Nokia Networks
Nokia Networks[2][3] (sebelumnya bernama Nokia Solutions and Networks (NSN) dan Nokia Siemens Networks (NSN)) adalah sebuah produsen peralatan telekomunikasi dan jaringan data multinasional yang berkantor pusat di Espoo, Finlandia. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Nokia Corporation. Perusahaan ini memulai sejarahnya sebagai sebuah joint venture antara Nokia asal Finlandia dan Siemens asal Jerman dengan nama Nokia Siemens Networks. Nokia Networks kini beroperasi di sekitar 120 negara.[4] Pada tahun 2013, Nokia resmi memegang semua saham perusahaan ini, setelah membeli saham yang sebelumnya dipegang oleh Siemens.[5] Pada bulan April 2014, nama NSN tidak lagi dipakai, sebagai bagian dari upaya penjenamaan ulang.[3][6] SejarahPerusahaan ini didirikan sebagai sebuah joint venture antara Siemens Communications (kecuali unit bisnis korporatnya) dan bisnis jaringan dari Nokia. Pembentukan perusahaan inipun diumumkan pada tanggal 19 Juni 2006.[7] Nokia Siemens Networks kemudian diluncurkan di 3GSM World Congress pada bulan Februari 2007.[8] Nokia Siemens Networks pun mulai beroperasi penuh pada tanggal 1 April 2007[9], dengan kantor pusat di Espoo, Helsinki Raya, Finlandia. Pada bulan Januari 2008, Nokia Siemens Networks mengakuisisi Atrica asal Israel, sebuah perusahaan yang memproduksi sistem transportasi Ethernet kelas pembawa untuk jaringan metro. Biaya akuisisi tersebut diperkirakan sekitar $100 juta.[10][11] Pada bulan Februari 2008, Nokia Siemens Networks mengakuisisi Apertio, sebuah penyedia alat manajemen pengguna jaringan seluler asal Bristol, dengan harga €140 juta. Dengan akuisisi tersebut, Nokia Siemens Networks pun mendapat sejumlah klien di bidang manajemen pengguna, seperti Orange, T-Mobile, O2, Vodafone, dan Hutchison 3G.[12][13][14] Pada tahun 2009, Siemens mengaku bahwa mereka hanya memegang saham perusahaan ini, sementara operasi perusahaan ini lebih banyak dikendalikan oleh Nokia.[15] Pada tanggal 19 Juli 2010, Nokia Siemens Networks mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi bisnis peralatan jaringan nirkabel milik Motorola.[16] Akuisisi tersebut akhirnya selesai pada tanggal 29 April 2011 dengan harga $975 juta. Sekitar 6.900 orang pegawai Motorola pun beralih menjadi pegawai Nokia Siemens Networks. Pada tanggal 23 November 2011, Nokia Siemens Networks mengumumkan bahwa mereka akan memfokuskan bisnisnya pada produksi peralatan pita lebar seluler dan berencana memberhentikan 17.000 dari 74.000 orang pegawainya. Pengurangan pegawai tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya operasional sebesar $1,35 milyar pada akhir tahun 2013.[17][18] Pada tanggal 12 Desember 2011, ADTRAN mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi bisnis akses pita lebar jaringan tetap milik Nokia Siemens Networks. Sekitar 400 orang pegawai Nokia pun beralih menjadi pegawai ADTRAN.[19][20][21] Setelah melakukan pengurangan pegawai, kondisi Nokia Siemens Networks makin membaik. Laba bersih perusahaan inipun naik sekitar 10% dan arus kasnya positif selama enam kuartal berturut-turut.[22] Pada tanggal 7 Agustus 2013, Nokia menyelesaikan akuisisi terhadap semua saham perusahaan ini yang dipegang oleh Siemens, dan nama perusahaan ini pun diubah menjadi Nokia Solutions and Networks. Pada tanggal 29 April 2014, Nokia mengumumkan bahwa nama perusahaan ini akan diubah menjadi Nokia Networks. Nokia juga mengumumkan bahwa Rajeev Suri, CEO NSN akan menjabat sebagai presiden dan CEO Nokia mulai tanggal 1 Mei 2014.[3] Pada tanggal 15 April 2015, Nokia mengumumkan niatnya untuk membeli Alcatel-Lucent dengan harga €15,6 milyar. Akuisisi tersebut ditujukan untuk memperkuat Nokia, agar dapat bersaing dengan Ericsson dan Huawei. Akuisisi tersebut pun disetujui oleh regulator pada bulan Oktober 2015 dan disetujui oleh para pemegang sahamnya pada tanggal 4 Januari 2016.[23][24] Pada tanggal 3 November 2016, Nokia menyelesaikan akuisisi terhadap Alcatel-Lucent, dan kemudian menggabungkannya ke dalam Nokia Networks. Pada tanggal 1 Agustus 2020, Pekka Lundmark resmi menjabat sebagai CEO Nokia. Logo
Referensi
Pranala luar |