Onolalu, Nias Selatan
Onolalu merupakan salah satu Kecamatan yang baru lahir di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Indonesia. Sebelumnya Kecamatan Onolalu termasuk dalam distrik Kecamatan Telukdalam, Nias Selatan. Latar BelakangNama Onolalu dapat merujuk ke dua hal, yaitu Öri Onolalu dan Kecamatan Onolalu. Öri Onolalu merupakan nama dari wilayah sebuah klan di Nias sebelum adanya pemerintahan dan dipimpin oleh seorang Tuhenöri, sedangkan kecamatan merujuk pada wilayah di bawah pemerintahan seorang camat. Sistem öri masih berlaku dalam pelaksanaan adat sampai sekarang. Öri yang berdekatan dengan Öri Onolalu adalah Öri To'ene Asi, Öri Maniamölö dan Öri Mazinö yang sekarang juga termasuk dalam pembagian wilayah kecamatan masing-masing. SejarahAsal UsulBanyak versi cerita tentang sejarah asal usul Suku Nias, beberapa versi cerita tersebut hanya berbeda di sisi nama tokoh dan akhir cerita selalu merujuk pada satu alur. Asal-usul Suku Nias tidak pernah lepas dari legenda dan mitos dari rakyatnya, dan sebagian besar mempercayai akan hal ini. Salah satu syair hoho dalam masyarakat Nias di bagian Selatan adalah kisah Salawa Hölia (Penguasa Bumi), yaitu suatu kisah yang menceritakan asal muasal orang Nias dari seorang Penguasa Bumi di Teteholi Ana’a (suatu tempat di negeri kayangan). Salah satu bait syairnya, sebagai berikut:
Selanjutnya, menurut legenda yang berkembang di Nias bagian Selatan ada 3 (tiga) orang laki-laki keturunan Ho (Ho adalah salah satu anak dari Hia) dari Nias Tengah meninggalkan orang dan pergi berkelana ke arah Selatan.[1] Ketiga sosok tersebut merupakan pendiri desa-desa tertua dan cikal bakal marga-marga besar di Nias Selatan. Keturunan Zinö menetap di daerah sebelah timur laut Teluk Dalam yang nantinya berkembang menjadi Öri Mazinö disebut juga “Tanah Zinö”. Keturunan Lalu menetap di daerah sebelah utara Telukdalam yang kelak menjadi Öri Onolalu yang disebut “Tanah Lalu”. Keturunan Mölö menetap di daerah sebelah barat Telukdalam yang dikenal sebagai Öri Maenamölö atau disebut “Tanah Mölö”. Kemudian, Lalu merupakan kakek moyang dari Öri Onolalu yang sekarang merupakan Kecamatan Onolalu. Mado paling banyak di sini adalah Bago,Ge'e dan yang terakhir ialah Harita [butuh rujukan], sedangkan mado yang lain merupakan marga pendatang dari Öri lain yang menetap di Onolalu.[butuh rujukan] PemekaranKecamatan Onolalu sebelumnya adalah bagian dari Kecamatan Telukdalam yang terdiri dari 4 Desa Induk yaitu Hilimondregeraya, Hilinamöza'ua, Hilifalagö dan Hilifarono. Desa-desa Induk yang besar tersebut kini dibagi menjadi beberapa desa lagi sehingga sekarang terdapat 10 desa di kecamatan Onolalu. Berikut perinciannya.[2]
Dasar hukum pemekaran Kecamatan Onolalu sebagian wilayah Kecamatan Telukdalam adalah Perda No. 3/2015 dan Nomor Register Perda Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2015. Sebelumnya, Desa Hili'amuri sempat menjadi bagian wilayah Kecamatan Onolalu saat pemekaran, tetapi sebagian penduduk desa menolak karena jarak desa ke ibu kota kecamatan terlalu jauh sementara Telukdalam lebih dekat. Alasan kedua karena Desa Hili'amuri memang bukan bagian wilayah dari Öri Onolalu. GeografiSecara geografis, Kecamatan Onolalu terletak pada koordinat 0°28′26″N 97°49′06″E / 0.47389°N 97.81833°E.[3] Lokasi Kecamatan Onolalu berada pada ketinggian 10-90 meter di atas permukaan laut.[4] Luas wilayah Kecamatan Onolalu adalah 25,37 km2.