Aaliyah Dana Haughton (16 Januari 1979 – 25 Agustus 2001) atau populer dengan nama Aaliyah merupakan seorang penyanyi dan aktris Muslim berkebangsaan Amerika Serikat. Dia meraih penghargaan Grammy Award versi penyanyi, penari, model, dan aktris sampai kematiannya pada tahun 2001 akibat kecelakaan pesawat.
Ia telah diakui sebagai salah satu artis yang membantu mendefinisikan kembali musik R&B kontemporer, pop, dan hip hop, memberikannya julukan sang "Putri R&B" dan "Ratu Pop Urban".
Lahir di Brooklyn dan dibesarkan di Detroit, Aaliyah pertama dikenali pada usia 10 tahun ketika tampil di acara televisi Star Search dan dalam sejumlah konser bersama Gladys Knight setahun setelahnya. Pada umur ke-12, Aaliyah menandatangani kontrak dengan Jive Records dan label milik pamannya, Barry Hankerson, Blackground Records. Hankerson mengenalkan sang penyanyi kepada R. Kelly, yang kemudian menjadi mentor sekaligus penulis lagu dan produser album debut Aaliyah, Age Ain't Nothing but a Number. Album tersebut menjual tiga juta kopi di Amerika Serikat dan disertifikasi dobel platina oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat (RIAA). Setelah dugaan perkawinan ilegal dengan Kelly, Aaliyah mengakhiri kontraknya bersama Jive dan berpindah menuju Atlantic Records.
Aaliyah bekerja sama dengan produser rekaman Timbaland dan Missy Elliott untuk album keduanya, One in a Million, yang menjual tiga juta salinan di Amerika Serikat dan lebih dari delapan juta kopi di seluruh dunia. Pada tahun 2000, Aaliyah tampil dalam film perdananya, Romeo Must Die. Ia mengontribusikan sejumlah lagu untuk lagu temanya, yang menghasilkan singel "Try Again". Lagu tersebut memuncaki Billboard Hot 100 hanya dengan putaran radio, menjadikan Aaliyah artis pertama untuk mencapai prestasi tersebut. Setelah menyelesaikan Romeo Must Die, Aaliyah merekam perannya dalam Queen of the Damned, dan merilis album ketiga dan terakhirnya, Aaliyah, pada tahun 2001. Album tersebut menjadi satu-satunya karya sang penyanyi untuk meraih posisi pertama Billboard 200.
Pada 25 Agustus 2001, Aaliyah, yang berusia 22 tahun, wafat dalam sebuah kecelakaan pesawat di Bahama, saat pesawat yang ditumpangi dirinya kelebihan muatan dan kecelakaan beberapa saat setelah lepas landas. Ditemukan sisa kokain dan alkohol dalam tubuh pilot penerbangan tersebut, dan diketahui bahwa ia tidak terkualifikasi untuk menerbangkan pesawat yang digunakan. Keluarga Aaliyah kemudian mengajukan gugatan hukum terhadap operator pesawatnya, Blackhawk International Airways, atas kematian sang penyanyi, dan menyelesaikannya di luar pengadilan. Pada dekade-dekade setelah kematiannya, musik Aaliyah terus mencapai kesuksesan komersial, didorong oleh sejumlah perilisan anumerta. Ia telah menjual 8,1 juta album di AS dan kira-kira 24 sampai 31 juta album di seluruh dunia. Pada tahun 2018, Billboard mendaftarnya sebagai artis wanita ke-47 tersukses sepanjang masa. Penghargaan untuk sang penyanyi terdiri atas tiga Penghargaan Musik Amerika, dua Penghargaan Video Musik MTV, di samping lima nominasi Penghargaan Grammy.
Kehidupan awal
Aaliyah Dana Haughton lahir pada 16 Januari 1979 di Brooklyn, New York sebagai putri Diane dan Michael "Miguel" Haughton, seorang pekerja gudang.[1][2][3] Ia berasal dari keturunan Afrika-Amerika.[3][4][5] Namanya adalah bentuk feminin dari "Ali" dalam bahasa Arab, yang berarti "tertinggi, paling dimuliakan, terbaik".[6] Aaliyah menyukai namanya, menyebutnya "indah" dan berkata bahwa ia "sangat bangga" akannya dan setiap harinya berusaha untuk mencerminkan namanya.[7] Ibunya mendaftarkan Aaliyah untuk pembelajaran vokal sejak usia dini.[1] Ia mulai tampil di acara-acara pernikahan, amal, serta paduan suara gereja.[8] Ketika Aaliyah berusia lima tahun, keluarganya berpindah menuju Detroit, Michigan, tempat ia dibesarkan bersama saudara laki-lakinya, Rashad.[9] Ia menghadiri Sekolah Dasar Gesu, sebuah sekolah Katolik tempat ia menampilkan drama panggung Annie, yang menginspirasinya untuk menjadi seorang penampil.[10][11] Di Detroit, ayahnya mulai bekerja dalam bisnis gudang, salah satu minat saudara iparnya, Barry Hankerson. Ibu sang penyanyi membesarkan Aaliyah dan saudaranya di kediaman mereka.[12]
Ibu Aaliyah adalah seorang vokalis, dan pamannya, Hankerson, merupakan seorang pengacara hiburan dan mantan suami dari Gladys Knight.[13] Selama masa kecilnya, Aaliyah bepergian bersama Knight dan bekerja dengan seorang agen di New York untuk melakukan audisi iklan dan program televisi, termasuk Family Matters, ia kemudian tampil di Star Search pada usia 10 tahun.[1] Aaliyah sendiri yang memilih untuk melakukan audisi. Ibunya kemudian memutuskan sang penyanyi untuk tidak menggunakan nama belakangnya.[14] Ia kemudian melakukan audisi untuk sejumlah label rekaman dan, pada umur ke-11, tampil dalam konser-konser bersama Knight.[13][15] Ia memiliki sejumlah hewan peliharaan selama masa kanak-kanak, termasuk bebek, ular, dan iguana. Sepupunya, Jomo, memiliki seekor aligator peliharaan, yang Aaliyah rasa terlalu berlebihan, berkomentar, "itu adalah sesuatu yang tak akan saya lakukan".[7]
Pendidikan
Sementara bertumbuh kembang, Aaliyah menghadiri sekolah-sekolah di Detroit dan meyakini bahwa ia cukup disukai, walaupun diejek akibat badan pendeknya. Ia mengingat membela dirinya sendiri pada usia 15 tahun dan kemudian menyukai tingginya. Ibunya mengatakan kepadanya agar berbahagia karena tingginya dan memuji dirinya. Anak-anak lain tidak menyukai Aaliyah, tetapi ia mengabaikan mereka. "Kau akan selalu menghadapi orang-orang yang iri, tetapi hanya akan ada sedikit, jadi itu tidak masalah. Ketika menghadapi orang-orang yang negatif, saya hanya membiarkannya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Saya tak menghiraukan mereka." Bahkan dalam kehidupan dewasanya, ia menganggap dirinya kecil. Ia telah "belajar untuk menerima dan mencintai" diri sendiri, dan menambahkan: "hal yang terpenting adalah memandang baik dirimu, karena apabila tidak, tidak akan ada yang mau".[7]
Untuk audisi penerimaannya di Sekolah Menengah Atas Detroit untuk Seni Murni dan Pertunjukan, Aaliyah menyanyikan "Ave Maria" sepenuhnya dalam bahasa Italia.[16] Sang penyanyi, yang mempertahankan indeks prestasi sempurna dengan nilai 4 ketika lulus dari SMA, merasa bahwa pendidikan begitu penting. Ia berusaha untuk terus memperoleh nilai tinggi meski mengalami tekanan dan batasan waktu akibat awal kariernya. Ia menyebut dirinya seorang perfeksionis dan mengingat selalu menjadi murid yang baik. Aaliyah bercerita: "Saya selalu ingin untuk mempertahankannya, bahkan selama SMA ketika saya mulai bepergian. Saya ingin menjaga nilai 4 tersebut. Berada dalam industri ini, kau tahu, saya tak ingin anak-anak berpikir, 'Saya bisa saja menyanyi dan melupakan sekolah'. Saya pikir pendidikan sangatlah penting, dan bahkan lebih penting lagi untuk mempersiapkan tempat untuk jatuh kembali." Ia melaksanakan ini dalam kehidupannya sendiri, karena ia berencana untuk "jatuh kembali" di atas bagian lain industri hiburan. Ia meyakini bahwa ia mampu mengajar sejarah musik atau membuka sebuah sekolah yang mengajar hal tersebut atau pun drama apabila ia tidak bisa menghasilkan pendapatan sebagai seorang artis rekaman, karena, seperti yang ia katakan, "ketika kau memilih sebuah karier, kau harus memilih apa yang kau cintai".[7]
Karier
1991–1995: Age Ain't Nothing but a Number
