Amir Dost Mohammad Khan Barakzai (bahasa Pashto/Dari: دوست محمد خان بارکزی Desember 1793 – 9 Juni 1863), atau dijuluki Amir-i Kabir,[5][6][7] adalah pemimpin pertama wangsa Barakzai dan salah satu pemimpin terbesar Afganistan yang memerintah selama Perang Inggris-Afganistan Pertama.[8] Setelah jatuhnya dinasti Durrani, ia menjadi Amir Afghanistan pada tahun 1826.[9] Ia adalah putra ke-11 Payendah Khan, kepala suku Pashtun Barakzai yang dibunuh pada tahun 1799 oleh Raja Zaman Shah Durrani.[3]
Pada awal pemerintahannya, Afghanistan kehilangan kendali atas benteng di Lembah Peshawar pada Maret 1823 setelah kalah dari Tentara Sikh pada Pertempuran Nowshera. Pasukan Afganistan dalam pertempuran itu dipimpin oleh Azim Khan, saudara tiri Dost Mohammad Khan.[10] Dost memerintah negeri selama 36 tahun, suatu rekor yang baru dapat dipecahkan oleh Mohammad Zahir Shah, lebih dari satu abad kemudian.
Latar belakang
Dost Mohammad Khan lahir dari keluarga berpengaruh pada 23 Desember 1793 di Kandahar, Kekaisaran Durrani.[11] Ayahnya, Payinda Khan, adalah pemimpin suku Barakzai dan pegawai negeri di dinasti Durrani. Silsilah keluarga mereka dapat ditelusuri hingga ke Abdal (pendiri suku Abdali), melalui Hajji Jamal Khan, Yousef, Yaru, Mohammad, Omar Khan, Khisar Khan, Ismail, Nek, Daru, Saifal, dan Barak. Abdal memiliki Empat putra: Popal, Barak, Achak, dan Alako.[12] Ibu Dost Mohmmad Khan berasal dari etnis Qizilbash.[13][14][15][16]
Kakak Dost yang menjadi kepala suku Barakzai, Fateh Khan, berperan penting dalam pengangkatan Mahmud Shah Durrani sebagai penguasa Afganistan pada tahun 1800 dan pemulihan kekuasaannya pada tahun 1809. Dost Mohammad bersama kakaknya Fateh ikut serta dalam Pertempuran Attock melawan pasukan Sikh yang mencoba menyerang negara. Dalam pertempuran itu, tentara Sikh menang. Mahmud Shah membalas kekalahan Fateh Khan dengan membunuhnya pada tahun 1818, sehingga memicu kemarahan dari suku Barakzai. Setelah pemberontakan berdarah, Mahmud Shah kehilangan semua daerah kekuasaannya kecuali kota Herat. Kekuasaan Mahmud Shah dibagi di antara saudara-saudara Fateh Khan. Dari kota-kota tersebut, Dost Mohammad mendapat kendali atas Ghazni, dan pada tahun 1826 ia berhasil menguasai Kabul, kawasan di Afganistan yang paling kaya.[17]
Pemerintahan pertama
Sejak awal pemerintahannya, ia telah terlibat dalam perselisihan dengan Ranjit Singh, penguasa Kemaharajaan Sikh di Punjab yang menjadikan Pangeran Shah Shujah Durrani sebagai kaki tangannya. Pada tahun 1834, Shah Shujah melakukan upaya terakhir untuk memulihkan kekuasaannya. Ia dikalahkan oleh Dost Mohammad Khan di bawah tembok Kandahar, tetapi Ranjit Singh memanfaatkan kesempatan itu untuk mencaplok Peshawar. Dost Mohammad mengirim putranya Akbar Khan untuk menghadapi pasukan Sikh di Pertempuran Jamrud pada tahun 1837.[11] Kegagalannya dalam merebut kembali Benteng Jamrud menjadi catatan buruk sang Amir Afganistan.[18]
Pengaruh Eropa di Afghanistan