[5] Wilayah Kecamatan Onolalu berbatasan langsung dengan Kecamatan Mazinö di sebelah utara. Di sebelah timur, Kecamatan Onolalu berbatasan dengan Kecamatan Toma. Kecamatan Onolalu berbatasan dengan Kecamatan Telukdalam di sebelah selatan. Sementara itu, Kecamatan Onolalu berbatasan dengan Kecamatan Fanayama di sebelah barat.[6] Bentang AlamKecamatan Onolalu merupakan daerah berbukit-bukit yang diairi oleh sungai Sa'ua sekaligus menjadi pemisah antara 4 perkampungan induk yaitu Hilimondregeraya dan Hilinamözaua di sebelah barat sementara Hilifalagö dan Hilifarono disebelah timur. Sungai Sa'ua mengalir dari mata air pegunungan utara di Mazinö dan bermuara ke Selatan di Desa Bawödobara dan Ganöwö Saua, Kecamatan Telukdalam.[7] Sesuai data Stasiun Meteorologi Binaka Gunungsitoli, jumlah hujan per hari dari rata rata-rata per bulan sebanyak 23 kali dan curah hujan dari rata-rata perbulannya 489,4 mm. Ini dikarenakan setiap desa di Onolalu dibangun pada ketinggian 30 s.d 50 meter di atas permukaan laut.[8] Daerah Ibu KotaBerdasarkan hasil perundingan dan kesepakatan bersama antar desa, Kecamatan Onolalu beribukotakan Hilinamözaua karena daerah ini terletak di pertengahan diukur terhadap desa lain. Adapun jarak kantor camat ke kantor Bupati Nias Selatan dapat ditempuh dengan 12,75 km perjalanan lewat jalur Hilionaha. Jarak dari kantor kepala desa ke kantor camat dari beberapa desa induk adalah Hilifarono berjarak 5 km ke kantor camat lewat jalur Hilifalagö sementara Hilifalagö dan Hilimondregeraya berjarak 2 km ke kantor camat di Hilinamözaua. PemerintahanKecamatan Onolalu per 2020 telah mengalami 4 kali pergantian camat. Berikut ini daftar camat dan mantan Camat Onolalu dari awal pemekaran sampai sekarang:[9]
Jumlah perangkat desa Kecamatan Onolalu yang dihitung dari total semua desa, Pjs. Kepala Desa masing-masing satu orang total semua 10 orang sama dengan total Sekdes 10 orang, sekretariat total 24 orang dan BPD sebanyak 83 orang dari total sepuluh desa, Pelaksana teknis 51 orang, Pelaksana kewilayahan 30 orang dan pegawai desa lainnya 20 orang dari total keseluruhan desa.[8] Budaya dan PariwisataKekayaan budaya Nias kerap terasosiasi dengan atraksi lompat batu. Sajian media hampir selalu mengarah ke desa Bawömataluo atau Hilisimaetanö. Namun, kekayaan budaya Nias tak hanya tersimpan di sana. Desa Hilimondregeraya salah satunya dan tiga desa induk lain, merupakan salah satu dari desa di Kecamatan Onolalu yang masih mempertahankan adat dan budayanya.[10] Suku dan EtnisKecamatan Onolalu hampir seluruh penduduknya adalah Suku Nias dan selebihnya merupakan pendatang dari suku lain misalnya suku Batak dan Minang yang menikah atau pindah karena pekerjaan. Onolalu kerap disebut-sebut dalam sejarah sebagai bagian dari etnis Melayu Tua. Tempat WisataTerdapat tiga rumah adat besar atau omo sebua di Desa Hilimondregeraya yang masih berdiri kokoh sampai sekarang. Sementara itu, semua rumah adat di desa Hilifalagö dan desa Hilinamözaua telah hancur termakan usia dan kurangnya perawatan. Terdapat beberapa tempat lain yang bisa dijadikan wisata dan hiburan ketika berkunjung ke sana.[10] HilimondregerayaHilimondregeraya adalah salah satu desa tradisional terbesar di Nias Selatan yang lebih tua dibandingkan dengan Bawömataluo. Di sana terdapat 130 rumah adat tradisional yang masih kokoh.[11] Jarak desa ini sekitar 8 km dari Telukdalam, ibu kota kabupaten Nias Selatan. Desa ini berbatasan dengan Hilikara dan Hilisanekhehösi.[10] Berikut beberapa tempat dan atraksi wisata di desa induk Hilimondregeraya.