Setelah Hankerson menandatangani sebuah persetujuan distribusi dengan Jive Records, ia mengundang Aaliyah yang berusia 12 tahun ke label Blackground Records miliknya.[17][18] Hankerson kemudian mengenalkannya kepada artis rekaman dan produser R. Kelly, yang menjadi mentor Aaliyah sekaligus penulis lagu dan produser utama untuk album pertamanya, direkam saat ia berumur 14 tahun.[1][17] Album tersebut, Age Nothing but a Number dirilis atas nama monomin sang penyanyi, "Aaliyah", oleh Jive dan Blackground records pada 24 Mei 1994. Album tersebut debut di nomor 24 Billboard 200 dengan 38.000 kopi terjual pada minggu pertamanya,[19] sebelum memuncak di posisi ke-18 dan disertifikasi dua kali platina oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat (RIAA).[20][21] Sejak tahun 2001, Age Ain't Nothing but a Number telah menjual tiga juta salinan di AS.[22] Di Kanada, album tersebut disertifikasi emas oleh Music Canada untuk pengiriman 50.000 kopi.[23] Pada tahun 2014, majalah Vibe memperkirakan enam juta salian terjual secara global untuk album tersebut.[24]
Setelah dirilis, Age Ain't Nothing but a Number secara umum diterima dengan positif. Beberapa pengulas mencatat bahwa "vokal lembut" dan "suara sensual" Aaliyah yang berpadu dengan new jack swing dari Kelly membantu mendefinisikan R&B 1990-an.[25][26] Bunyinya juga dibandingkan dengan musik kuartet wanita En Vogue.[25][27]Christopher John Farley dari Time menyebut album tersebut sebuah "karya yang terkendali dengan indah", mencatat suara "terengah-engah [Aaliyah] dengan tenang mengiringi ketukan kasar" Kelly.[28]Stephen Thomas Erlewine dari AllMusic merasa bahwa walaupun albumnya berisi sejumlah filler, singel-singel di dalamnya "menggoda dengan licik". Ia juga menulis bahwa lagu-lagunya "sering kali lebih baik" dari yang terdapat dalam album studio kedua Kelly, 12 Play.[29] "At Your best (You Are Love)", sebuah kover dari lagu karya the Isley Brothers, dikritik oleh Billboard karena tak cocok dengan albumnya dan durasinya yang panjang.[30]
Pada tahun 1996, Aaliyah meninggalkan Jive dan berpindah menuju Atlantic Records.[15] Ia bekerja sama dengan produser Timbaland dan Missy Elliott, yang berkontribusi dalam album studio keduanya, One in a Million.[13] Elliott mengingat bahwa ia dan Timbaland sempat merasa gugup untuk bekerja dengan Aaliyah, akibat sang penyanyi yang telah memperoleh kesuksesan dengan album studio debutnya sementara Elliott dan Timbaland masih merupakan produser pemula. Elliott juga khawatir Aaliyah akan sulit didekati, tetapi kemudian mendapati Aaliyah "begitu hangat; ia langsung membuat [mereka] merasa seperti keluarga".[33] Album ini menghasilkan singel utama "If Your Girl Only Knew", yang mencapai nomor 11 Billboard Hot 100 dan memuncaki tangga lagu R&B/Hip-Hop selama dua minggu.[31] Singel-singel "Hot like Fire" dan "4 Page Letter" juga dikeluarkan.[34]One in a Million memuncak di nomor 18 Billboard 200 pada Februari 1997,[35] dan disertifikasi dobel platina oleh RIAA pada bulan Juni tahun yang sama, menandakan pengiriman dua juta kopi.[21] Album tersebut kemudian menjual tiga juta salinan di AS sejak tahun 2001,[22] dan delapan juta eksemplar di seluruh dunia sejak tahun 2011.[36] Setahun setelah albumnya dirilis, Aaliyah tampil dalam singel debut Timbaland & Magoo, "Up Jumps da Boogie".[37]
Pada tahun 1997 Aaliyah lulus dari jurusan drama Sekolah Menengah Atas Detroit untuk Seni Murni dan Pertunjukan dengan IP 4.[10][15][38] Ia memulai karier aktingnya pada tahun yang sama dengan tampil dalam seri televisi drama polisi New York Undercover.[39] Selama periode ini, Aaliyah berpartisipasi dalam Children's Benefit Concert, sebuah konser amal di Teater Beacon di New York. Ia juga menjadi juru bicara Tommy Hilfiger Corporation.[40] Sepanjang kampanyenya bersama Tommy Hilfiger, perusahaan tersebut menjual habis 2.400 pasang celana jin longgar (baggy) berwarna merah, putih, dan biru yang Aaliyah kenakan dalam iklan-iklan mereka.[41] Pada Desember 1997, ia menampilkan kidung Natal "What Child Is This?" dan lagu "The Christmas Song" di program televisi tahunan Christmas in Washington.[42] Ia juga berkontribusi dalam album lagu tema film animasi Anastasia, membawakan sebuah versi kover dari "Journey to the Past" yang memberikan para penulis lagu Lynn Ahrens dan Stephen Flaherty sebuah nominasi Penghargaan Akademi untuk Lagu Orisinal Terbaik.[43][32] Aaliyah menampilkan lagu tersebut pada upacara Penghargaan Akademi 1998, menjadi penyanyi termuda untuk tampil di acara tersebut pada saat itu.[44] Pada tahun yang sama, ia merilis "Are You That Somebody?" dari lagu tema Dr. Dolittle.[45] Lagu tersebut memuncak di nomor 21 Billboard Hot 100 dan memberikan Aaliyah nominasi Penghargaan Grammy pertamanya.[45]
Pada tahun 1999, Aaliyah membawakan peran layar lebar pertamanya dengan Romeo Must Die. Ia tampil bersama seniman bela diri Jet Li, memerankan sepasang kekasih yang jatuh cinta di tengah peperangan yang melibatkan keluarga mereka.[46] Dirilis pada 24 Maret 2000,[47] film tersebut menghasilkan US$18,6juta pada akhir pekan pertamanya, menempati nomor dua box office AS.[48] Aaliyah sengaja menghindari ulasan-ulasan filmnya demi "mempermudah" dirinya, tetapi ia mendengar bahwa "orang-orang berhasil menyukai[nya]", sesuai harapan sang penyanyi.[49] Kontras, sejumlah kritikus merasa bahwa tidak ada keserasian antara dirinya dan Li, serta memandang filmnya terlalu sederhana.[16] Ini digemakan oleh Elvis Mitchell dari The New York Times, yang menulis bahwa walaupun Aaliyah memiliki "bakat natural" dan filmnya disusun sebagai sebuah sorotan untuk dirinya maupun Li, "keserasian mereka begitu tak terlihat sampai-sampai kau akan mengira mereka sedang memadamkan kebakaran alih-alih menunjukkan bunga api cinta."[50]
Setelah menyelesaikan Romeo Must Die, Aaliyah mulai mengerjakan film keduanya, Queen of the Damned. Ia memerankan seorang vampir tua, Ratu Akasha, yang ia gambarkan sebagai seorang "makhluk yang manipulatif, gila, [dan] seksual".[17] Perekaman Romeo Must Die maupun Queen of the Damned menunda perilisan album sang penyanyi selanjutnya. Aaliyah tidak bermaksud untuk berlama-lama tidak merilis musik. "Saya ingin rehat setelah One in a Million untuk bersantai, berpikir tentang bagaimana saya menginginkan proses pembuatan album selanjutnya berjalan. Kemudian, saat saya siap untuk kembali memulai, Romeo datang, dan saya harus mengambil rehat kembali dan melaksanakan film tersebut dan lagu temanya, serta mempromosikannya. Rehatnya menjadi lebih panjang dari yang saya rencanakan."[55] Aaliyah senang menyeimbangkan karier menyanyi dan aktingnya. Meskipun mengedepankan musik, ia juga telah berakting sejak kecil dan ingin mulai berakting "suatu saat nanti dalam karier saya", pada saat yang "tepat dan dengan sarana yang tepat", dan merasa bahwa Romeo Must Die adalah saat tersebut.[22] Connie Johnson dari Los Angeles Times berpendapat bahwa Aaliyah yang harus fokus akan karier filmnya mungkin menyebabkannya untuk tidak memberikan album tersebut "perhatian yang layak".[56]
Selama tahapan perekaman album ini, publisis Aaliyah mengungkapkan bahwa albumnya mungkin akan dirilis pada Oktober 2000.[57] Pada akhirnya, perekamannya rampung pada Maret 2001;[58] setelah dimulai pada tahun 1998.[16] Alhasil, Aaliyah dirilis lima tahun setelah One in a Million pada Juli 2001,[59] dan debut di nomor dua Billboard 200, menjual 187.000 kopi pada minggu pembukaannya.[60] Singel pertama dari album tersebut, "We Need a Resolution", memuncak di nomor 59 Billboard Hot 100.[31] Pada minggu setelah kematian Aaliyah, album ketiganya ini melonjak dari nomor 19 menuju posisi pertama Billboard 200.[61] "Rock the Boat" kemudian dirilis sebagai sebuah singel anumerta. Video musiknya tayang perdana di acara televisi BET, Access Granted, menjadi episode dengan penayangan dan rating tertinggi sepanjang sejarah acara tersebut.[44][62] Lagu tersebut memuncak di nomor 14 Billboard Hot 100.[63] Poster-poster promosi untuk Aaliyah yang dipasang di kota-kota besar AS seperti New York dan Los Angeles menjadi memorial sementara untuk para penggemar yang berkabung.[64] Pada Februari 2002, albumnya disertifikasi dobel platina oleh RIAA.[21]
