Mohammad Zahir Shah (16 Oktober 1914 – 23 Juli 2007) adalah Raja Afganistan terakhir yang memerintah mulai dari 8 November 1933 sampai ia digulingkan pada 17 Juli 1973. Ia menjalin hubungan persahabatan dengan banyak negara, termasuk dengan kedua sisi pihak yang terlibat Perang Dingin, dan ia juga memodernisasi negaranya sejak tahun 1950-an. Pemerintahannya yang panjang ditandai oleh perdamaian dan stabilitas yang hilang setelahnya.
Ketika tinggal di Italia untuk perawatan medis, Zahir Shah digulingkan dalam sebuah kudeta mendadak pada tahun 1973 yang dilakukan oleh sepupunya sendiri dan juga mantan perdana menteri, Mohammad Daoud Khan, yang kemudian mendirikan sebuah republik. Dia tetap berada di pengasingan, di dekat Roma hingga tahun 2002, dan kembali ke Afganistan setelah berakhirnya rezim Taliban. Ia diberi gelar Bapak Bangsa, yang ia pegang sampai kematiannya pada tahun 2007.[1]
Asal suku
Zahir Shah dilahirkan pada dinasti BarakzaiPashtun, Afghanistan. Ia adalah keturunan dari Sardar Muhamad Khan Peshawari, saudara dari Dost Muhamad Khan, orang yang menjual Peshawar untuk emas dan memihak pada Ranjeet Khan dalam melawan saudara paruhnya di Kabul, Dost Muhamad. Kakeknya, Yahya Khan, orang yang berjasa dalam mediasi antara Yaqub Khan dan Inggris selama negosiasi Gandomakm yang dikenal dengan nama Pakta Gandomak. Setelah penandatanganan pakta tersebut, Yaqub Khan dan Yahya Khan melarikan diri ke British India. Garis keturunan Pashtun-nya dan kemampuannya dalam bahasa Persia memberikannya kepercayaan dari dua kelompok negara yang paling penting: suku yang berbahasa Pashto di selatan dan elit Kabul yang berbahasa Farsi.[2]
Zahir Shah menimba ilmunya di Prancis, dengan mengamati proses demokrasi dan mengambil ide-ide progresif untuk diimplementasikan ke dalam pemerintahannya.[3] Dia dapat berbahasa Pashto, Prancis, Inggris, dan Italia.[4]
Masa pemerintahan
Pada 8 November1933, dia diangkat menjadi raja pada umur 19 tahun setelah pembunuhan ayahnya, Mohammed Nadir Shah, yang ia saksikan sendiri. Selama 20 tahun pertama pemerintahannya, ia tidak memerintah secara efektif, karena diserahkan kepada pamannya.[3]
Pada tahun 1964, dia mengumumkan konstitusi baru.
Dia membuat program modernisasi politik dan ekonomi, membuat legislasi demokratis, dan pendidikan untuk wanita. Dia juga memulai program anti bahasa Persia untuk memopulerkan bahasa Pashtu yang akhirnya gagal.
Dia juga dikenal sebagai seorang yang etno-sentris selama masa pemerintahannya. Kebanyakan pejabat pemerintahan dan anggota parlemen berasal dari etnik Pashtun dan orang-orang Pashtun mempunyai hak istimewa yang lebih daripada non-Pashtun yang mengakibatkan pembentukan gerakan-gerakan dan partai-partai anti pemerintah, contohnya Sitam Milli diketuai oleh Tahir Badakhshi, Pergerakan Dr. Abdur Rahman Mahmoudi dan banyak lagi.[5][6]
Masa pengasingan
Pada tahun 1973, sepupunya dan mantan Perdana Menteri Mohammed Daoud Khan melakukan sebuah kudeta, dan mendirikan pemerintahan republikan ketika Mohammed Zahir Shah sedang berada di Italia untuk menjalani operasi mata. Sebagai mantan perdana menteri, Daoud Khan pernah dipecat oleh Zahir Shah, satu dekade lebih awal.[3] Kudeta itu akhirnya mengakhiri era dinasti Barakzai.[3]
Zahir Shah tinggal dalam pengasingan di Italia selama dua puluh sembilan tahun di sebuah villa besar dalam komunitas Olgiata[4] di Via Cassia, utara kota Roma. Dia dilarang untuk kembali ke Afghanistan selama pemerintahan komunis yang dibelakangi oleh Soviet pada akhit tahun 1970-an.
Pada tahun 1991, Zahir Shad selamat dalam percobaan pembunuhan dengan pisau oleh pembunuh yang berpura-pura sebagai seorang jurnalis Portugis.[3]
Selama rezim Islam Taliban, ia tetap terasing di Italia dan menolak untuk berbicara melawan Taliban. Saat ia kembali di Afghanistan pada tahun 2002, ia bersumpah tidak akan menantang Hamid Karzai untuk kedudukan kepresidenan.[7]
Meninggal
Pada 23 Juli 2007, Zahir Shah meninggal dunia di kompleks istana kepresidenan di Kabul setelah sakit berkepanjangan. Kematiannya diumumkan di televisi nasional oleh Presiden Karzai,[8] yang mengatakan bahwa "Dia melayani rakyatnya, teman bagi rakyatnya, dia adalah orang yang sangat baik, baik hatinya. Dia percaya pada aturan orang-orang dan dalam hak asasi manusia."[9] Pemakamannya diadakan pada 24 Juli, dimulai di istana presiden, di mana para politisi dan pejabat memberi penghormatan terakhir padanya; peti matinya kemudian dibawa ke masjid sebelum dipindahkan ke makam kerajaan di Bukit Maranjan di Kabul bagian timur.[10]
^, "Kabul", 2002, (LINKDiarsipkan 2007-08-16 di Wayback Machine.) :"... The last time Zahir Shah saw Kabul it was an international diplomatic backwater, but a thriving, bustling town where the elite..."