Hayuning Dewi Darjati Fajar Sungging Pramodito Prasidani Lintang Satiti Anggoro Purnomosidi
Widodo Noor Slamet yang populer dengan nama Wid NS 22 November 1938 – 26 Desember 2003) adalah pencipta tokoh komikGodam. Komik Godam diciptakan oleh Wid NS dalam kurun waktu 1969-1980 sebanyak 15 judul komik Godam. Komik Godam terakhir yang seharusnya menjadi komik ke 16 yang berjudul "Ujian Buat Awang" belum terselesaikan karena kesehatan yang terganggu sampai dia meninggal tahun pada tahun 2003.
Selain mencipta Godam, Wid NS juga menciptakan tokoh komikAquanus pada tahun 1968. Karakter komik lain yang diciptakannya adalah Kapten Dahana.
Sebelum komik
Wid NS adalah Seniman otodidak yang "cuma" lulus SMP Negeri II Yogyakarta pada tahun 1956 itu tidak menamatkan pendidikan lanjutannya di SMA PPK Yogyakarta. Wid pertama kali bekerja formal pada Jawatan Penerangan Bengkulu. Pernah pula bekerja di majalahHai dan Bobo pada 1981. Selanjutnya, ia bekerja di TVRI Yogyakarta sebagai penulis skenario sandiwara. Selaras dan bakatnya membawanya ke dunia komik mulai tahun 1968. Komiknya yang pertama dibayar Rp. 7.500. Konon komiknya yang terbit pada tahun 1970-an dihargai lebih besar, yakni Rp. 50.000.
Studio Savicap
Wid NS dan Hasmi yang sudah saling mengenal sejak 1963 mempunyai selera yang sama pada fiksiilmiah dan superhero. Mereka sering saling meminjamkan karakter komik dan cerita komik yang mereka ciptakan. Rumahnya di Yogyakarta berfungsi sebagai studio yang mereka namakan Studio Savicap. Savicap adalah kepanjangan Sagitarius, Virgo dan Capricornus. Tiga buah rasi bintang yang dimiliki oleh Pak Wid NS, Pak Hasmi dan seorang temannya
Awalya ia banyak terpengaruh oleh komik Amerika, tetapi pada tahun 1950-an dan berlanjut ke 1960-an, ia juga menikmati sejumlah karya komikus Indonesia seperti Sri Asih karya RA Kosasih.
Wid NS selau berusaha manampilkan sosok yang lebih natural dalam karya-karyanya. Godam yang beraksi di Indonesia digambarkan sebagai orang Asia. Kendaraan, bangunan sangat jelas konstruksinya. Kemampuan dalam bertutur bisa menampilkan humor maupun suspense.
Wid NS selain meciptakan komik superhero seperti Godam, juga menciptakan komik silat maupun horor seperti "Anjing Setan de La Rosa" dan "Pengantin Rumah Kubur". Karya-karyanya juga banyak dimuat di majalah-majalah anak Ananda seperti "Azis". Penerbit komik Misurind menerbitkan komik sejarah "Ken Arok", selain itu pernah bersama-sama komikus Indonesia yang lain Hasmi, Djoni Andrean, Hasyim Katamsi dan Marsoedi membuat komik tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 berjudul "Merebut Kota Perjuangan" pada tahun 1983. Komiknya yang lain, tetapi agaknya tidak cukup dikenal adalah Fadjar yang diterbitkan oleh penerbit katolik Kanisius.
Selain dikenal sebagai seniman serba bisa, ketika hidupnya Wid NS juga dikenal sebagai komikus yang sering menciptakan karya komik yang jarang diproduksi. "Merebut Kota Perjuangan" hanyalah salah satu fragmen komik karya Wid NS yang memang paling diingat, sekaligus sepertinya menjadi tema yang jarang ketika itu.
Berkarya sampai akhir hayat
Dia meninggal saat pembukaan “Pameran Ilustrasi Komik” karyanya di Balai Roepa Tembi, Yogyakarta yang diselenggarakan dari 26 Desember 2003 sampai 17 Januari 2004.
Di galeri yang terletak di desa Timbul Harjo, kecamatan Sewon, Bantul, Godam hadir bersama beberapa tokoh lain dalam Pameran Ilustrasi Komik karya Wid NS. Di antaranya Azis, anak cerdas yang kerap muncul di majalah Ananda pada 1980-an, Nyi Ageng Serang, Bocah Antlantis, hingga Ken Arok. Total karya yang dipamerkan, 30 ilustrasi dan 25 jilid komik terbitan 1968-1995.
Wid meninggal di rumahnya yang sederhana di perumahan Bale Asri, Wates, sekitar 10 kilometer arah barat Yogyakarta. Ia meninggalkan Suradinah, istrinya, empat anak—Hayuning Dewi Darjati, Fajar Sungging Pramodito, Prasidani Lintang Satiti, dan Anggoro Purnomosidi—serta tiga cucu. "Saat meninggal, Bapak baru saja menyelesaikan lukisan potret dirinya," kata Sungging. Bahkan, tangan Wid pun masih berlumuran cat.