"More Than a Woman" dan "I Care 4 U" kemudian dirilis sebagai singel-singel anumerta dan memuncak di dalam 25 besar Billboard Hot 100.[65] "More Than a Woman" meraih nomor satu tangga singel Inggris,[66] menjadikan Aaliyah artis wanita pertama untuk mencapai posisi pertama secara anumerta. Lagu tersebut digantikan oleh "My Sweet Lord" karya George Harrison, yang merupakan kali pertama seorang artis yang telah wafat menggantikan perilisan anumerta lainnya di nomor satu tangga lagu Inggris.[67]
Aaliyah dijadwalkan untuk tampil di sejumlah film-film mendatang, termasuk sebuah film romantis bertajuk Some Kind of Blue, dan sebuah versi buat ulang dari film 1976 Sparkle produksi Whitney Houston.[68] Mengenai filmnya, Houston mengingat bahwa Aaliyah "sangat antusias"; Jordin Sparks kemudian menggantikan peran sang penyanyi.[69] Sebelum wafat, Aaliyah sempat merekam beberapa adegan untuk sekuel The Matrix sebagai karakter Zee.[70] Sebagian perannya dalam The Matrix Reloaded telah direkam; adegan-adegan yang tidak terpakai ini digunakan untuk bagian penghormatan dalam seri The Ultimate Matrix Collection.[71][72]
Kesenian
Suara dan gaya musik
Aaliyah memiliki jangkauan vokal sopran,[15] dan dengan perilisan album debutnya, Age Ain't Nothing but a Number, Dimitri Ehrlich dari Entertainment Weekly membandingkan gaya dan bunyinya dengan grup R&B En Vogue. Ehrlich juga mengekspresikan bahwa "vokal lembut [Aaliyah] lebih lincah dari Mary J. Blige yang mengaku sebagai sang ratu soul hip-hop".[25] Dalam ulasannya untuk One in a Million, kritikus musik majalah Vibe, Dream Hampton, mengatakan bahwa suara Aaliyah yang "sedap nan licik" memiliki "daya tarik pop" yang setara dengan Janet Jackson.[73] Menurut Rolling Stone, yang paling istimewa dari suara Aaliyah, "di samping keluwesan dan jangkauan renyahnya, adalah ketenangan yang istimewa di dalamnya – ia selalu tampak menyimpan kekuatannya, untuk mengetahui setiap sisi skenario yang ia gambarkan".[74] Pada tahun 2001, Aaliyah menyebut bunyinya sebagai "jalanan, tetapi manis", memasangkan vokal feminin dengan trek urban yang kasar.[75] Dalam satu lagi wawancara ia mengatakan, "Saya suka menggabungkan tipe musik lain dengan milik saya".[76] Ia telah menjelajahi berbagai genre, termasuk R&B,[77][78]pop,[78][79]hip hop,[79][80]funk,[77][80]soul,[79] dan pop dansa.[81][82]
Mendiskusikan isi lirik Aaliyah dalam The New Rolling Stone Album Guide (2004), Keith Harris mengatakan bahwa "ketersediaan seksual" sang penyanyi berada di antara "celaan gusar En Vogue, 'Kau tak akan pernah mendapatkannya', dan dekutan kosong Tweet, 'Ups, bajuku sudah di sana'".[27] Aaliyah jarang menulis liriknya sendiri.[15] Satu-satunya lagu dengan kontribusi penulisan lagu darinya adalah "Death of a Playa", sisi-B dari singel "Hot like Fire". Ditulis bersama saudara sang penyanyi, Rashad Haughton, lagu tersebut "mencerminkan sudut pandang gelap Aaliyah mengenai percintaan".[83] Tentang peranannya dalam pembuatan musik miliknya, Aaliyah menyatakan, "Saya suka untuk menentukan hasilnya, tetapi saya dilatih sebagai seorang penyanyi, pemeran, dan penari, sang penafsir, menghidupkan kata-kata orang lain. Saya membutuhkan lagu-lagunya untuk mencerminkan saya dengan beberapa cara."[15] Setelah produksi Kelly untuk album debutnya, Aaliyah bekerja sama dengan Timbaland dan Elliott, yang bunyinya lebih elektronik.[84] Duo tersebut memadukan "irama terpotong nan gugup di atas putaran lagu latar hasil komputerisasi, dan mengikutsertakan harmoni yang – dalam cakrawala genrenya yang terbatas – tampak pemberani".[17]
Lagu-lagu Aaliyah telah disebut berisi "produksi yang renyah" dan "aransemen stakato" yang "memperluas batasan genre" sementara menampilkan musik soul "kuno".[85] Kelefa Sanneh dari The New York Times menyebut sang penyanyi sebagai seorang "diva digital yang menganyam sebuah mantra dengan satu dan nol", menulis bahwa lagu-lagunya terdiri atas "riff vokal yang sederhana, diulang dan dibiaskan untuk menggemakan putaran termanipulasi yang menciptakan irama digital", sementara "ketukan terprogram komputer [Timbaland] sangat selaras dengan suaranya yang dingin [dan] terengah-engah, membuat sejenis musik elektronik yang baru".[86] Aaliyah merilis singel-singel yang "secara musik berisiko menuju pasar pop yang terkenal labil", tanpa "khawatir tentang menyesuaikan diri dengan stereotipe pasar tersebut". Lagu-lagunya "dengan anggun berjalan di atas garis antara komersialitas dan eksperimen".[87]NME merasa album ketiganya adalah karya Aaliyah yang "radikal", dimaksudkan "untuk memperkuat posisinya sebagai artis R&B AS yang paling eksperimental".[88]
Sementara albumnya berkembang, para kritikus merasa bahwa Aaliyah telah tumbuh dewasa, menyebut perjalanannya sebuah "deklarasi ketangguhan dan kemandirian yang hampir sempurna".[85][89]ABC News mencatat bahwa musiknya "berevolusi dari pop yang ringkas dengan pengaruh hip hop dan R&B menjadi sebuah bunyi yang lebih dewasa dan introspektif".[90] Erlewine dari AllMusic menggambarkan album eponimnya sebagai sebuah "pernyataan kedewasaan dan sebuah langkah maju artistik yang mengesankan", menyebutnya sebagai salah satu rekaman soul urban terkuat pada masanya. Sang penyanyi membawakan "bunyi dan emosi yang asing", tetapi berhasil memuaskan para kritikus dengan bunyi kontemporer di dalamnya.[59] Ernest Hardy dari Rolling Stone merasa bahwa Aaliyah menunjukkan teknik yang lebih kuat dan memberikan penampilan vokal terbaiknya pada saat itu.[85] Secara keseluruhan, musik Aaliyah dapat digambarkan sebagai R&B alternatif, soul progresif, dan neo soul, menurut Farley.[91]
Pengaruh
Sebagai seorang artis, Aaliyah berkata bahwa ia terinspirasi oleh sejumlah penampil, termasuk Michael Jackson,[92]Johnny Mathis, Janet Jackson, Stevie Wonder, Barbra Streisand,[93]Sade, Trent Reznor dari Nine Inch Nails,[94]Korn,[95] dan Whitney Houston.[96] Aaliyah mengatakan bahwa Thriller karya Michael Jackson merupakan album favoritnya dan bahwa "tak akan ada yang mengungguli" album tersebut. Ia mengatakan bahwa ia telah lama ingin bekerja sama dengan Janet Jackson, yang telah dibandingkan dengannya, menyatakan, "Saya sangat mengaguminya. Ia sepenuhnya adalah seorang penampil ... Saya akan senang berduet dengannya." Jackson membalas cinta Aaliyah, mengatakan "Saya mencintainya sejak awal karena ia selalu keluar dan melakukan sesuatu yang berbeda secara musik." Jackson juga mengatakan bahwa ia akan menikmati berkolaborasi dengan Aaliyah.[92]
Video musik
Menurut sutradara Paul Hunder, sejak awal, Aaliyah "menginginkan videonya untuk menonjol dari klip oleh para penyanyi R&B lainnya". Sang sutradara melanjutkan, "Kau bisa menonton sebuah program sepanjang hari dan melihat suatu tipe video oleh artis wanita. Kemudian ketika salah satu karyanya muncul, ada sesuatu yang istimewa. Itulah yang ia inginkan." Farley menyatakan bahwa video Aaliyah, "sebagian besar, adalah tentang suasana, bukan mengenai alur cerita ... Videonya sering kali direkam dengan indah dan berisi ketegangan seksual, walaupun dengan cara yang samar."[97]
Citra
