Kajian wilayahKajian wilayah merupakan aktivitas dalam mengkaji suatu wilayah dilihat dari unsur-unsur esensial di dalamnya. Informasi ini yang nantinya akan sangat menentukan jalannya suatu perencanaan pembangunan wilayah. Semakin banyak unsur esensial wilayah yang dikaji, maka akan semakin banyak informasi yang didapatkan mengenai kelemahan maupun kelebihan suatu wilayah. Dari sini dapat ditentukan strategi perencanaan yang tepat bagi wilayah tersebut dan pembangunan atau pengembangan seperti apa yang menunjang wilayah itu.[1] Perbedaan perencanaan dan kajian wilayah
Teori kajian wilayahTeori kajian wilayah meliputi:
Teori Von Thunen berusaha menghubungkan antara konsep ekonomi dengan lokasi spasial. Konsep yang digagas Von Thunen mengilustrasikan suatu kota yang berada dipusat dataran yang subur yang ditengahnya terdapat sungai. Dataran tersebut memiliki kondisi tanah yang dapat ditanami serta memiliki kesamaan kesuburan. Semakin jauh dari wilayah perkotaan, dataran yang terlihat ialah hutan belantara yang memutus hubungan Negara kota ini berada dengan dunia luar. Garis besar asumsi-asumsi yang dibuat oleh Von Thunen: a.) Pusat kota sebagai kota pemasaran, lokasi di pusat suatu wilayah homogen secara geografis, bagian pusat digambarkan sebagai pusat pemukiman, pusat industri dan sekaligus pusat pasar. b.) Biaya transportasi berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh. Setiap petani di kawasan sekeliling kota akan menjual kelebihan hasil pertanian ke kota tersebut, dan biaya transportasi ditanggung sendiri. c.) Petani secara rasional cenderung memilih jenis tanaman yang menghasilkan keuntungan maksimal. Pola Penggunaan Lahan dari Von Thunen Semakin jauh dari kota, lahan secara progresif memproduksi barang dengan biaya transportasi murah dibandingkan dengan lainnya. Dengan alasan tersebut terbentuk lingkaran-lingkaran konsentrik di sekililing kota dengan produk pertanian utama tertentu. Setiap lingkaran produk pertanian, sistem pertaniannya akan berubah, dan pada berbagai lingkaran akan ditemukan sistem pertanian yang berbeda. Kesimpulan penting yang dapat diambil dari pengembangan teori Von Thunen adalah: (1) kecenderungan semakin menurunnya keuntungan akibat makin jauhnya lokasi produksi dari pasar, namun terdapat perbedaan laju penurunan (gradien) antar komoditas, dan (2) Jumlah pilihan-pilihan menguntungkan yang semakin menurun dengan bertambahnya jarak ke kota atau pusat pasar.
Sebuah model skematis yang dikembangkan dalam mengelompokkan aktivitas-aktivitas atas dasar konsentrasi dalam jarak yang berturut-turut dalam kawasan dari pusat ke arah hinterland. Hipotesis Burges menyatakan bahwa zona-zona penggunaan lahan akan menjaga keteraturan, tetapi karena kota tumbuh dan berkembang maka setiap zone harus menyebar dan bergerak keluar, menggeser zona berikutnya dan menciptakan zone transisi penggunaan tanah.[2]
Teori pembangunan aksial atau radial, dikembangkan oleh Harvey merupakan sebuah peningkatan dalam memodifikasi zone konsentrasi untuk mengikuti pola topografi. Sungai-sungai yang dapat dilayari menyediakan bentuk paling mudah dari transportasi air, sedangkan desa-desa memfasilitasi konstruksi jalan dan rel. Hal ini berarti biaya transportasi per unit lebih rendah dalam beberapa arah dari yang lainnya. Yang lebih realistik konstruksi jalan dan rel akan menyebabkan zone-zone berbentuk bintang laut, sampai pelosok-pelosok yang meluas sepanjang rute transportasi utama. Jadi meskipun A dan B berbeda jarak dari pusat, mereka akan menggambarkan penggunaan tanah yang sama berdasarkan waktu tempuh yang sama dari pusat.
