Seratus hari pertama kepresidenan Donald Trump dimulai pada pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 pada siang hari tanggal 20 Januari 2017. Wakil Presiden Amerika Serikat ke-48, Mike Pence, dilantik pada hari yang sama. Hari ke-100 masa kepresidenannya adalah 29 April 2017. 100 hari pertama masa kepresidenan mulai mendapat perhatian luas pada masa pemerintahan Franklin D. Roosevelt. Sejak saat itu, periode ini menjadi patokan kesuksesan awal seorang presiden. Sebelum pemilu berakhir, Trump mengumumkan rencana 100 hari pertamanya di Gettysburg, Pennsylvania.[1][2]
Pejabat pertama yang diangkat oleh Trump adalah Stephen Bannon sebagai "penasihat senior dan kepala strategiwan West Wing" dan Reince Priebus sebagai Kepala Staf dengan tujuan bersama-sama "merombak pemerintah federal."[3]
Trump berjanji melakukan hal-hal ini pada 100 hari pertamanya:[4]
Mengangkat hakim "yang akan menegakkan Konstitusi" dan "mempertahankan Amendemen Kedua"
Membangun tembok di perbatasan selatan Amerika Serikat dan membatasi imigrasi "agar pengangguran di Amerika Serikat mendapat kesempatan kerja yang lebih baik"
Meninjau ulang perjanjian dagang dengan negara-negara lain dan menindak perusahaan-perusahaan yang "mengirim lapangan kerja ke luar negeri"
Merancang aturan mengenai peraturan: "bila ada satu peraturan baru, dua peraturan lama harus dihapus”[8]
Memerintahkan pimpinan Kepala Staf Gabungan untuk "merumuskan rencana besar untuk melindungi infrastruktur vital Amerika Serikat dari serangan siber dan bentuk serangan lainnya."[8]
Mengecap Tiongkok sebagai "manipulator mata uang"[9]