Akhmad Fadly (lahir 1990) adalah komikus Indonesia yang sering kali menggunakan unsur sejarah dan budaya Nusantara terutama topeng dan lakon Jawa dalam karyanya. Ia merupakan inisiator dari Komunitas Perakit Komik di kota Malang. Ia juga tergabung dalam kelompok komikus yang berfokus pada karya bertema pendekar, Padepokan Ragasukma.
Karier
Fadly sudah mulai mengikuti kompetisi komik sejak duduk di bangku SMK. Kompetisi komik yang pertama Ia ikuti adalah Pekan Komik dan Animasi Nasional ke-6 pada tahun 2007 yang diadakan di kota Malang. Pada kompetisi tersebut karya masuk ke dalam 10 Karya terbaik. Saat menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Negri Malang jurusan Desain Komunikasi Visual, Ia berniat untuk bergabung dengan Komunitas Komik Red Army, komunitas yang sudah membuatnya tertarik sejak SMK. Namun saat itu komunitas tersebut sudah tidak lagi aktif dan belum ada komunitas serupa di Kota Malang.[1] Akhirnya pada tahun 2013 Fadly bersama rekannya mendirikan dan menjadi ketua Komunitas Perakit Komik.[2] Cukup banyak karya yang dihasilkan bersama komunitas tersebut, antara lain Asmorobangun, Nagawasa, Sampana, dan Teratai Merah.[3] Fadly sempat menggunakan Raitopeng sebagai nama pena dalam karyanya.[4]
Pada tahun 2016 Fadly merancang komik dalam media digital sebagai skripsi yang Ia kerjakan di akhir masa perkuliahannya. Komik tersebut berjudul Dewaruci dan dipublikasikan di portal komik digital Webtoon Canvas.[5] Pada tahun yang sama Ia juga membuat komik silat berjudul Banaspati yang diterbitkan oleh Padepokan Ragasukma.
Setelah itu Fadly mendapat kesempatan untuk menerbitkan karyanya di portal komik digital Ciayo Comics.[6] Ia bersama kawannya Eryono, membuat komik berjudul Sampana yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2017 dan mendapat nominasi sebagai salah satu komik aksi terbaik.[7] Walaupun sudah memiliki komik yang terbit, Fadly tetap mengikuti kompetisi komik yang diadakan portal tersebut. Pada kompetisi itu komiknya yang berjudul Kancil memenangkan juara satu dalam kategori aksi.[8] Pada tahun berikutnya, Ia kembali mengikuti lomba tersebut dengan komik lain yang berjudul Pranaya.
Fadly kembali melanjutkan studinya pada tahun 2017 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai mahasiswa S2 di Fakultas Penciptaan Dan Pengkajian Seni. Seperti halnya skripsi yang Ia buat, Fadly juga mengkaji komik sebagai penelitian thesisnya. Dari tesis tersebut, Ia menghasilkan komik yang berjudul Wijaya Kusuma.[9] Komik itu dipublikasikan di portal digital Webtoon Canvas dan juga aplikasi Ragasukma Comic. Selain tetap membuat komik, Setelah lulus Fadly juga memulai kariernya sebagai dosen. Ia pernah mengajar di beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, antara lain Universitas Bina Nusantara Malang, Universitas Telkom dan Universitas Media Nusantara Citra.[10][11]
Pada tahun 2021, Fadly membuat komik silat lain di bawah naungan Padepokan Ragasukma yang berjudul Rajasa.[12] Di kemudian hari komik Rajasa mendapat perhatian dari penerbit Koloni, M&C Gramedia. Lalu pada tahun 2023 cerita komik Rajasa kembali terbit dan dilanjutkan dengan judul Rajasa and The Demon of The Wood. Komik tersebut sempat menjadi salah satu dari lima komik penjualan terbanyak pada tahun 2023.[13] Di tahun 2024 Sekuel komik Rajasa terbit dengan judul Rajasa and The Flag Bearer.
Komiknya yang berjudul Kancil yang sempat terbit pada tahun 2017 mendapat perhatian dari Studio Afterlab. Studio animasi tersebut bekerja sama dengan Visinema Pictures akan membuat cerita kancil karya Fadly menjadi sebuah film animasi.[14][15] Selain itu, Fadly juga aktif sebagai praktisi seni pertunjukan Tari Api dan juga atlet seni bela diri kendo.
Karya
Asmorobangun (2015)
Dewruci (2016)
Banaspati (2016 - 2017)
Satru (2016)
Nagawasa (2016)
Teratai Merah (2017)
Sampana (bersama Eryono, Widi Krisna Widodo dan Raka Samsaya; 2017-2019)