Aaliyah berfokus akan citra publiknya sementara mempertahankan kehidupan pribadinya. USA Today mengatakan, "Gaya vokalnya yang sensual dan videonya yang menarik mata telah menjadikannya seorang bintang lintas genre, sementara penjagaan privasinya yang kukuh menambahkan udara kemenarikan untuknya."[10] Ia kerap mengenakan pakaian longgar dan kacamata surya, menegaskan bahwa ia ingin menjadi dirinya sendiri.[98] Aaliyah juga kerap menggunakan pakaian hitam, memulai sebuah tren untuk mode serupa di Amerika Serikat dan Jepang.[15][99] Ia merasa bahwa "penting ... untuk membedakan dirimu dari yang lain".[100]
Ketika ia mengganti gaya rambutnya, Aaliyah mengikuti saran ibunya dan menutup mata kirinya, seperti Veronica Lake.[101] Tampilan ini kemudian menjadi rupa khasnya dan telah disebut sebagai penggabungan "kejujuran emosional yang melemahkan" dan sebuah "nalar misterius".[102] Pada tahun 1998, ia mempekerjakan seorang pelatih pribadi untuk menjaga bentuk tubuhnya, dan berlatih lima hari seminggu serta memakan makanan diet.[103] Aaliyah telah dipuji untuk "citranya yang rapi" serta "nilai moral" sang penyanyi.[104]Robert Christgau dari The Village Voice menulis mengenai kesenian dan citra Aaliyah, "ia luwes dan manis tanpa menunjukkan kualitas seksual – seorang wanita awam yang titik jualnya merupakan ketulusan, bukan kepolosan maupun kebalikannya yang tersirat".[105]
Kehidupan pribadi
Keluarga
Keluarga Aaliyah berperan besar sepanjang kariernya.[16] Sejak tahun 1995, ayah Aaliyah, Michael Haughton, menjadi manajer pribadinya, dan sang ibu membantunya. Saudara Aaliyah, Rashad, dan sepupunya, Jomo Hankerson, berada bersamanya selama bekerja.[106] Setelah ayahnya jatuh sakit, Rashad menggantikannya sebagai manajer sang penyanyi.[16]
Aaliyah biasa ditemani oleh para anggota keluarganya. Rashad menyatakan bahwa perekaman video musik "Rock the Boat" adalah kali pertama sang penyanyi tidak diiringi oleh keluarga. Pada Oktober 2001, Rashad mengatakan, "Mencengangkan untuk setiap orang [bahwa] sejak awal, saya atau ibu atau ayah saya pasti hadir di setiap video yang ia rekam. Situasi mengenai video terakhirnya sungguh janggal karena ibu saya menjalani sebuah operasi mata dan tidak bisa bepergian. Ini sangat mengganggunya karena ia selalu bepergian. Ayah saya harus menjaganya pada saat itu. Dan saya tengah mengunjungi sejumlah teman di Australia. Kami benar-benar tidak bisa mengerti mengapa kami tidak berada di sana. Kau menanyakan pada dirimu sendiri mungkin kami bisa menghentikannya. Namun kau tidak bisa sungguh menjawab pertanyaan itu. Akan selalu ada pertanyaan mengapa."[107] Seorang teman Aaliyah, Kidada Jones mengatakan bahwa selama tahun terakhir kehidupannya, kedua orang tuanya telah membiarkan sang penyanyi lebih bebas, dan ia telah berbicara tentang keinginannya memulai suatu keluarga.[108]
Perkawinan ilegal
Setelah perilisan Age Ain't Nothing but a Number, beredar rumor mengenai hubungan antara Aaliyah dan Kelly,[15][109] termasuk dugaan bahwa mereka telah diam-diam menikah tanpa sepengetahuan orang tua sang penyanyi. Majalah Vibe kemudian melaporkan bahwa sebuah sertifikat perkawinan mendaftar pasangan tersebut telah menikah pada 31 Agustus 1994, di Sheraton Gateway Suites di Rosemont, Illinois. Aaliyah, yang berusia 15 tahun pada saat itu, dituliskan berumur 18 tahun di sertifikatnya; Kelly berusia 27 tahun masa itu. Perkawinan ini dibatalkan oleh orang tua sang penyanyi pada Februari 1995,[110] tetapi pasangannya menentang dugaan-dugaan tersebut, mengatakan bahwa mereka tidak menikah dan sertifikat tersebut adalah palsu.[109]
Aaliyah dilaporkan telah menjalin hubungan intim dengan Kelly selama perekaman album debutnya. Ia mengatakan kepada majalah Vibe pada tahun 1994 bahwa ia dan Kelly kerap menonton film dan makan bersama ketika ia merasa lelah sebelum kembali bekerja.[111] Pada Desember 1994, Aaliyah menyatakan kepada Chicago Sun-Times bahwa ketika ia ditanyakan tentang pernikahannya dengan Kelly, ia mendorong mereka untuk tidak memercayai "semua kekacauan itu" dan bahwa ia dan Kelly hanya "dekat" dan "orang-orang salah memahaminya".[112]
Jamie Foster Brown menulis dalam edisi 1994 majalah Sister 2 Sister bahwa "Kelly mengatakan kepada[nya] bahwa ia dan Aaliyah telah bersama, dan itu ajaib". Brown juga melaporkan bahwa ia mendengar tentang sebuah hubungan seksual di antara mereka. "Saya telah mendengar tentang Robert dan Aaliyah belakangan ini – bahwa ia sedang hamil. Atau bahwa ia datang dan keluar masuk rumah [Kelly]. Orang-orang melihatnya membawa anjing [Kelly], 12 Play, berjalan-jalan, mengenakan topi basket dan kacamata suryanya. Setiap saya bertanya kepada labelnya, mereka mengatakan bahwa hubungan mereka platonik. Namun saya terus mendengar keluhan dari orang-orang tentang dirinya berada di studio dengan para pria tersebut." Brown kemudian menambahkan, "pada usia 15 tahun, kau memiliki semua hormon itu tanpa otak yang menyertainya".[111]
Dalam buku 2011-nya, The Man Behind the Man: Looking from the Inside Out, Demetrius Smith Sr., mantan manajer tur Kelly, mengungkapkan bahwa Kelly menikahi Aaliyah setelah sang penyanyi mengatakan kepadanya bahwa ia sedang hamil.[113] Dalam seri dokumenter 2019, Surviving R. Kelly, Smith menggambarkan bagaimana ia membantu Aaliyah memalsukan dokumen yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa ia berusia 18 tahun guna menikahi Kelly.[114] Smith juga mengatakan bahwa ia "tidak bangga" akan perannya dalam memfasilitasi pernikahan tersebut.[115] Juga, seri tersebut mengungkapkan bahwa Jovante Cunningham, seorang mantan penyanyi latar, mengklaim pernah menyaksikan Kelly berhubungan seks dengan Aaliyah di bus turnya.[116]
Aaliyah mengaku dalam sebuah dokumen pengadilan bahwa ia telah berbohong tentang umurnya. Pada Mei 2017, ia menggugat di County Cook dan meminta seluruh catatan pernikahannya dihapus karena ia belum cukup umur di bawah hukum negara bagian untuk menikah tanpa seizin orang tuanya. Dilaporkan bahwa ia memutus semua hubungan profesional dan personal dengan Kelly setelah pernikahannya dibatalkan dan memberhentikan kontrak dengannya.[112] Dalam sebuah wawancara tahun 2014, sepupu Aaliyah, Jomo Hankerson, mengatakan bahwa sang penyanyi "disalahkan" untuk hubungannya dengan Kelly dan skandal pernikahannya menyulitkan pencarian produser untuk album keduanya. "Kami memulai dengan sebuah album debut tersertifikasi multi-platina, dan terkecuali sejumlah hubungan dengan Jermaine Dupri dan Puffy, sulit bagi kami untuk menemukan produser untuk albumnya." Hankerson juga mengekspresikan kebingungannya akan mengapa "mereka marah" pada Aaliyah, mengingat usianya pada saat itu.[117]
Aaliyah menghindari menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan Kelly setelah perpisahan profesional mereka. Selama sebuah wawancara bersama Farley, ia ditanya mengenai apakah ia masih berhubungan dengannya dan ingin kembali bekerja dengan sang produser. Farley mengatakan bahwa Aaliyah dengan "tegas [dan] dingin" menolak kedua pertanyaan tersebut.[118] Majalah Vibe mengatakan bahwa ia akan mengganti topik pembicaraan apabila pernikahannya disebutkan.[16] Seorang juru bicara untuk Aaliyah mengatakan pada tahun 2000 bahwa ketika "Kelly muncul, [sang penyanyi] bahkan tidak menyebut namanya, dan tidak ada yang diizinkan untuk bertanya apa pun mengenainya".[112] Kelly kemudian mengatakan bahwa Aaliyah berkesempatan untuk membicarakan hubungan mereka setelah berpisah, tetapi memilih untuk tak melakukannya.[119] Pada tahun 2019, Damon Dash mengungkapkan bahwa Aaliyah tidak membicarakan hubungannya dengan Kelly bahkan secara privat; Dash beberapa kali mencoba untuk mendiskusikannya, tetapi sang penyanyi hanya akan mengatakan bahwa Kelly adalah seseorang yang "jahat". Dash mengatakan bahwa ia tak mampu menonton Surviving R. Kelly sebab wawancara di dalamnya bersama para gadis yang tampak jelas mengalami trauma mengingatkannya akan bagaimana sikap Aaliyah saat mencoba menceritakan hubungannya.[120] Dash lalu tampil dalam Surviving R. Kelly, Part 2 pada tahun 2020.[121]
