Setelah memberontak dan membunuh gubernur Safawi Gurgin Khan pada bulan April 1709, ia mendeklarasikan wilayah Loy Kandahar ("Kandahar Raya") yang merdeka di selatan Afganistan.[4] Dia secara luas dikenal sebagai Mīrwais Nīkə (ميرويس نيکه) atau Mīrwais Bābā (ميرويس بابا, "Mirwais sang ayah") dalam bahasa Pashto.[5][6]
Naik ke tampuk kekuasaan
Pada tahun 1707, Kandahar berada dalam kekacauan, diperebutkan oleh negara SyiahSafawi di Iran dan negara SunniMughal di India.
Mirwais Khan, seorang kepala suku Pashtun yang kuat, cerdas dan berpengaruh kerap dicurigai pemerintah. Ia lalu ditahan sebagai tahanan politik oleh Gurgin Khan, gubernur Persia di wilayah tersebut, yang kemudian mengirimnya ke pengadilan Safawi di Isfahan. Dia lalu dibebaskan dan bahkan diizinkan untuk bertemu dengan Shah Sultan Husain secara teratur.
Setelah membujuk pihak kerajaan Persia, Mirwais mendapat izin untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah di Kekaisaran Utsmaniyah. Pada saat itu, Safawi yang dulunya kuat mengalami kemunduran di bidang politik dan militer, terpecah oleh perselisihan internal, intrik, dan perang tak berkesudahan melawan musuh bebuyutan mereka, Turki Utsmani. Selama berada di Persia, Mirwais mencoba mempelajari semua kelemahan militer Safawi.[2][4]
Saat berada di Mekkah, dia meminta fatwa dari seorang ulama terkemuka mengenai penguasa lalim yang menindas rakyat di tanah airnya.
Suku-suku Pashtun hidup sengsara di bawah kekuasaan Safawi, karena Safawi memaksa mereka pindah aliran dari Sunni ke Syiah.[2] Fatwa tersebut berhasil ia dapat lalu dia pergi ke Iṣfahan, lalu pulang ke Kandahar, dengan izin dan restu dari Gurgin Khan.
Pada April 1709, ia mulai mengatur suku-suku Pashtun untuk pemberontakan besar ketika sebagian besar pasukan Persia melakukan ekspedisi di luar kota. Ia dan pengikutnya dapat membunuh sebagian besar pejabat Persia, termasuk Gurgin Khan.[4]
Dengan kematian Gurgin Khan, tentara Hotak menguasai kota dan seluruh provinsi Kandahar.[6] Mirwais memasuki Kandahar dan memberikan pidato penting kepada penduduknya:
"Jika ada di antara kalian, yang tidak berani untuk menikmati anugerah kebebasan yang berharga ini, maka mengakulah; tidak ada kerugian yang akan ditimpakan kepadanya: ia akan diizinkan pergi mencari penguasa lain di luar negeri yang berbahagia ini.''[7]
— Mirwais Hotak, April 1709
Mirwais dan pasukannya berhasil mengalahkan sejumlah besar pasukan Persia yang dikirim untuk menguasai kembali daerah tersebut.
Beberapa upaya untuk menaklukkan kota yang memberontak itu gagal. Pemerintah Persia mengirim Khusraw Khán, keponakan dari mendiang Gurgín Khán, dengan 30.000 pasukan untuk menaklukkannya. Namun, meski pada awalnya sukses, hingga membuat Afganistan berniat untuk menyerah dengan syarat, sikap Mirwais yang tidak kenal menyerah membuat upaya Persia sia-sia, yang mengakibatkan kekalahan total tentara Persia (hanya sekitar 700 pasukan yang selamat) dan jenderal mereka mati. Dua tahun kemudian, pada tahun 1713 M, tentara Persia lainnya yang dipimpin oleh Rustam Khán juga dikalahkan oleh para pemberontak, yang dengan demikian mereka dapat berkuasa atas seluruh provinsi Qandahár.[4]
— Edward G. Browne, 1924
Mirwais Khan menjadi gubernur wilayah Kandahar Raya.[8] Di sebelah barat laut, wilayahnya berbatasan dengan suku-suku Pashtun yang lain (Abdali/Durrani) dan di sebelah timur terdapat Kekaisaran Moghul.
Mirwais menolak gelar raja, dan ia diberi gelar "Pangeran Qandahár dan Jenderal Pasukan Nasional" oleh sukunya.[9]
Kematian dan warisan
Mirwais berkuasa sampai kematiannya pada November 1715. Ia digantikan oleh saudaranya Abdul Aziz, yang kemudian dibunuh oleh putra Mirwais, Mahmud. Abdul Aziz dituduh berencana menyerahkan kedaulatan Kandahar kepada Persia.[8] Pada 1717, Mahmud memanfaatkan kelemahan politik Shah Persia (Sultan Husayn) dan dirinya dapat menaklukkan Persia. Di bawah pemerintahan Mahmud, Kandahar mencapai masa keemasannya.
Mirwais dimakamkan di sebuah mausoleum di daerah Kokaran di Kandahar, yang berada di ujung barat kota.[10] Dia dianggap sebagai salah satu pahlawan besar Afganistan dan dihormati oleh banyak orang Afganistan, terutama etnis Pashtun. Steven Otfinoski menyebutnya sebagai "George Washington dari Afganistan" dalam bukunya tahun 2004 yang berjudul Afghanistan.[6]
Namanya diabadikan menjadi nama daerah Mirwais Mina, rumah sakit Mirwais, serta sekolah menengah atas dan pusat bisnis di Kandahar. Sejumlah sekolah, lembaga atau tempat yang memakai nama dirinya juga tersebar di berbagai penjuru Afghanistan.