Dra.Hj.Nani Widjaja atau Nani Widjaya (10 November 1944 – 16 Maret 2023) adalah pemeran Indonesia. Ia merupakan salah satu dari empat anggota Golden Girls bersama Ida Kusumah, Connie Sutedja, dan Rina Hassim. Istilah Golden Girls sendiri dibentuk oleh Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio, atau lebih dikenal dengan nama Sys NS.
Masa kecil dan ketertarikan pada seni
Nani Wijaya, putri tunggal dari Widjaja, telah menorehkan namanya dalam sejarah seni Indonesia. Sejak masa sekolah dasar, Nani telah berminat untuk melatih keahliannya dalam seni tari. Keterampilan dalam menarikan tarian Sunda dan Jawa klasik membuatnya diakui sebagai salah satu penari terampil. Bergabung dengan kelompok tari Tunas Mekar pada tahun 1957 setelah pindah ke Jakarta, Nani sering diundang untuk tampil di Istana Negara dan juga di luar negeri. Prestasinya semakin dikenal ketika ia berhasil memenangkan festival tarian pada tahun 1959. Karier seninya terus berkembang. Namanya semakin populer di kalangan pemerhati seni hingga pada suatu hari ia menerima tawaran untuk berakting dalam film "Darah Tinggi" garapan sutradara Lilik Sujio. Setelah mendapat restu dari ayahnya, Nani menerima tawaran tersebut dan mulai memperluas karier aktingnya. Sejak tahun 1960-an hingga saat ini, Nani Wijaya telah membintangi puluhan karya di industri perfilman Indonesia.[1]
Kehidupan pribadi
Nani Wijaya menikah dengan Misbach Yusa Biran pada tahun 1969, dari pernikahannya itu ia dikaruniai enam orang anak, yakni:
Pada tahun 2017, ia menikah lagi dengan teman lamanya, Ajip Rosidi, seorang budayawan Sunda, Ajip Rosidi meninggal dunia pada tahun 2020.
Karier
Nani melanjutkan awal karirnya di dunia akting dengan debutnya dalam film Linda pada tahun 1958. Kemudian, pada tahun 1961, ia berperan dalam film Dinding Sekolah. Selama periode 1962—1968, Nani Wijaya aktif berperan sebagai peran pembantu dalam berbagai film, termasuk A Sing Ing So, Njanjian di Lereng Dieng, dan Petir Sepandjang Malam (1967). Namanya juga terkenal sebagai nama asli karakter Sri Asih, yang diciptakan oleh R.A. Kosasih pada tahun 1954, dan kemudian diadaptasi ke layar lebar dengan peran utama yang diperankan oleh Mimi Mariani.[2]
Nani adalah salah satu aktris terkemuka pada masanya, ia dikenal karena peran pendukung dan karakternya yang unik, sering memerankan wanita kompleks dengan nuansa dan karakter yang dalam, biasanya keibuan, eksentrik dan keras kepala. Salah satu perannya yang paling populer di masyarakat adalah saat ia memerankan karakter Emak di situasi komedi Bajaj Bajuri, beradu peran bersama Mat Solar, Rieke Diah Pitaloka dan Fanny Fadillah. Dihormati karena kecakapan akting dan keserbagunaannya, ia dianggap oleh khalayak sebagai salah satu aktris Indonesia terbesar sepanjang masa.
Penghargaan
Selama lebih dari enam dekade karier beraktingnya, ia telah menerima berbagai penghargaan, dinominasikan lima kali untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia dengan seluruhnya sebagai Aktris Pendukung Terbaik, menjadikannya salah satu aktris dengan perolehan nominasi terbanyak dari aktris lain dalam kategori tersebut. Ia berhasil memenangkan dua diantaranya, untuk perannya dalam drama romantis Yang Muda, Yang Bercinta (1977) dan film biopik R.A. Kartini (1982). Penghargaan lain yang diterimanya termasuk Lifetime Achievement Award dalam Festival Film Bandung 2010, serta penghargaan serupa dalam Indonesian Movie Actors Awards pada tahun 2021 dan 2022. Sejumlah prestasi ini menunjukan kontribusi Nani Wijaya dalam dunia perfilman Indonesia dan penghargaan atas kualitas karyanya.[3]