Dugaan-duagaan lain tentang Kelly perihal gadis di bawah umur diajukan selama tahun-tahun setelah kematian Aaliyah, dan pernikahan mereka digunakan sebagai salah satu contoh keterlibatan Kelly di dalamnya.[122] Sang produser telah menolak untuk mendiskusikan hubungannya dengan sang penyanyi, mengutip kematiannya. "Untuk menghormatinya, dan orang tuanya, saya tak akan mendiskusikan Aaliyah. Itu adalah sebuah situasi, waktu, dan sesuatu yang sama sekali berbeda, dan saya tahu pasti orang-orang juga tahu itu."[123] Pada tahun 2016, Kelly mengatakan bahwa ia mencintai Aaliyah sebagaimana ia mencintai "orang lain".[124] Ibu Aaliyah, Diane Haughton, mengingat bahwa "semua hal yang berjalan salah dalam hidupnya" dimulai dari hubungannya dengan Kelly.[125]
Setelah Surviving R. Kelly tayang pada Januari 2019, tekanan publik menggunakan tagar Mute R. Kelly (Bisukan R. Kelly) membesar, dan RCA Records kemudian menjatuhkan Kelly dari labelnya.[126] Pada Februari 2019, Kelly didakwa atas 10 hitungan kekerasan seksual kriminal.[127] Pada Juli 2019, ia ditangkap atas tuduhan kejahatan seks, perdagangan manusia, pornografi anak, pemerasan, dan penghalangan keadilan.[128] Ketika pengadilannya dimulai pada Agustus 2021, Kelly menghadapi 22 dakwaan kriminal federal yang melibatkan dugaan penganiayaan 11 gadis dan wanita antara tahun 1994 hingga 2018.[129] Perkawinan ilegal antara Aaliyah dengan Kelly banyak ditampilkan di kasus pengadilannya.[130] Pada 27 September 2021, seorang juri pengadilan federal menemukan Kelly bersalah atas sembilan tuduhan, termasuk pemerasan, eksploitasi seksual terhadap anak, penculikan, penyuapan, perdagangan seks, dan pelanggaran Undang-undang Mann.[131] Sang hakim menjatuhkan penahanan selagi menunggu vonis atas Kelly, yang dijadwalkan untuk 4 Mei 2022. Pada 29 Juni 2022, Kelly dihukum 30 tahun penjara.[132][133]
Hubungan dengan Damon Dash
Aaliyah tengah mengencani pendiri Roc-A-Fella Records, Damon Dash, pada masa-masa menjelang kematiannya. Meskipun belum secara resmi bertunangan, Dash mengklaim bahwa mereka telah berencana untuk menikah dalam sejumlah wawancara setelah kematian Aaliyah.[134][135] Pada musim panas tahun 2000, Aaliyah dikenalkan kepada Dash oleh akuntan sang pengusaha dan mereka menjalin sebuah pertemanan.[12] Sang penyanyi secara publik hanya menggambarkan hubungannya sebagai platonik.[16] Akibat jadwal kerja mereka yang padat, Aaliyah dan Dash kerap terpisah untuk waktu yang lama.[108]Jay-Z menyebutkan Aaliyah dan Dash dalam sebuah remix dari lagu Aaliyah, "Miss You", yang dirilis pada tahun 2003.[136] Pada Agustus 2001, Dash mengatakan kepada Entertainment Tonight mengenai Aaliyah, "Saya tengah memandang kembali [bahwa] belum sehari pun sejak kepergiannya ... saya tidak mendengar namanya, mendengarkan rekamannya, atau melihat gambar darinya ... Setiap harinya ia hadir dalam hidup saya dan saya merasa beruntung karenanya."[137]
Kematian
Pada 25 Agustus 2001, pukul 6:50 p.m. (EDT), Aaliyah dan sejumlah pegawai perusahaan rekamannya menumpangi sebuah pesawat kecil bermesin kembar, Cessna 402, di Bandar Udara Marsh Harbour di Kepulauan Abaco, Bahama, untuk terbang menuju Bandar Udara Opa-Locka di Florida setelah mereka selesai merekam video "Rock the Boat".[138] Mereka dijadwalkan untuk terbang pada keesokan harinya, tetapi karena perekaman yang selesai lebih awal, Aaliyah bersama rombongannya ingin bergegas untuk kembali ke AS dan memutuskan untuk langsung berangkat. Pesawat yang digunakan lebih kecil dari Cessna 404 yang mereka tumpangi saat kedatangan, tetapi seluruh pihak dan peralatan mampu dimuat untuk penerbangannya.[139] Pesawat tersebut kecelakaan dan terbakar sesaat setelah lepas landas, sekitar 60 meter (200 ft) dari ujung landasan pacu.[138]
Aaliyah dan delapan penumpang lainnya – pilot Luis Morales III, penata rambut Eric Forman, Anthony Dodd, penjaga keamanan Scott Gallin, kerabat keluarga Keith Wallace, penata riasan Christopher Maldonado, dan pegawai Blackground Records, Douglas Kratz serta Gina Smith – tewas pada kecelakaan tersebut.[104]
Para penumpang menjadi tidak sabar akibat pesawatnya yang seharusnya datang pada pukul 4:30 p.m. EDT tidak kunjung tiba hingga 6:15 p.m.[140] Pilot carter Lewis Key mengklaim bahwa ia menguping para penumpang berargumen dengan sang pilot, Morales, sebelum lepas landas, dan menambahkan bahwa Morales telah memperingatkan mereka bahwa terdapat terlalu banyak muatan dalam pesawat tersebut untuk "penerbangan yang aman". Key melanjutkan: "Ia mencoba untuk meyakinkan mereka bahwa pesawatnya kelebihan beban, tetapi mereka bersikeras bahwa mereka telah mencarter pesawatnya dan mereka perlu tiba di Miami pada Sabtu malam."[141] Key mengindikasikan bahwa Morales akhirnya menyerah dan kemudian kesulitan menyalakan salah satu mesinnya.[142]
Menurut penemuan dari investigasi resmi yang dilaksanakan oleh kantor koronernya di Bahama, Aaliyah mengalami "pembakaran parah dan benturan kepala", selain syok berat dan kelemahan jantung. Sang koroner mengatakan bahwa sang penyanyi mengalami syok yang begitu berat yang tidak memungkinkan pemulihan bahkan apabila ia bertahan hidup selepas kecelakaan tersebut, mengingat keparahan cederanya.[143] Jasad para korban dibawa menuju kamar jenazah di Rumah Sakit Putri Margaret di Nassau, lokasi mereka ditempatkan untuk para kerabat membantu mengidentifikasi mereka. Beberapa dari para korban terbakar parah.[144]
Seperti yang ditentukan oleh sebuah investigasi lanjutan, pesawatnya kelebihan 320 kilogram (700 pon) ketika mencoba lepas landas, dan dinaiki oleh satu penumpang lebih dari batas sertifikasinya.[145]Lembaga Keselamatan Transportasi Nasional melaporkan, "Pesawatnya tampak terangkat dari landasan pacu, dan kemudian perlahan menurun, menabrak sebuah rawa di selatan ujung keberangkatan landasan pacu 27." Laporan tersebut mengindikasikan bahwa pilotnya tidak memiliki izin untuk mengerbangkan pesawatnya.[146] Morales diduga telah memalsukan jumlah jam terbangnya guna mendapatkan lisensi dari perusahaannya, Blackhawk International Airways.[147] Juga, tes toksikologi yang dilakukan terhadap Morales mengungkapkan sisa kokaina dan alkohol dalam sistem tubuhnya.[145]
Di antara tamu yang hadir di upacara pribadinya ialah Timbaland, Elliott, Knight, Lil' Kim, dan Sean Combs.[148][149] Setelah pelayannya, 22 merpati putih dilepaskan untuk melambangkan setiap tahun dari kehidupan Aaliyah.[150]
Saudara Aaliyah, Rashad, membawakan euloginya dan menggambarkan sang saudari sebagai pemberi kekuatan baginya: "Aaliyah, kau telah pergi, tetapi saya akan selalu melihatmu di samping saya dan saya dapat melihatmu tersenyum melalui sinar matahari. Ketika kita tutup usia, buku kita selesai. Saya harap Tuhan memberikan saya kekuatan sampai saya kembali bertemu dengannya." Ia membacakan nama para korban lainnya dan meminta para hadirin untuk turut mendoakan mereka. Sementara Diane Haughton dan para tamu meninggalkan tempat, mereka menyanyikan lagu Aaliyah, "One in a Million".[151]
Perilisan anumerta
2001–2011: Dana Memorial Aaliyah, Queen of the Damned, dan kompilasi