HilinamözauaHilinamözaua termasuk salah satu desa terbesar di Nias Selatan dan pertama di Kecamatan Onolalu. Desa ini berada tidak jauh dari Desa Hilimondregeraya dengan 75 buah lebih rumah adat tradisional yang masih berdiri kokoh yang bisa menjadi referensi wisata untuk anda jika berkunjung kesini. Ora Batu atau Tangga Batu merupakan batu megalitik yang menjadi ikonik Desa Hilinamözaua.[10] HilifalagöHilifalagö merupakan desa terkecil kedua setelah Desa Hilifarono di kecamatan Onolalu. Disini terdapat beberapa rumah adat tradisional yang sebagian bangunan terbuat dari beton, artinya bagian bawah bangunan menggunakan beton bukan kayu lagi agar lebih tahan terhadapnya bencana.[10] HilifaronoHilifarono merupakan desa terkecil di Kecamatan Onolalu yang tidak lagi membudidayakan kebudayaan tarian (Mogaele dan Moluaya) dan pariwisata KulinerJenis kuliner pada umumnya disini sama dengan kuliner di desa-desa lain di Nias Selatan. Fasilitas dan SosialPrasaranaHampir seluruh jalan menuju desa-desa di kecamatan Onolalu telah diperbaiki dan memadai. Terdapat 16,70 km jalan yang teraspal, 2,50 km yang belum teraspal dan 5,30 yang belum diperkeras (non paved) dari total panjang jalan 24,50 km. Hingga tahun 2018 mengalami kemajuan daerah yang teraspal sekitar 24,50 km dari total panjang jalan kecamatan, sementara beberapa desa tertentu masing-masing telah disemen tanpa teraspal.[12] Sarana PendidikanTerdapat 12 bangunan untuk fasilitas pendidikan dari SD sampai SMA/K (SD terdapat 7 bagunan dari total murid ±779 orang, SMP terdapat 3 bagunan dari total murid ±284 orang dan SMK/SMA terdapat 2 bagunan dari total murid 53/71 orang) dari total ruangan kelas 76 ruangan.[13] Sarana MedisUntuk daerah Onolalu, pemerintah daerah menyediakan satu gedung Puskesmas yang terletak di Desa Hilifalagö[14] dan satu buah Polindes. Dengan total tenaga medis 71 orang, yaitu 1 orang Dokter, 36 Bidan dan 34 Perawat dari total keseluruhan desa.[15] Sarana IbadahKarena 99,9% penduduk nya beragama Kristen, maka terdapat 33 tempat ibadah untuk agama Kristen Protestan dan 10 tempat ibadah untuk agama Kristen Katolik. Sarana Pendukung LainnyaListrik PLN dan Jaringan Telepon, Internet, Sinyal TV dan Radio sudah bisa diakses di semua desa berdasarkan program Presiden Jokowi pada tahun 2017 lalu tentang “Program Listrik Masuk Desa”[16] dan jaringan yang bisa diakses hanya Operator Telkomsel berkekuatan sinyal H+ s/d 3G dan di desa tertentu seperti Desa Hilionaha sudah bisa menikmati kecepatan jaringan 4G. Mata PencaharianDari laporan statistik pertanian tanaman pangan dan penggunaan lahan tahun 2016-2018, penduduk setempat telah memanfaatkan 131,0 hektar tanah dari total luas kecamatan Onolalu untuk bercocok tanam terutama dalam bidang ladang padi dan perkebunan karet. Beberapa hasil panen masyarakat Onolalu seperti Jagung, Kedelai, Talas, Kacang hijau, Ubi kayu, Ubi jalar, Bawang, Cabai, Bayam, Kacang panjang, Kangkung, Terong, Ketimun, dll. Tanaman produksi seperti Karet, Kelapa, Pisang dan Kakao. Sementara itu, babi, kambing, ayam kampung, ayam pedaging, itik, bebek, dan ikan kolam (fresh water pond) adalah ternak yang paling banyak dipelihara dan diproduksi setiap tahunnya.[17] Pranala luar
Lihat PulaReferensi
|