Perencanaan perkotaan adalah perencanaan tata ruangkota yang mencakup segala aspek kehidupan dalam masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kota yaitu pembuatan gambaran pola lingkungan fisik yang ada dan hubungan ruang kota dengan fungsi yang saling berkaitan.[1] Penyeenggaraan perencanaan kota dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.[2]
Perencanaan perkotaan berhadapan dengan lingkungan binaan dari perspektif munisipal dan metropolitan. Profesi lainnya yang berhadapan dengan detail yang lebih kecil, disebut arsitektur dan desain urban. Perencanaan wilayah berhadapan dengan lingkungan yang masih lumayan besar, pada tingkatan yang kurang mendetail. Orang Mesir Hippodamus sering dianggap sebagai Bapak Perencanaan Kota, untuk desainnya Miletus, meskipun contoh kota terencana "permeate antiquity". Muslim diperkirakan merupakan asal ide penzonaan resmi (lihat haram dan hima dan lebih umum khalifa), atau stewardship di mana mereka timbul), meskipun penggunaan modern di Barat berawal dari ide Congres Internationaux d'Architecture Moderne. Perencanaan kota termasuk pengorganisasian, atau memengaruhi, distribusi penggunaan tanah dalam wilayah yang telah dibuat atau dimaksudkan untuk dibuat.
Persyaratan
Perencanaan perkotaan dilakukan sebagai suatu produkpembangunan sehingga proses tata ruang kota dilakukan secara terpadu. Perencanaan tata ruang terpadu meliputi perencanaan fisik, perencanaan spasial, kemitraan, dan kelengkapan sumber daya. Selain itu, perencanaan perkotaan dilandasi pada pemenuhan kepentingan masyarakat. Pertimbangan utama dalam perencanaan perkotaan adalah ketersediaan sumber daya dan tingkat keberhasilan dari perencanaan.[3]
Lingkup
Lingkup utama dari perencanaan perkotaan adalah perencanaan tata ruang dan kota. Kota merupakan tempat di mana konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena terjadinya pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya. Dengan ungkapan yang berbeda, definisi kota yang lain adalah permukiman yang berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok orang-orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualistis.[4]
Penerapan perencanaan perkotaan memerlukan pemahaman tentang bentuk dan struktur kota sebagai landasan pengaplikasian teori. Bentuk kota merupakan pola bangunan dan sebaran kawasan yang tidak digunakan untuk pertanian. Kota dapat berbentuk linier, jaring, bintang, menjalar, menyebar, dan melingkar.[5] Sedangkan struktur kota adalah pola yang terbentuk dari sebaran kegiatan perkotaan. Struktur kota dapat berbentuk melingkar, bersektor, atau memusat .[3]
Peran
Perencanaan perkotaan berperan dalam mengendalikan perubahan di dalam kota yang terjadi secara terus menerus. Kota selalu mengalami perubahan sosial, perubahan politik, perubahan budaya dan perubahan ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi selalu berkaitan dengan unsur ruang, kepentingan publik, dan keputusan dalam menanggapi perubahan. Karenanya, perencanaan kota dapat menjadi penentu dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu kota.[6]
Perencanaan kota juga dapat menciptakan taraf hidup yang layak bagi masyarakat melalui kondisi kerja yang merata untuk semua lapisan masyarakat. Pemerataan biaya hidup akan membentuk keberagaman sosial yang memiliki kesatuan sosial. Perencanaan kota juga dapat membantu proses globalisasi yang tetap mempertahankan warisan budaya yang beragam. Selain itu, perencanaan kota juga mampu mewujudkan pemenuhan kebutuhan yang berbeda dari berbagai kelompok.[7]
^Kustiwan, Iwan (2014). Perencanaan Kota(PDF). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)