Lokasi pusat (central place) merupakan suatu tempat dimana sejumlah produsen cenderung mengelompok di lokasi tersebut untuk menyediakan barang dan jasa bagi populasi disekitarnya. Lokasi pusat tertata dalam suatu pola yang vertikal maupun horizontal. Kepentingan relative lokasi pusat tergantung pada jumlah dan order barang dan jasa yang disediakan. Cristaller berpendapat bahwa sistem lokasi pusat membentuk suatu hierarki tersebut didasarkan atas prinsip bahwa suatu tempat menyediakan tidak hanya barang dan jasa untuk tingkatannya sendiri tetapi juga semua barang dan jasa lain yang ordernya rendah seperti Model Christaller mencerminkan suatu hubungan tetap antara setiap level dalam hierarki. Sistem lokasi pusat ditentukan secara bertahap sesuai dengan dua prinsip dasar. Pertama, semua hamparan wilayah disuplai barang-barang dari sejumlah pusat-pusat tertentu. Kedua, suatu lokasi pusat dengan range tertentu menyediakan barang dan jasa sesuai dengan rangenya dan semua barang dan jasa dari order yang lebih rendah.
Menurut Losch tidak ada alasan mengapa daerah pasar dikaitkan dengan pusat-pusat produksi dan bersifat kaku seperti yang diungkapkan Christaller. Losch menyadari bahwa model hasil yang dikembangkan kurang efisien dikarenakan sulitnya mengkombinasikan jaringan daerah pasar untuk pembentukkan struktur spasial yang efisien bagi produsen ataupun konsumen. Model pengaturan spasial pusat kota menurut Losch konsisten terhadap unsur dasar organisasi manusia yakni prinsip usaha minimal. Usaha tersebut dilakukan dengan cara memaksimalkan jumlah perusahaan yang beroperasi di dalam pasar serta meminimalkan biaya transportasi secara keseluruhan. Skema hierarki Christaller terdiri dari serangkaian tingkatan distrik dimana satu pusat menghasilkan campuran barang-barang yang sama dengan pusat lain pada tingkatan hierarki yang sama. Skema Losch membiarkan terjadinya spesialisasi produksi di central place sedangkan Christaller tidak demikian, kecuali jika tingkat hierarki dibedakan oleh barang berhierarki spesifik. Ada dua konsekuensi dari model landscape Losch, yakni yang berhubungan dengan pengaturan sektoral pada pergerakan yang berimplikasi terhadap distribusi populasi.[2]
Dengan mempertimbangkan keputusan logis individu untuk menjual barang kepada pihak lain, telah dikembangkan logika yang sama untuk memahami hal-hal yang penting dan menarik tentang organisasi spasial lokasi pusat dalam landscape sederhana. Berdasarkan variabel jarak saja dapat dihasilkan jaringan hierarki lokasi pusat yang kompleks di atas isotropic land. Objek dari sistem ini (market areal atau daerah pasar dan rumah tangga yang terdistribusi sama) dihubungkan bersama-sama oleh aliran barang dan penerimaan tunai seperti halnya permintaan dan penawaran yang di hubungkan oleh pertukaran. Kekuatan dinamis sistem ini menyebabkan strukturnya sendiri merupakan proses pertukaran berputar (siklus) dimana input uang ( permintaan) dari koperasi yang tersebar di transformasikan ke dalam output barang-barang dan jasa dari sub sistem produksi individu yang di hasilkan di lokasi pusat. Proses pertukaran ini baik sub sistem produksi individu maupun agregrat tergantung dari ketahanannya. Pertukaran menghasilkan suatu pola spasial karena perbedaan lokasi antara titik permintaan dan penawaran. Dalam pergerakan menuju lokasi pusat untuk mempertukarkan pendapatan dengan barang dan jasa, seorang konsumen harus menghabiskan sumber daya yang langka (uang,watu,fisik, dan energi) untuk mengatasi friksi jarak ini. Pada jarak tertentu dari titik penawaran, pengeluaran menjadi begitu tinggi yang apabila di tambahkan kepada