Tidak lama setelah kematian Aaliyah, timbul keraguan mengenai apakah video untuk "Rock the Boat" akan ditayangkan.[152] Video tersebut kemudian tayang perdana di program BET, Access Granted pada 9 Oktober 2001.[153] Sang penyanyi memenangkan dua penghargaan anumerta di Penghargaan Musik Amerika 2002; Artis Soul/R&B Wanita Favorit dan Album Soul/R&B Favorit untuk Aaliyah.[154] Film kedua dan terakhirnya, Queen of the Damned, dirilis pada Februari 2002.[155] Sebelum peluncurannya, saudara Aaliyah, Rashad, melaksanakan penyulihan suara ulang untuk beberapa dialog sang penyanyi selama proses pasca-produksi film tersebut.[156]Queen of the Damned menghasilkan $15,2juta pada akhir pekan pertamanya, menduduki posisi pertama box office AS.[157] Pada peringatan setahun kematian Aaliyah, sebuah penjagaan lilin diadakan di Times Square, dengan jutaan penggemar mengheningkan cipta; berbagai stasiun radio di seluruh AS memutar musik sang penyanyi untuk mengenangnya.[158] Pada Desember 2002, sebuah koleksi lagu-lagu Aaliyah yang belum dirilis sebelumnya diterbitkan dalam album anumerta pertamanya, I Care 4 U. Sebagian pendapatannya didonasikan menuju Dana Memorial Aaliyah, yang mendukung Program Penelitian Kanker Wanita Revlon UCLA dan Pusat Kanker Sloan Kettering Harlem.[159] Album tersebut debut di nomor tiga Billboard 200 AS, menjual 280.000 kopi pada minggu pertamanya.[160] Singel utamanya, "Miss You",[161] mencapai nomor tiga Billboard Hot 100 dan memuncaki tangga lagu Hot R&B/Hip-Hop Songs sebagai lagu nomor satu ketiga dan terakhirnya.[162][163] Pada Agustus setahun setelahnya, rumah mode Dior menyumbangkan pendapatan dari penjualan mereka untuk menghormati Aaliyah.[164]
Pada tahun 2005, album anumerta kedua Aaliyah, sebuah box set CD+DVD dobel berjudul Ultimate Aaliyah, dirilis di Britania Raya oleh Blackground Records.[165][166] Andy Kellman dari AllMusic berkomentar bahwa album tersebut "cukup mewakili karier terpotong seseorang yang amat bertalenta yang diuntungkan oleh sejumlah karya penulisan lagu dan produksi terbaik dari" Timbaland, Elliott, dan Kelly.[165] Sebuah film dokumenter, Aaliyah Live in Amsterdam, dirilis pada tahun 2011, beberapa minggu sebelum peringatan sepuluh tahun kematian Aaliyah. Film tersebut, karya Pogus Caesar, berisi rekaman-rekaman yang belum pernah terlihat sebelumnya menunjukkan karier awal sang penyanyi pada tahun 1995 ketika ia tampil di Belanda.[167]
2012–2014: ajuan album anumerta
Pada Maret 2012, produser musik Jeffrey "J. Dub" Walker mengumumkan melalui akun Twitter-nya bahwa lagu "Steady Ground", yang ia produksi untuk album kedua Aaliyah, akan diikutsertakan dalam sebuah album anumerta Aaliyah mendatang. Lagu tersebut akan menampilkan vokal demo, karena Walker mengklaim bahwa rekaman aslinya dihilangkan oleh rekayasawan suaranya. Saudara Aaliyah, Rashad, kemudian menolak klaim Walker, menegaskan bahwa "tidak ada album yang [tengah] dirilis maupun didukung oleh keluarga Haughton" pada saat itu.[168] Pada 5 Agustus 2012, Blackground Records merilis lagu "Enough Said" secara daring. Lagu tersebut diproduksi oleh Noah "40" Shebib dan menampilkan penyanyi rap Kanada, Drake.[169] Empat hari setelahnya, Jomo Hankerson mengonfirmasi bahwa sebuah album anumerta tengah diproduksi dan dijadwalkan akan dirilis pada penghujung tahun 2012 oleh Blackground.[170] Albumnya dilaporkan akan berisi 16 lagu yang belum dirilis sebelumnya dan menampilkan kontribusi dari Timbaland dan Elliott, di antara para kolaborator Aaliyah lainnya. Pada 13 Agustus, Timbaland dan Elliott menyingkirkan rumor mengenai mereka yang telah dikontrak maupun akan berpartisipasi dalam proyek tersebut. Manajer Elliott, Mona Scott-Young, mengatakan dalam sebuah pernyataan untuk XXL, "Walaupun [Elliott] dan Timbaland selalu berusaha untuk menghidupkan kenangan kawan dekat mereka, kami belum dikontrak mengenai proyeknya dan belum berencana untuk berpartisipasi. Kami telah melihat laporan beredar bahwa mereka telah dikonfirmasi akan berpartisipasi, tetapi ini tidaklah benar. Baik [Elliott] maupun Timbaland sangatlah sensitif mengenai kehilangan yang masih dirasakan oleh keluarganya, jadi kami ingin memperjelas informasi salah yang beredar." Elliott sendiri mengatakan, "[Timbaland] dan saya membawa Aaliyah bersama kami setiap harinya, layaknya orang-orang yang mencintainya. Ia akan selalu hidup dalam hati kami. Kami hanya mencintai dan menghormati kenangannya serta orang-orang terkasihnya yang bersedih atas kehilangannya. Mereka akan selalu kami doakan."[171]
Pada Juni 2013, Aaliyah tampil dalam sebuah lagu baru karya Chris Brown, berjudul "Don't Think They Know", dengan Aaliyah menyanyikan bagian hook-nya. Video untuk lagu tersebut menampilkan versi hologram Aaliyah berdansa. Lagunya turut muncul dalam album studio keenam Brown, X (2014).[172] Sebulan setelahnya, Timbaland menyuarakan ketidaksetujuannya atas "Enough Said" dan "Don't Think They Know". Ia berseru, "musik Aaliyah hanya cocok dengan belahan jiwanya, yakni saya".[173] Tidak lama, Timbaland meminta maaf kepada Brown atas komentarnya, yang ia katakan terlontar akibat Aaliyah dan kematiannya merupakan "topik yang sungguh sensitif".[174] Pada Januari 2014, Shebib mengonfirmasi bahwa album anumerta ini telah dibatalkan akibat reaksi negatif terhadap keterlibatan Drake.[175]
2015–sekarang: perilisan ulang katalog dan Unstoppable
Pada Mei 2015, musisi Tink menyampel "One in a Million" karya Aaliyah dalam lagunya, "Million", dengan produksi dari Timbaland.[176] Pada bulan September, Aaliyah by Xyrena, sebuah parfum penghormatan resmi oleh merk parfum dengan nama yang sama, diumumkan.[177] Pada November 2015, Timbaland mengisyaratkan bahwa ia tengah mengerjakan sebuah mixtape baru; sebulan setelahnya pada 16 Desember, ia mengungkapkan judul, sampul, dan daftar lagunya, yang mengikutsertakan Aaliyah.[178]King Stays King dirilis pada hari Natal 2015 dan berisi sebuah lagu Aaliyah yang belum dirilis sebelumnya berjudul "Shakin", menampilkan penyanyi rap Strado.[179] Pada Agustus 2017, MAC Cosmetics mengumumkan bahwa sebuah koleksi Aaliyah akan tersedia pada musim panas 2018.[180] Koleksi Aaliyah for Mac dirilis secara daring pada 20 Juni dan menuju toko-toko keesokan harinya; selain koleksi tersebut, MAC dan majalah i‑D bermitra untuk merilis sebuah film pendek bertajuk A-Z of Aaliyah yang diluncurkan bersamaan dengan koleksinya.[180][181] Kotak koleksi Aaliyah for Mac dijual seharga $250 dan habis terjual dalam hitungan menit.[182]
Pada 21 Agustus 2019, museum Madame Tussauds mengungkapkan sebuah figur lilin Aaliyah di lokasi Las Vegas mereka. Figur berukuran asli tersebut mencontoh pakaian dan riasan ikonik Aaliyah untuk "Try Again". Patungnya diungkapkan oleh saudaranya, Rashad, kepada sejumlah tamu undangan.[183] Pada 25 Agustus setahun setelahnya, keluarga Aaliyah mengumumkan bahwa mereka tengah berbicara dengan beberapa perusahaan rekaman untuk mendiskusikan masa depan diskografi sang penyanyi, dengan sebuah pandangan untuk menjadikan mereka tersedia untuk unduhan dan streaming.[184]
Pada Januari 2021, diumumkan bahwa Aaliyah akan memiliki figurin Funko Pop! miliknya.[185][186] Patung koleksi tersebut dirilis pada Maret 2021 di seluruh dunia.[187] Pada Agustus 2021, dilaporkan bahwa karya Aaliyah untuk Blackground – sejak itu dirombak menjadi Blackground Records 2.0 – akan dirilis ulang dalam format fisik, digital, dan streaming dengan sebuah persetujuan antara labelnya dan Empire Distribution.[188][189] Sesaat setelahnya, pihak Aaliyah menerbitkan sebuah pernyataan merespons pengumuman Blackground 2.0, mencela "usaha amoral untuk merilis musik Aaliyah tanpa transparansi maupun akuntansi penuh untuk pihak" sang penyanyi.[190] Meskipun demikian, One in a Million memimpin perilisan ulang diskografi sang penyanyi pada 20 Agustus,[191] dan untuk yang pertama kali memasuki sepuluh besar Billboard 200 di nomor sepuluh dengan 26.000 unit terperoleh pada minggu yang berakhir pada 26 Agustus.[35]
