^ "1 Maccabees 6:18–47". Livius.org. 2006-11-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-04. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  21. ^ Schiffman (1991), pp. 77–79.
  22. ^ "1 Maccabees 12:37–41". Livius.org. 2006-12-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-17. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  23. ^ Schäfer (2003), pp. 55–56.
  24. ^ "1 Maccabees 12:48". Livius.org. 2006-12-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-17. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  25. ^ B. Mazar (1975), pp. 70–71, 216.
  26. ^ Yosefus, Antiquitates Iudaicae 13:215–217
  27. ^ "1 Maccabees 13:52". Livius.org. 2006-12-06. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  28. ^ "1 Maccabees 15:28". Livius.org. 2006-12-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-04. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  29. ^ Dequeker (1985), p. 207.
  30. ^ "1 Maccabees 15:32–35". Livius.org. 2006-12-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-04. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  31. ^ Yosefus, Antiquitates Iudaicae 13:247
  32. ^ Bar-Kochva (2002), pp. 445–465.
  33. ^ Chrysler, Arthur Bud; et al. (2011-08-03). "The Akra". Biblical Archaeology Truth. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-21. Diakses tanggal 2011-08-03. Kaum Hasmonayim membangun ekstensi mereka ke arah ujung selatan asli Bukit Bait Suci dalam 152 SM, sebelum Akra dihancurkan oleh Simon sekitar 137 SM. 
  34. ^ Stern (1993), p. 723.
  35. ^ Dequeker (1985), pp. 193–210.
  36. ^ Levine (2002), pp. 75–77.
  37. ^ Yosefus, Antiquitates Iudaicae 12:252–253
  38. ^ Feldman (1992), pp. 597–610.
  39. ^ Mazar (2002), pp. 3–73.
  40. ^ Tsadikemukakan, pp. 17–40.
  41. ^ Mazar (1975), p. 216.
  42. ^ Shotwell (1964), pp. 10–19.
  43. ^ Finkielsztejn (1999)
  44. ^ Loria (1981), pp. 31–40.
  45. ^ Decoster (1989), pp. 70–84.
  46. ^ Yosefus, The Wars of the Jews 6:351
  47. ^ Levine (2002), pp. 318, 335.
  48. ^ "1 Maccabees 7:32". Livius.org. 2006-11-05. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  49. ^ "1 Maccabees 14:36". Livius.org. 2006-12-06. Diakses tanggal 2012-08-27. 
  50. ^ De-Groot (2004)
  51. ^ Ben-Dov (1985), pp. 69–70.
  52. ^ Dequeker (1985), halaman 194.
  53. ^ Laperrousaz (1979), pp. 99–144.
  54. ^ Ben-Dov (1981), halaman 22–35.
  55. ^ Ben-Dov (1985), halaman 65–71.
  56. ^ Ritmeyer (1992)
  57. ^ Sola (1843), Treatise Erubin X
  58. ^ Schwartz (1986), halaman 3–16.
  59. ^ Pleket (1980), halaman 482–484.
  60. ^ Eisenbud, D. (November 3, 2015). "Archeological find in Jerusalem's City of David may answer ancient mystery". Jerusalem Post. Diakses tanggal November 4, 2015. 
  61. ^ Hasson, Nir (November 3, 2015). "After 100-year Search The Akra, Epiphanes' Lost Stronghold in Jerusalem, Is Found". Haaretz. Diakses tanggal November 4, 2015. 
  62. ^ Ngo, Robin (13 November 2015). "The Seleucid Akra: 2,200-Year-Old Jerusalem Fortress Uncovered?". Bible History Daily. Washington, D.C.: Biblical Archaeology Society. Diakses tanggal 16 November 2015. 

Pustaka

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41