harga yang harus di bayar akan menurunkan permintaan menjadi nol. Pada jarak itulah proses pertukaran berhenti karena tidak adanya permintaan. Kisaran spasial dariproses tersebut beragam tergantung ordernya. Oleh karena itu bentuk dan struktur dari lokasi pusat keseluruhanya tergantung pada keragaman sistematis dari tinggi rendahnya kisaran spasial dari proses pertukaran tersebut. Struktur hierarki yang di bangun dalam pembahasan ini menampilkan kondis kekokohan (steady state) dari sitem lokasi pusat yaitu kondisi keseimbangan dinamis dimana organisasi fungsional dapat mencapai keseimbangan input dan output secara alamiah. Dengan kata lain permintaan penduduk dapat di penuhi secara efisien
Menurut teori lokasi pusat dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa konsumen bergerak menuju pusat terdekat. Begitu juga halnya dengan pergerakan barang. Barang berorder lebih rendah yang dihasilkan oleh sejumlah pusat berorder rendah cenderung bergerak dengan jarak tempuh pendek, sedangkan pergerakan barang berorder lebih tinggi dicirikan dengan jarak yang lebih panjang. Dengan kata lain, jarak yang ditempuh untuk memperoleh barang-barang di lokasi pusat berhubungan langsung dengan order barang. Teori ini dapat diuji dengan membuat peta perilaku konsumen dalam ruang. Untuk setiap jenis barang dibuat garis yang menghubungkan lokasi konsumen dengan lokasi pusat yang disebut sebagai Desire Line (garis keiinginan). Pola perilaku konsumen terhadap barang berorder lebih rendah akan menunjukkan garis Desire line pendek yang terpusat pada tempat-tempat kecil yang banyak jumlahnya. Pola perilaku konsumen terhadap barang yang berorder lebih tinggi akan menunjukkan banyaknya garis (desire line) yang lebih panjang dan mengumpul pada pusat yang lebih besar dan berjumlah sedikit.[3] Paham kajian wilayah
Landschaft merupakan bagian permukaan bumi yang memberikan gambaran individualitas tersendiri dan meliputi bentuk keadaan alamnya beserta isinya yang terdiri atas:
Vidal (ahli geografi budaya) mengemukakan teori “life style” dalam konsep genre de vie yang berarti gaya hidup dan cara hidup. Dalam mengkaji wilayah-wilayah geografi adalah keragaman genre de vie yang ciri - cirinya ditentukan oleh:
Dalam perkembangannya manusia dengan peradabannya memilih dan menentukan corak kehidupan dari kemungkinan-kemungkinan yang disediakan oleh lingkungan alamnya. Bentuk keragaman genre de vie merupakan hasil kegiatan manusia dalam usaha kesejahteraan di muka bumi.[3] Pandangan Vidal ada beberapa faktor yang berpengaruh yakni:
Richard Hartshome dalam bukunya the natural of Geography yang mengkaji wilayah Amerika yang memisahkan antara aspek fisik dan aspek manusia. Dalam perkembangan selanjutnya terjadi pembagian mengenai kajian wilayah yaitu secara umum (regional) dan khusus (topikal). Hartshorne berpendapat bahwa kedua aspek baik fisik maupun sosial tidak dapat dipisahkan karena pemisahan hanya akan menimbulkan ketidakselarasan serta mengacaukan gagasan. Hartshorne berasumsi bahwa studi wilayah (geografi) adalah deferensiasi areal muka bumi atau keanekaragaman bentang alam di muka bumi yang masing-masig memiliki karakteristik yang bisa sama atau berbeda. Unsur esensial dalam kajian wilayah
Luas wilayah yang besar akan memberikan potensi yang besar baik sumber daya alamnya maupun manusianya. Wilayah yang sempit biasanya sumber daya alam dan manusianya juga sedikit. Namun wilayah yang luas juga tidak lepas dari masalah manusianya dalam mengelola sumber daya tersebut. Masalah perbatasan dan keamanan wilayah itu juga semakin kompleks.
referensi
lihat juga |
Portal di Ensiklopedia Dunia