Pada 25 Agustus 2021, Barry Hankerson mengungkapkan dalam sebuah wawancara bersama Big Tigger untuk WVEE bahwa sebuah album studio anumerta mendatang, berjudul Unstoppable, akan dirilis "dalam beberapa minggu". Album tersebut akan menampilkan Drake, Snoop Dogg, Ne-Yo, Chris Brown, dan Future, serta menggunakan vokal Aaliyah yang belum dirilis sebelumnya. Hankerson membagikan bahwa ini akan menjadi akhir dari musik baru sang mendiang penyanyi dan menambahkan, "Saya pikir albumnya indah. Prosesnya begitu emosional untuk dilaksanakan. Sangat sulit mendengarnya bernyanyi ketika ia tidak di sini, tetapi kami berhasil melewatinya."[192]Aaliyah dirilis ulang pada 10 September 2021,[193] diikuti oleh album-album kompilasi I Care 4 U dan Ultimate Aaliyah pada 8 Oktober.[166]
Pada 15 Desember 2021, "Poison", sebuah kolaborasi anumerta antara Aaliyah dan the Weeknd, diumumkan.[194] Balada R&B tersebut dirilis dua hari setelahnya sebagai singel utama Unstoppable.[195][196] Pada 4 Januari 2022, Hankerson mengonfirmasi bahwa album tersebut akan dirilis pada bulan itu dan berisi penampilan dari Ne-Yo, Snoop Dogg, dan Future, selain Drake dan the Weeknd,[197] tetapi, hingga tahun 2023, albumnya belum kunjung dirilis.[198]
Dampak dan peninggalan
Aaliyah telah diakui sebagai salah satu artis yang membantu mendefinisikan kembali musik R&B, pop, dan hip hop pada tahun 1990-an,[199] "meninggalkan jejak yang kekal terhadap industri musik secara utuh".[200] Menurut Billboard, ia merevolusi R&B dengan campuran pop, soul, dan hip hop sang penyanyi yang sensual.[79] Peter Piatkowski dari PopMatters menyatakan, "Layaknya Control karya Janet Jackson yang mengatur templat untuk para diva pop dansa 1980-an, merk paten pop kulit hitam Aaliyah, yang merupakan perpaduan antara hip hop, pop elektro, dan soul, menetapkan sebuah standar penilaian untuk para penyanyi pop urban muda lainnya."[201] Dalam sebuah ulasan 2001 untuk album ketiganya, Ernest Hardy dari Rolling Stone menyatakan bahwa Aaliyah telah meninggalkan dampak yang luar biasa besar terhadap musik R&B dan pop.[85] Steve Huey dari AllMusic menulis bahwa Aaliyah berdiri di antara barisan artis "elite" dari genre R&B, karena ia "memainkan peran utama dalam memopulerkan gaya produksi gagap nan futuristis yang digunakan oleh hip hop dan soul urban pada akhir 1990-an."[1] Kritikus Bruce Britt menyatakan bahwa dengan mengombinasikan "daya tarik gadis sekolah dengan ketegasan urban, Aaliyah membantu mendefinisikan bunyi yang berorientasi terhadap remaja, menghasilkan para fenomena pop kontemporer seperti Brandy, Christina Aguilera, dan Destiny's Child."[202]
Digambarkan sebagai salah satu "artis R&B terpenting" selama 1990-an,[203] album studio keduanya, One in a Million, menjadi salah satu album R&B yang paling berpengaruh dari dekade tersebut.[204] Kritikus musik Simon Reynolds mengutip "Are You That Somebody?" sebagai "singel pop yang paling radikal" dari tahun 1998. Kelefa Sanneh dari The New York Times menulis bahwa alih-alih menjadi titik pusat suatu lagu, Aaliyah "tahu bagaimana cara untuk menghilang dalam musiknya, bagaimana menyelaraskan suaranya dengan garis basnya",[205] dan kemudian "membantu mengubah bagimana musik populer terdengar; lagu-lagu Destiny's Child yang gugup dan berbasis akan ketukan jelas berutang budi kepada 'Are You That Somebody'". Sanneh menegaskan bahwa sebelum kematiannya pada tahun 2001, Aaliyah telah "merekam sejumlah lagu pop terpenting dan paling berpengaruh dari lima tahun terakhir".[206] Sementara mendaftar sejumlah artis yang mengikuti jejak Aaliyah, MTV Hive menyatakan bahwa mudah untuk menyadari pengaruh sang penyanyi terhadap gerakan bawah tanah seperti dubstep, bunyi indie pop, dan R&B lo-fi.[207] Erika Ramirez, seorang editor untuk Billboard, mengatakan bahwa sepanjang karier Aaliyah, "belum banyak artis yang menggunakan sejenis vokal lembut sebagaimana ia menggunakannya, dan kini kau bisa melihat berbagai artis meraih kesuksesan dengan melakukannya". Ramirez berpendapat bahwa One in a Million "begitu maju melebihi masanya dengan bas dan bunyi elektro dalam musik R&B" di album tersebut, dan bahwa bunyinya "sangat menonjol" pada masanya.[208]
Telah lama diyakini bahwa Aaliyah dapat meraih kesuksesan yang lebih besar seandainya bukan karena kematiannya. Emil Wilbekin dari Vibe menyebutkan kematian The Notorious B.I.G. dan Tupac Shakur dan menghubungkannya dengan sang penyanyi, menambahkan: "Album ketiganya yang baru saja dirilis dan perannya untuk sekuel The Matrix dapat saja membuatnya menjadi Janet Jackson atau Whitney Houston yang baru".[209] Sutradara Queen of the Damned, Michael Rymer, mengatakan tentang Aaliyah, "Tuhan, gadis itu bisa begitu berhasil", dan menyatakan bahwa ia memiliki "kejelasan tertentu mengenai apa yang ia inginkan. Tak akan ada yang menghalangi jalannya. Tanpa ego, kegugupan, maupun manipulasi. Tak akan ada yang menghentikannya."[210] Pada 18 Juli 2014, diumumkan bahwa Alexandra Shipp akan menggantikan Zendaya untuk peran Aaliyah dalam film biografi Lifetime, Aaliyah: The Princess of R&B,[211] yang tayang perdana pada 15 November 2014.[212] Zendaya dikritik akibat dianggap terlalu berkulit cerah dan tidak sungguh mencerminkan Aaliyah.[213] Ia menyuarakan hormat yang ia rasakan terhadap sang penyanyi sebelum meninggalkan proyeknya.[214] Ia menjelaskan pilihannya untuk mengundurkan diri dari filmnya melalui sejumlah video di Instagram.[215] Keluarga Aaliyah telah jelas menentang filmnya. Sepupu sang penyanyi, Jomo Hankerson, menyatakan bahwa keluarganya lebih memilih sebuah "perilisan studio utama" layaknya What's Love Got to Do with It, biopik 1993 yang didasarkan dari kehidupan Tina Turner. Keluarga Aaliyah telah berkonsultasi dengan seorang pengacara untuk menghentikan Lifetime menggunakan "musik apa pun, maupun foto dan video apa pun" yang mereka miliki, dan Hankerson mengklaim bahwa jaringan televisi tersebut tak menghubungi keluarga sang penyanyi mengenai proyek film tersebut.[216] Pada 9 Agustus 2014, diumumkan bahwa Chattrisse Dolabaille dan Izaak Smith akan memerankan kolaborator Aaliyah, Elliott dan Timbaland.[217] Keduanya turut menerima kritik akan perbedaan penampilan mereka dibandingkan dengan Elliott dan Timbaland.[218] Meski menerima ulasan-ulasan negatif,[219] penayangan perdana filmnya menarik 3,2juta penonton, menjadi film televisi dengan rating kedua tertinggi pada tahun 2014.[220] Pada 5 Agustus 2022, Beyoncé merilis remix dari singelnya, "Break My Soul", yang bertajuk "The Queens Remix", di mana ia mendompleng nama Aaliyah serta berbagai artis wanita kulit hitam lainnya.[221]
Prestasi
Aaliyah telah menerima tiga Penghargaan Musik Amerika,[222] dua Penghargaan Video Musik MTV,[223] serta lima nominasi Penghargaan Grammy.[224] Sang penyanyi telah menjual 8,1juta album di Amerika Serikat dan kira-kira 24 sampai 32 juta album di seluruh dunia.[225][226][227] Ia dilaporkan telah menjual 52juta rekaman secara keseluruhan.[228] Sepanjang kariernya, Aaliyah telah memperoleh sejumlah julukan kehormatan, termasuk sang "Putri R&B",[229] "Ratu Pop Urban",[230] dan "Putri Pop",[231] karena ia "telah secara mandiri membuktikan bahwa ia adalah seorang inspirasi".[232] Ernest Hardy dari Rolling Stone menjulukinya sebagai sang "ratu lagu-lagu sensual bertempo sedang".[85] Ia juga telah disebut sebagai seorang ikon pop dan R&B sebab dampaknya terhadap kedua genre.[44][233]
