TUI Group adalah sebuah perusahaan pariwisata asal Jerman.[4] TUI adalah akronim dari Touristik Union International. TUI AG dikenal sebagai Preussag AG hingga tahun 1997 saat perusahaan ini mengubah bisnisnya dari pertambangan menjadi pariwisata. Perusahaan ini berkantor pusat di Hanover, Jerman.[5]
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 9 Oktober 1923 dengan nama Preußische Bergwerks- und Hütten-Aktiengesellschaft (Preussag). Pada tahun 1927, Preussag bergabung dengan Hibernia AG asal Ruhr untuk membentuk Vereinigte Elektrizitäts und Bergwerks AG (VEBA AG).[6]
Setelah menjual Salzgitter AG dan membeli Hapag-Lloyd AG pada tahun 1997, Preussag beralih menjadi perusahaan pariwisata. Pada saat itu, Hapag-Lloyd memegang 30% saham TUI. Pada tahun 1999, Preussag meningkatkan kepemilikan sahamnya di TUI menjadi 100%.[7] Selain itu, Preussag juga mengakuisisi 25% saham Thomas Cook pada tahun 1997, yang kemudian ditingkatkan menjadi 50% pada tahun 1998. Pada tanggal 2 Februari 1999, Carlson Leisure Group resmi digabung ke dalam Thomas Cook, dengan sahamnya dipegang oleh perusahaan ini, Westdeutsche Landesbank, dan Carlson Inc.[8] Namun, pada pertengahan tahun 2000, Preussag mengakuisisi kompetitor Thomas Cook, yakni Thomson Travel, sehingga Preussag diminta menjual 50,1% saham Thomas Cook.[9] Pada tahun 2002, Preussag mengubah namanya menjadi TUI AG.[10]
Pada bulan Maret 2008, TUI mengumumkan penggabungan dari divisi pariwisatanya dengan First Choice asal Britania Raya,[11] yang akhirnya disetujui oleh Komisi Eropa pada tanggal 4 Juni 2007, asal perusahaan hasil penggabungan menjual Budget Travel di Irlandia.[12] TUI memegang 55% saham TUI Travel PLC, yang mulai beroperasi pada bulan September 2007.[13]
Pada bulan April 2008, Alexey Mordashov, yang telah membeli saham TUI Travel pada musim semi tahun 2007, kembali membeli saham TUI Travel melalui S-Group untuk mengembangkan TUI Travel ke Eropa Timur dan Rusia.[14][15][16]
Bisnis logistik dari perusahaan ini, terutama di sektor pengapalan, tetap dipisah dan dipusatkan pada Hapag-Lloyd AG. Mayoritas saham Hapag-Lloyd kemudian dijual ke konsorsiumAlbert Ballin pada bulan Maret 2009[17] dan sebagian lainnya kembali dijual ke Ballin pada bulan Februari 2012, seiring dengan rencana TUI untuk keluar dari bisnis pengapalan dan untuk mengoptimasi bisnis pariwisatanya dengan ekspansi ke Rusia, Tiongkok, dan India di bawah kepemimpinan Michael Frenzel.[16][18] Sebelum bulan Agustus 2010, John Fredriksen memegang cukup banyak saham TUI Travel dan cukup mempengaruhi strategi TUI Travel.[19] Karena saham TUI Travel yang dipegang oleh Alexey Mordashov melalui S-Group Travel Holding makin besar daripada jumlah saham yang dipegang oleh Fredriksen, bisnis pengapalan pun akhirnya dijual.[19]
Pada bulan Juni 2014, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka akan bergabung dengan TUI Travel.[20] Penggabungan tersebut akhirnya selesai pada tanggal 17 Desember 2014 dan perusahaan hasil penggabungan resmi melantai di bursa saham di Frankfurt dan London.[21] Sebelum penggabungan, Alexey Mordashov memiliki hak veto atas keputusan yang dibuat oleh TUI Travel.[22] Setelah penggabungan, saham yang dipegang oleh Alexey Mordashov terdilusi menjadi kurang dari 25%, sehingga ia kehilangan hak veto.[22]
Pada tanggal 12 Desember 2016, Alexey Mordashov meningkatkan kepemilikan sahamnya di TUI Group dari 18% menjadi lebih dari 20%.[22][23] Pada bulan Oktober 2018, Alexey Mordashov meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 24,9%.[24] Pada bulan Juni 2019, Mordashov mengalihkan 65% saham yang ia pegang ke KN-Holding, yang dimiliki oleh putranya, Kirill Mordashov dan Nikita Mordashov. TUI menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka ”menyambut generasi kedua dari keluarga pemegang sahamnya”.[25]
Pada bulan Agustus 2020, perusahaan ini mencatatkan rugi bersih sebesar €2.3 miliar (dari bulan Oktober 2019 hingga Juni 2020) sebagai akibat dari pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut, rugi sebanyak €1,5 miliar dihasilkan mulai bulan April hingga Juni 2020, dengan pendapatan pada periode yang sama hanya €75 juta, 98% lebih kecil daripada periode yang sama pada tahun 2019. CEO TUI, Fritz Joussen, mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menjual kapal pesiar Marella.[26]
TUI Group memiliki lima maskapai penerbangan di Eropa, yang diwariskan dari TUI Travel, sehingga menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan pariwisata terbesar di Eropa. Maskapai milik perusahaan ini mengoperasikan penerbangan berjadwal dan sewa ke lebih dari 150 destinasi di seluruh dunia dari lebih dari 60 bandara di sembilan negara di Eropa. Dengan jumlah pesawat terbang mencapai 137 unit hingga bulan Mei 2015, TUI Group mengumumkan bahwa mereka akan mengubah merek dari maskapai penerbangan miliknya, yakni dengan menambah awalan ‘TUI’. Arkefly (kini TUI fly Netherlands), Jetairfly (kini TUI fly Belgium), Thomson Airways (kini TUI Airways), TUIfly (kini TUI fly Deutschland), dan TUIfly Nordic (kini TUI fly Nordic) akan tetap memegang sertifikat operator udara terpisah, tetapi akan beroperasi di bawah "satu organisasi terpusat" dengan "satu fungsi rekayasa & pemeliharaan".[32]
Hingga bulan Maret 2019, TUI juga memiliki Corsair International. Mayoritas saham Corsair kemudian dijual ke Intro Aviation asal Jerman, dengan perusahaan ini hanya memegang 27% saham sisanya.[33]