Letak Afganistan yang strategis menjadi rebutan Inggris Raya dan Rusia, sehingga kelihaian dalam manuver politik diperlukan oleh setiap pemimpinnya. Setelah menolak tawaran dari Rusia, Dost Mohammad berusaha untuk membentuk persekutuan dengan Inggris, dan menyambut Alexander Burnes di Kabul pada tahun 1837. Namun, Burnes tidak berhasil membujuk Gubernur Jenderal Lord Auckland untuk mendukung Afganistan. Dost Mohammad diperintahkan untuk menyudahi usaha merebut kembali Peshawar, dan menempatkan kebijakan luar negerinya di bawah bimbingan Inggris. Dost membalas dengan memperbarui hubungannya dengan Rusia, dan pada tahun 1838 Lord Auckland mengerahkan pasukan Inggris untuk melawannya.[18] Untuk mewujudkan tindakan itu, Inggris menyusun bukti yang diperlukan untuk melegitimasi penggulingan penguasa Afganistan.[19]
Perang dengan Sikh
Pada tahun 1835, Dost Mohammad Khan, yang termuda dan paling energik dari Barakzai bersaudara, yang telah menggulung wangsa Durrani dan menjadi Amir (tuan, kepala atau raja) Kabul pada tahun 1825, maju ke Celah Khyber, mengancam untuk merebut kembali Peshawar. Pada tahun 1836, Hari Singh Nalwa, jenderal Sikh yang bersama Pangeran Nau Nihal Singh tengah menjaga perbatasan itu, membangun serangkaian benteng, termasuk satu di Jamrud di ujung timur Celah Khyber untuk mempertahankan wilayah. Dost Muhammad mendirikan sebuah benteng di `Ali Masjid di ujung yang lain. Pada awal tahun 1837, Pangeran Nau Nihal Singh kembali ke Lahore untuk menikah dan Maharaja beserta istana sibuk dengan persiapan pernikahan.[20] Tak mau ketinggalan kesempatan, Dost Muhammad Khan mengirim 25.000 pasukan kuat, termasuk sejumlah besar pejuang setempat dan dilengkapi dengan 18 senjata berat guna merebut benteng Jamrud. Pasukan Sikh di sana hanya terdiri 600 orang dan beberapa artileri ringan. Tentara Afganistan mengepung benteng dan memutus pasokan airnya, sementara sebuah detasemen dikirim dari benteng Sikh terdekat di Shabqadar untuk menghalau serangan itu. Mahan Singh Mirpuri, komandan garnisun Jamrud, menahan laju para penyerbu selama empat hari dan berhasil mengirim permohonan bantuan kepada Hari Singh Nalva di Peshawar. Nalva pun bertolak ke Jamrud.[21]
Dalam pertempuran terakhir yang terjadi pada tanggal 30 April 1837, para penyerbu dari Afganistan berhasil diusir, tetapi Hari Singh Nalva terbunuh. Pada tahun 1838, dengan bantuan dan persetujuan penguasa Sikh yang tergabung dalam Perjanjian Tripartit dengan Lord Auckland, Inggris berhasil mengembalikan Shah Shuja ke takhta Kabul pada Agustus 1839.[22][23] Dost Muhammad Khan diasingkan ke Mussoorie pada November 1839, tetapi berhasil menduduki posisinya kembali setelah Shah Shuja dibunuh pada April 1842.[24][25][26]
Pemerintahan kedua
Dost Mohammad dibebaskan, sebagai dampak dari tekad pemerintah Inggris untuk berhenti mencampuri politik dalam negeri Afganistan. Sekembalinya dari Kemaharajaan Britania, Dost Mohammad disambut dengan penuh sukacita di Kabul, dan memantapkan dirinya untuk kembali berkuasa. Mulai tahun 1846, ia memperbarui kebijakannya dengan bersekutu dengan Sikh dan menentang Inggris. Namun, setelah kekalahan sekutunya di Gujrat pada 21 Februari 1849, ia membatalkan rencananya untuk menyerang dan membawa pasukannya kembali ke Afganistan. Pada tahun 1850, ia berhasil menguasai Balkh.[27]