Di Penghargaan Video Musik MTV 2001, Janet Jackson, Elliott, Timbaland, Ginuwine, dan saudaranya, Rashad, memberikan penghormatan kepada Aaliyah.[234] Pada tahun yang sama, Administrasi Keamanan Sosial Amerika Serikat mendaftar "Aaliyah" sebagai salah satu dari 100 nama yang terpopuler untuk bayi perempuan.[27] Pada tahun 2003, Aaliyah didaftar sebagai salah satu wanita terbaik dari "era video" dalam seri VH1, The Greatest.[235] Kemudian, pada tahun yang sama, untuk mengenang Aaliyah, Yayasan Industri Hiburan membuat program Dana Memorial Aaliyah untuk menyumbangkan uang yang dikumpulkan menuju organisasi amal yang dahulu didukung oleh sang penyanyi.[236] Pada tahun 2008, ia didaftar dalam 25 penari terbaik versi BET.[237] Setahun setelahnya, pada Desember 2009, majalah Billboard mendaftarnya di nomor 70 untuk artis tersukses dari dekade 2000-an,[238] sementara albumnya, Aaliyah, ditempatkan di nomor 181 untuk 200 album teratas dari dekade tersebut.[239] Pada tahun 2010, majalah yang sama mendaftar Aaliyah sebagai artis R&B ke-27 tersukses dari 25 tahun terakhir.[240] Pada tahun 2012, VH1 mendaftarnya di nomor 48 dalam daftar wanita terbaik dalam musik versi mereka.[241] Pada tahun 2014, NME memosisikannya di nomor 18 dalam daftar 100 artis yang paling berpengaruh.[242] Pada Agustus 2018, Billboard menempatkan Aaliyah di nomor 47 dalam daftar 60 besar artis wanita tersukses sepanjang masa sejak tahun 1958.[243] Pada tahun 2020, ia didaftar oleh majalah tersebut sebagai salah satu dari 100 artis video musik terbaik sepanjang masa.[244]Essence mendaftarnya di nomor 30 dalam daftar 50 artis R&B yang paling berpengaruh pada tahun yang sama.[245] Pada tahun 2023, Rolling Stone mendaftar Aaliyah sebagai penyanyi ke-40 terbaik sepanjang masa.[74]
A bonus DVD with the special edition of the I Care 4 U album which includes nine music videos, the same behind-the-scenes video from the 2001 DVD, and the Japananimation commercial to promote the Aaliyah album, also the European edition includes the "Miss You" music video.
June 27, 2006 (US)
60-minute documentary; includes rare behind the scenes footage, promo video clips and interviews with Aaliyah, Missy Elliott, P. Diddy, Damon Dash and Timbaland.
Sutherland, William (2005). Aaliyah Remembered: Her Life & the Person Behind the Mystique (dalam bahasa Inggris). Trafford Publishing. ISBN1-4120-5062-6. OCLC59337110.
^ abcdefghPerrone, Pierre (27 Agustus 2001). "Aaliyah". The Independent (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2009. Diakses tanggal 8 April 2023.
^Farley, Christopher John (26 Agustus 2001). "Siren of Subtlety". Time (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juni 2019. Diakses tanggal 9 April 2023.
^"43rd Grammy Awards". CNN (dalam bahasa Inggris). 21 Februari 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Februari 2023. Diakses tanggal 9 April 2023.
^Farley, Christopher John (22 Juli 2001). "Street but Sweet". Time (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 April 2023. Diakses tanggal 11 April 2023.
^Lorez, Jeff (7 Mei 2001). "Killer Queen". Yahoo! Music. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Februari 2013. Diakses tanggal 11 April 2023.
^ abEx, Kris (Desember 1996). "Got to Give It Up". Vibe. hlm. 126. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Februari 2022. Diakses tanggal 11 April 2023 – via Google Buku.
^ abFlick, Larry, ed. (30 Mei 1998). "Reviews & Previews". Billboard (dalam bahasa Inggris). Vol. 110 no. 22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2023. Diakses tanggal 11 April 2023 – via Google Buku.
^Baillie, Russell (8 Agustus 2001). "Aaliyah: Aaliyah". The New Zealand Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Maret 2023. Diakses tanggal 11 April 2023.
^Seymour, Craig (31 Agustus 2001). "Aaliyah, a Tribute". The Buffalo News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2023. Diakses tanggal 11 April 2023.
^Needham, Alex (7 Juli 2001). "Who's That Girl?". NME (dalam bahasa Inggris). hlm. 25–26.
^ abcdeHardy, Ernest (9 Juli 2001). "Aaliyah: Aaliyah". Rolling Stone (dalam bahasa Inggris). No. 874. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Februari 2010. Diakses tanggal 11 April 2023.
^"Aaliyah on Whitney Houston" (dalam bahasa Inggris). Pada detik 0:05. Archived from the original on 2023-03-25. Diakses tanggal 11 April 2023 – via YouTube.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^NTSB Identification: MIA01RA225 (Laporan) (dalam bahasa Inggris). Lembaga Keselamatan Penerbangan Nasional. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 April 2023. Diakses tanggal 18 April 2023.
^Trias, Mike (8 November 2002). "Missing Aaliyah"(PDF). Radio & Records (dalam bahasa Inggris). No. 1478. hlm. 34. Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 31 Januari 2023 – via World Radio History.
^Sumber untuk julukan Aaliyah sebagai sang "Putri Pop":
Flick, Larry, ed. (14 Maret 1998). "Reviews & Previews". Billboard (dalam bahasa Inggris). Vol. 110 no. 11. hlm. 22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 April 2023. Diakses tanggal 20 April 2023 – via Google Buku.
^Seymour, Craig (13 Desember 2002). "I Care 4 U". Entertainment Weekly (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Maret 2023. Diakses tanggal 20 April 2023.
^Graham, Mark (13 Februari 2012). "100 Greatest Women in Music". The Greatest. Episode ke-242 (dalam bahasa Inggris). VH1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Maret 2012.
Top 50 peaks: "Discography Aaliyah". australian-charts.com. Hung Medien. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-23. Diakses tanggal September 20, 2012.
Top 100 peaks until December 2010: Ryan, Gavin (2011). Australia's Music Charts 1988-2010. Mt. Martha, VIC, Australia: Moonlight Publishing.
^ abc"Discografie Aaliyah". dutchcharts.nl (dalam bahasa Dutch). Hung Medien. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-18. Diakses tanggal September 20, 2012.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ ab"Discography Aaliyah". swedishcharts.com. Hung Medien. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-03. Diakses tanggal September 20, 2012.
^ abc"Aaliyah (Charts)"(select "Charts" tab). hitparade.ch (dalam bahasa German). Hung Medien. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-09-22. Diakses tanggal September 20, 2012.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ abc"Discographie Aaliyah". lescharts.com (dalam bahasa French). Hung Medien. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-02. Diakses tanggal September 20, 2012.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Discografie Aaliyah". ultratop.be (dalam bahasa Dutch). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-30. Diakses tanggal September 21, 2012.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Chertverfolgung / Aaliyah / Single". musicline.de (dalam bahasa German). Diarsipkan dari versi asli tanggal December 19, 2013. Diakses tanggal September 21, 2012.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Rick Ross – Ashes to Ashes". HipHopDX. Cheri Media Group. December 24, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 21, 2013. Diakses tanggal July 8, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)