Wei Jingsheng (Hanzi: 魏京生; Pinyin: Wèi Jīngshēng; lahir 20 Mei 1950) adalah seorang aktvitis hak asasi manusia Tiongkok yang dikenal karena keterlibatannya dalam gerakan demokrasi Tiongkok. Ia paling dikenal karena menyerang sebuah esay, Modernisasi Kelima, yang diposkan pada "Tembok Demokrasi" di Beijing pada 1978. Karena manifesto tersebut, Wei ditangkap dan didakwa melakukan aktivitas "kontro-revolusioner", dan dijadikan tahanan politik dari 1979–93.[1][2] Dibebaskan pada 1993, Wei melanjutkan aktivitas pembangkangannya dengan berbincang dengan para jurnalis kunjungan, dan ditahan lagi pada 1994–97, mejalani total 18 tahun penjara yang berbeda. Ia dideportasi ke Amerika Serikat pada 16 November 1997, dengan alasan berobat.[3] Masih berkewarganegaraan Tiongkok, pada 1998, Wei mendirikan Yayasan Wei Jingsheng di New York City (sekarang berbasis di Washington D.C.) yang bertujuan untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan demokratisasi di Tiongkok.
Tahun-tahun awal
Wei adalah anak sulung dari empat bersaudara, yang dibesarkan oleh kader-kader Partai Komunis Tiongkok. Pada 1966, Wei bergabung dengan Pertahanan Merah saat masih menjadi pelajar berusia 16 tahun pada Revolusi Kebudayaan.[4] Ia tinggal di kawasan pedesaan di Utara Tiongkok dan berbincang dengan para petani tentang merebaknya bencana kelaparan yang terjadi beberapa tahun sebelumnya pada saat Lompatan Jauh Ke Depan.[5] Ia tidak melihat peran bahwa pemerintahan komunis di bawah pimpinan Mao Zedong bermain dalam menyebabkan bencana kelaparan tersebut, dan Wei terpaksa mulai mempertanyakan alam dari sistem yang ia tinggali.[3] Wei kemudian menulis tentang periode tersebut: "Aku merasa bahwa jika aku telah sadar dari mimpi panjang, namun setiap orang di sekitarku masih tenggelam dalam kegelapan."[6] Pada 1973, ia mulai bekerja sebagai tukang listrik di Kebun Binatang Beijing.[4]
Tembok Demokrasi
Wei tidak secara terbuka menyuarakan perasaannya sampai 1978, saat ia memutuskan untuk ikut dalam gerakan Tembok Demokrasi yang terjadi di Beijing. Pada 5 Desember 1978, ia mengeluarkan sebuah esay yang ia karang di sebuah dinding, yang berjudul Modernisasi Kelima sebagai tanggapan untuk esay pemimpin paramountDeng Xiaoping, Empat Modernisasi. Tema dasar Wei dalam eday tersebut adakan bahwa demokrasi harus juga menjadi sebuah tujuan modernisasi untuk Tiongkok bersama dengan empat tujuan lainnya yang diusulkan oleh Deng (empat tujuan tersebut adalah: industri, pertanian, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pertahanan nasional).[7]
Wei menandatangani esay dengan nama dan alamat aslinya. Esay tersebut menuai kegemparan karena keberaniannya dan karena karya tersebut tidak anonim. Esay tersebut juga merupakan satu-satunya esay yang menyebut Deng Xiaoping dengan namanya dan menyebutnya sebagai diktator.[7]
Penangkapan dan penahanan
Wei juga dikenal karena karya editorialnya dalam majalah jangka pendek Explorations (探索) pada 1979. Ia juga menerbitkan sebuah surat dengan namanya pada Maret 1979 yang menyebutkan kondisi tak berkeperikemanusiaan di Penjara Qincheng Tiongkok, dimana Panchen Lama ke-10 ditahan.[8]
Penulisan pembangkangannya kemudian membuatnya ditangkap dan ditahan. Orville Schell, seorang penulis dan akademisi yang mengkhususkan diri dalam menyoroti Tiongkok, menyatakan bahwa:
Pada 25 Maret, mendengar melalui kebun anggur bahwa tindakan keras akan dilakukan, Wei dan para koleganya meluncurkan edisi khusus Explorations dengan judul "Apakah Kita Butuh Demokrasi atau Kediktatoran Baru?"...
Wei dan sekitar tiga puluh aktivis Tembok Demokrasi lainnya dibariskan [pada masa setelahnya]. Pada bulan Oktober, Wei Jingsheng dibawa ke pengadilan dan dituduh "menyuplai intelijensi militer [pada perang Tiongkok dengan Vietnam] kepada orang asing dan secara terbuka berencana melengserkan kediktatoran proletariat dan sistem sosialis di Tiongkok."...
Karena pendangan terbukanya, Wei dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun.[9][10]
Wei menjalani total 18 tahun di penjara-penjara yang berbeda di Tiongkok. Surat-surat yang ia tulis saat ia berada di penjara menjelaskan tentang pandangan-pandangannya dan dikompilasikan dalam sebuah buku, The Courage to Stand Alone: Letters from Prison and Other Writings. Beberapa surat ditujukan langsung kepadaDeng Xiaoping, yang lainnya kepada para anggota keluarga Wei yang berbeda.[3][11] Ia masih ditahan sampai 14 September 1993, saat ia dibebaskan seminggu sebelumnya untuk memberikan suara kepada Komite Olimpiade Internasional untuk memilih apakah Olimpiade Musim Panas 2000 diselenggarakan di Beijing atau Sydney. Wei tetap berbicara, meskipun diancam akan ditangkap.[12]
Pada 27 Februari 1994, Wei bertemu Asisten Sekretaris Negara untuk Hak Asasi Manusia Amerika SerikatJohn Shattuck untuk mendiskusikan kondisi hak asasi manusia di Tiongkok, dan juga bertemu dengan para jurnalis. Wei ditangkap pada minggu berikutnya bersama dengan aktivis buruh dan demokrasi lainnya.[13] Meskipun dibebaskan tak lama setelahnya dan dikirim ke pengasingan di Tianjin, Wei ditangkap lebih dari satu kali pada 1 April 1994 saat ia berupaya untuk kembali ke Beijing. Didakwa berencana melawan negara, ia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara, namun ia hanya berada di penjara sampai 16 November 1997, saat ia dibebaskan karena "alasan kesehatan" dan dideportasi ke Amerika Serikat.[13] Ia dikirim ke Amerika Serikat karena tuntutan internasional, khususnya permintaan Presiden AS pada waktu itu Bill Clinton.[7]