Pada tanggal 30 Maret 1855, Dost Mohammad membalikkan kebijakan sebelumnya dengan membuat aliansi ofensif dan defensif dengan pemerintah Inggris, yang ditandatangani oleh Sir Henry Lawrence, Komisaris Utama Punjab.[28] Pada bulan November 1855, ia berhasil merebut Kandahar. Pada tahun 1857, ia menyatakan perang terhadap Persia Qajar, dan pada bulan Juli, sebuah perjanjian disahkan yang menetapkan agar Herat dikelola oleh seorang pangeran dari wangsa Barakzai. Selama Pemberontakan India 1857, Dost Mohammad memutuskan untuk membantu para pemberontak. Tahun-tahun terakhirnya terganggu oleh permasalahan di Herat dan di Bukhara. Pada Maret 1862, Ahmad Khan, penguasa Herat, merebut Farah, yang telah dikendalikan oleh Amir Barakzai sejak 30 Oktober 1856.[29][30] Hal ini menjadi cassus belli Dost Mohammad Khan untuk melancarkan serangan terhadap Herat. Pada 29 Juni[31] atau 8 Juli,[32] Farah berhasil direbut oleh Muhammadzai. Pada tanggal 22 Juli,[32] Sabzawar diambil alih. Dan pada 28 Juli, Herat berhasil dikepung.[31] Setelah 10 bulan pengepungan pada tanggal 27 Mei 1863, pasukan Dost Mohammad berhasil menduduki Herat, tetapi pada tanggal 9 Juni, sang Amir meninggal mendadak di tengah kegembiraan akan kemenangan, setelah memainkan peran besar dalam sejarah Asia Selatan dan Tengah empat puluh tahun lamanya. Ia digantikan oleh putranya, Sher Ali Khan. Amir Dost Mohammad Khan dikebumikan di Mausoleum Khwaja Abd Allah di desa Gazurgah, dekat Herat.[33]
^Encyclopædia Britannica – Dost Mohammad Khan, "pemimpin Afganistan (1823–63) dan pendiri dinasti Barakzai, yang mempertahankan Afganistan pada waktu di mana Britania Raya dan Rusia sedang memperebutkannya..."
^Life of the Amîr Dost Mohammed Khan, of Kabul: with his political ..., by Mohan Lal, Volume 1. pp. 1–3.
^"DŌST MOḤAMMAD KHAN – Encyclopaedia Iranica". iranicaonline.org. Diakses tanggal 22 Februari 2021. Dōst Moḥammad Khan dibesarkan oleh ibunya yang berdarah Qezelbāš, dari suku Persia Sīāh Manṣūr dan disebut-sebut sebagai istri favorit Pāyenda Khan, meskipun ia bukan keturunan bangsawan.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Tarzi, Amin H. "DŌSTMOḤAMMAD KHAN". Encyclopædia Iranica (Online ed.). United States: Columbia University.
^The Rise of Afghanistan, hal. 124 // Afghanistan: A Military History from Alexander the Great to the War Against the Taliban. Pengarang: Stephen Tanner. Pertama kali diterbitkan pada 2002 oleh Da Capo Press; (edisi revisi) dicetak ulang pada 2009. Philadelphia: Da Capo Press, 2009, 375 halaman. ISBN9780306818264
^5. The Rise of Afghanistan, halaman 126 // Afghanistan: A Military History from Alexander the Great to the War Against the Taliban. Pengarang: Stephen Tanner. Pertama kali diterbitkan pada 2002 oleh Da Capo Press; (edisi revisi) dicetak ulang pada 2009. Philadelphia: Da Capo Press, 2009, 375 halaman. ISBN9780306818264
^ ab Satu atau lebih kalimat sebelum ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Dost Mahommed Khan". Encyclopædia Britannica. 8 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 438.
Gupta, Hari Ram (1939). "Mohan Lal's Observations on the Causes of the Insurrection in Kabul". Proceedings of the Indian History Congress. 3: 1388–1401. JSTOR44252485 – via JSTOR.