Pengeboman Makassar 2002 (disebut juga Bom McDonald's Makassar 2002) adalah sebuah peristiwa ledakan bom di restoran McDonald's tepatnya di Mal Ratu Indah pada 5 Desember 2002 sekitar pukul 18:00.[1][2][3] Ledakan ini berasal dari bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak saat puluhan pengunjung memadati tempat itu untuk buka puasa dan makan malam. Ledakan tersebut menewaskan 3 orang dan melukai 11 orang.[4]
Akibat peristiwa itu restoran McDonald's ditutup selama 5 bulan dan beroperasi kembali pada Mei 2003.
Kronologi
Pengeboman
Pemboman McDonald's, pada 5 Desember 2002, terjadi pada malam hari raya Idul Fitri, menandai berakhirnya Ramadhan – Bulan puasa bagi umat Islam.[5] Peristiwa itu menyebabkan 3 orang tewas dan 15 lainnya luka-luka. Polisi mengatakan 3 kematian ini termasuk salah satu pembom dari kelompok Islam Laskar Jundullah.[6] Pada hari yang sama, pemboman McDonald's di Makassar hanyalah salah satu dari dua yang terjadi, di mana pemboman lain terjadi di sebuah dealer mobil, beberapa mil dari McDonald's. Dilaporkan bahwa tidak ada yang terluka pada peristiwa ini, namun kedua peristiwa tersebut terkait erat melalui lokasi dan makna.
Pemboman tersebut, baik yang terjadi di gerai McDonald's maupun di dealer mobil, diduga terkait dengan kesepakatan damai dan dukungan yang diberikan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kalla mempromosikan gagasan bahwa perdamaian "harus dikembangkan dan dipelihara melalui dialog, inklusivitas, penyelesaian perselisihan secara damai, dan tidak menggunakan kekuatan",[7] yang diyakini menjadi pendorong potensial dalam aksi kelompok Laskar Jundullah.[6] Kalla memiliki toko McDonald's dan dealer mobil di Makassar, di mana pengeboman bertindak sebagai ancaman terhadap Wakil Presiden sehubungan dengan fenomena perdamaiannya. Potensi pendorong lainnya adalah ancaman politik Indonesia secara keseluruhan, di mana para teroris melakukan aksi tersebut sebagai upaya untuk lebih dikenal oleh masyarakat dan media.[6]
Tersangka dan hukuman
Dari ledakan tersebut, tersangka Agung Abdul Hamid (36 tahun) dan Munir Ansori (28 tahun) diperiksa di Polsek Yogyakarta.[8]{Dari tim Polda Sulsel, penangkapan dua tersangka ini dipimpin AKBP Triatmojo dengan mengajukan 50 pertanyaan kepada kedua tersangka.[8] Agung Hamid ditangkap pada 3 Oktober 2004 di Jalan Mangkubumi Yogyakarta, dan Munir Ansori ditangkap pada 27 September 2004 di Jalan Mageland, Blunyah Tegarejo. Kedua tersangka diterbangkan menggunakan pesawat niaga Bouraq menuju Makassar dari Bandara Adisutjipto.[9]
Sebelum ditangkap, Agung menyamar sebagai pedagang bawang yang berpindah-pindah dari kota ke kota, sedangkan Munir menyamar sebagai pengangkut barang bekas di Klithikan, pasar tradisional Yogyakarta.[10] Selama interogasi terhadap kedua tersangka, Polisi berhasil mengumpulkan informasi tentang serangan itu, mendapatkan konfirmasi atas kecurigaan Agung Hamid memiliki keterlibatan yang signifikan dalam Bom McDonald 2002 di pusat perbelanjaan Mal Ratu Indah.[10] Pada 15 Agustus 2005, beberapa tahun setelah pengeboman, Agung Hamid dibuntuti di Pengadilan Negeri Makassar, di mana hakim memutuskan dia bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.[11]
Agung Hamid bukan satu-satunya orang yang terlibat dalam pengeboman di Makassar. Anton Bin Labbase dan Ilham Riady didakwa dengan keseluruhan perencanaan pemboman McDonald's di Makassar, bersama dengan Agung. Ilham Riady menerima 8 tahun penjara karena keterlibatannya dalam pemboman McDonald's, menewaskan tiga orang.[12] Individu lain, Galazi Bin Abdul Somad, seorang Militan Muslim, sangat terlibat dalam pemboman Makassar melalui peran mengangkut bahan peledak ke pelaku bom yang sebenarnya. Dia menerima hukuman 18 tahun penjara karena tindakan tersebut.
Terkaitannya dengan Bom Bali
Detektif Polri memiliki insentif bahwa ada hubungan kuat antara Bom Makassar dan Bali, di mana kedua serangan itu dituduhkan pada kelompok teror Jamaah Islamiyah (JI).[1] Ada kecurigaan kuat bahwa target utama dari kedua serangan ini adalah simbol Amerika dan Australia – McDonald's berkembang dari budaya Barat, dan Bali menjadi tujuan wisata Barat yang kuat.[13]
Lebih lanjut, Bom Bali dipastikan terjadi akibat aksi kelompok Islam Jemaah Islamiyah. Hal ini semakin menunjukkan adanya hubungan potensial antara Bom McDonald's Makassar dan Bom Bali, keduanya pada tahun 2002, karena Laskar Jundullah berasal dari praktik dan keyakinan Jemaah Islamiyah. Namun, tidak ada pernyataan resmi polisi yang menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa ini saling terkait.[6]
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|
---|
Sebelum 2000 | |
---|
2000–2009 | |
---|
2010–2019 | |
---|
2020–2029 | |
---|