WPP plc
WPP plc adalah sebuah perusahaan induk multinasional asal Britania Raya yang berbisnis di bidang komunikasi, periklanan, hubungan masyarakat, teknologi, dan perdagangan. Perusahaan ini berkantor pusat di London, Inggris. Hingga tahun 2019, WPP dianggap sebagai perusahaan periklanan terbesar di dunia.[5] WPP plc memiliki sejumlah anak usaha, yang bergerak di bidang periklanan, hubungan masyarakat, media, dan jaringan riset pasar, seperti AKQA, BCW, Essence Global, Finsbury, Grey, GroupM, Hill+Knowlton Strategies, Kantar Group, Mindshare, Ogilvy, Wavemaker, Wunderman Thompson, dan VMLY&R. Perusahaan ini merupakan salah satu dari empat agen periklanan terbesar di dunia, selain Publicis, Interpublic Group of Companies, dan Omnicom.[6] WPP melantai di Bursa Saham London dan sahamnya merupakan salah satu komponen dari Indeks FTSE 100.[7] Perusahaan ini juga melantai di Bursa Saham New York.[8] Pada tanggal 14 April 2018, Martin Sorrell resmi pensiun setelah 33 tahun bekerja di perusahaan ini. Roberto Quarta saat ini merupakan chairman perusahaan ini.[9] Sementara Mark Read saat ini menjadi CEO WPP.[10] SejarahPerusahaan ini didirikan dengan nama Wire and Plastic Products plc untuk memproduksi keranjang belanja pada tahun 1971. Pada tahun 1985, Martin Sorrell yang sedang mencari sebuah perusahaan publik untuk menjadi sarana membangun sebuah penyedia jasa pemasaran global pun membeli mayoritas saham perusahaan ini.[11][12] Selama tahun 1986, WPP menjadi induk dari Picquotware, sebuah produsen teko dan kendi asal Northampton. Pada bulan November 1987, kebakaran menghancurkan pabrik dan aktivitas produksi di Northampton dan aktivitas produksi pun dipindah ke Burntwood di Staffordshire. Pada tanggal 25 November 2004, WPP menutup pabrik di Burntwood dan berhenti memproduksi Picquotware. Semua aset Picquotware lalu dijual pada tanggal 14 Desember 2004.[13] Pada dekade 1980-an, WPP mulai mengakuisisi sejumlah perusahaan.[14] Selama beberapa tahun kemudian, WPP rutin mengakuisisi lusinan perusahaan setiap tahunnya.[14] Pada bulan Januari 1987, perusahaan ini mengakuisisi Scott Stern Associates, yang pada saat itu merupakan perusahaan periklanan dan desain terbesar di Skotlandia.[15] Pada tahun yang sama (1987), perusahaan ini mengakuisisi J. Walter Thompson (yang meliputi JWT, Hill & Knowlton, dan MRB Group) dengan harga $566 juta.[11] WPP lalu resmi melantai di NASDAQ pada tahun 1988 (dan kemudian pindah ke NYSE).[8][16] Pada tahun 1989, WPP resmi mengakuisisi Ogilvy Group dengan harga $864 juta.[11] WPP terus mengakuisisi perusahaan lain pada dekade 1990-an. WPP membeli perusahaan yang bergerak di bidang periklanan kesehatan, periklanan digital, belanja daring, media digital, manajemen data, konsultansi ritel dan korporat, serta pemasaran olahraga. Salah satunya adalah akuisisi terhadap Lambie-Nairn pada tahun 1999.[14] Pada tahun 1998, WPP membentuk sebuah aliansi dengan Asatsu-DK Inc. asal Jepang.[11] Pada bulan Mei 2000, WPP setuju untuk mengakuisisi Young & Rubicam Group asal Amerika Serikat dengan harga $5,7 milyar, yang pada saat itu merupakan akuisisi terbesar di sektor periklanan.[17] Akuisisi tersebut pun menjadikan WPP sebagai perusahaan periklanan dengan pendapatan dan penjualan terbesar di dunia, mengalahkan Omnicom Group dan Interpublic.[17] Pada dekade 2000-an, WPP Digital dibentuk untuk mengembangkan kapabilitas digital perusahaan ini.[18] Pada bulan Oktober 2008, WPP resmi mengakuisisi perusahaan riset pasar Taylor Nelson Sofres dengan harga £1,6 milyar.[19][20] Selama tahun 2009, WPP mengurangi jumlah pegawainya menjadi hanya sekitar 14.000 orang, atau hanya 12,3% dari jumlah pegawainya dulu, sebagai respon terhadap krisis ekonomi 2008.[21][22] Pada bulan Juni 2012, WPP setuju untuk mengakuisisi agen pemasaran digital AKQA dengan harga US$540 juta.[23][24] Pada bulan November 2015, WPP setuju untuk mengakuisisi mayoritas saham Essence, sebuah agen digital global.[25] Pada bulan November 2016, WPP mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi PEP, LLC, sebuah perusahaan pengadaan dan manajemen proyek yang mengawasi promosi pemasaran untuk klien di Amerika Serikat.[26] Sejumlah anak usaha WPP menggunakan Microsoft Windows, sehingga cukup parah terdampak oleh serangan siber di Ukraina 2017, yang mana selama sepuluh hari, komputer sejumlah stafnya hanya dapat digunakan untuk mengakses webmail.[27][28] WPP lalu menggabungkan Burson-Marsteller dengan Cohn & Wolfe untuk membentuk BCW (Burson Cohn & Wolfe) pada bulan Februari 2018.[29] Pada bulan April 2018, Martin Sorrell pensiun setelah 33 tahun bekerja di perusahaan ini, pasca adanya tuduhan kelalaian pribadi dan penyalahgunaan aset perusahaan. Namun Sorrell membantah tuduhan tersebut.[9] Chairman Roberto Quarta pun ditunjuk sebagai chairman eksekutif sementara.[9] Pada bulan September 2018, Mark Read, yang merupakan CEO dari Wunderman,[30] ditunjuk sebagai CEO perusahaan ini.[31][32] Referensi
Pranala luar |