Laksamana TNI (Purn.) Mochamad Romly (8 Desember 1928 – 12 Oktober 2000) adalah KASAL periode 1982 - 1986.
Riwayat Hidup
Sebagai seorang anak yang sangat mencintai dunia bahari, M Romly memutuskan untuk bersekolah di Sekolah Pelayaran Rendah (SPR) dan menyelesaikannya pada tahun 1943. Jiwa mudanya yang selalu bergejolak apabila melihat gemuruh samudera membuat dirinya kemudian meneruskan ke jenjang sekolah pelayaran yang lebih tinggi yakni Sekolah Pelayaran TInggi (SPT) dan selesai tahun 1945. Untuk melengkapi pendidikan umumnya kemudian dia memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan menyelesaikannya pada tahun 1950. Laksamana Mochamad Romly merupakan salah satu figur pemimpin angkatan laut RI yang mengalami masa kehidupan tiga zaman. Masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang dan zaman kemerdekaan. Maka tidak mengherankan apabila dia mampu berbahasa Belanda maupun bahasa Inggris dengan baik. Di samping itu sebagai orang Jawa tentulah mampu menguasai bahasa Jawa sebagai bahasa ibu.
Pendidikan militer
Sebagai seorang pelaut, Mochamad Romly menyelesaikan pendidikannya justru mengikuti pendidikan Latihan Korps Komando (KKO) yang diselesaikannya pada tahun 1954. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1957 dia menyelesaikan pendidikan Kursus Ulangan Tambahan Perwira (KUTP). Selanjutnya untuk menambah kecakapannya kemudian dia mengikuti On The Job Training (OJT) pada tahun 1962 di Polandia. Belumlah lengkap prasyarat pendidikan seorang perwira angkatan laut apabila belum mengikuti pendidikan Sesko, maka selama satu tahun tepatnya dari tahun 1966-1967 dia mengikuti pendidikan Seskoal Angkatan II di Bumi Cipulir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Riwayat penugasan
Mengawali pengabdiannya sebagai anggota angkatan laut diawali sejak tanggal 1 Januari 1946 sebagai anggota BKR Laut. Satu tahun kemudian dia ditugaskan ke kesatuan ALRI Corps Armada I di Blitar. Lebih kurang tiga tahun dia bertugas di Corps Armada I Probolinggo, selanjutnya pada tahun 1950 dipindahkan ke kesatuan ALRI Pasiran. Di kesatuan yang baru ini pangkatnya kemudian ditetapkan sebagai letnan dua laut. Tuntutan tugas seorang pelaut harus mengalami penugasan di kapal perang, maka terhitung sejak tanggal 1 Januari 1950 ditugaskan di Armada tepatnya sebagai perwira dek di KRI Amahai, sebuah kapal pendarat jenis LCI (Landing Craft Infantry). Hanya empat bulan Letnan Romly bertugas di kapal tersebut karena kemudian dipindahkan ke KRI Tenggiri, sebuah kapal jenis subchasser atau buru selam dan tidak lama kemudian pangkatnya pun dinaikkan menjadi letnan satu laut.
Pada tahun 1954 pangkatnya dinaikkan menjadi kapten dan kemudian penugasannya dipindahkan ke Mabes Angkatan Laut sebagai anggota Staf Operasi-IV dan tidak lama kemudian dipindahkan kembali ke Komando Daerah Maritim Djakarta (KDMD). Bertugas di Kodamar Jakarta hanya beberapa bulan saja karena terhitung mulai tanggal 5 Agustus 1954 dia dipindahkan kembali ke jajaran Armada/KALU. Selama tahun 1957 dia ditugaskan di Daeral-3 DAALD, perwira dek KRI Rajawali dan kemudian sebagai perwira I KRI Banten. Selanjutnya pada tahun 1958 ia ditugaskan di KPSC-II/Belawan dan dengan pangkat Mayor dipindahkan di Komando Daerah Maritim Surabaya (KDMS)/POM. Dari tahun 1959 sampai dengan tahun 1962 Mochamad Romly berturut-turut ditugaskan di Daeral IV sebagai Pembantu Utama Pekuper Komando Daerah Maritim Surabaya (KDMS), Kepala Staf Kodamar II, sebagai Asisten-3/Sarma Armada. Selama dua tahun bertugas di Armada pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi letnan kolonel. Satu tahun kemudian pangkatnya dinaikkan menjadi Kolonel dan ditugaskan sebagai Asisten I & Asops KOMT Komstralaga. Pada bulan Mei 1966 M Romly dipromosikan sebagai Kepala Staf Armada, empat bulan kemudian pangkatnya menjadi Laksamana Pertama.
Selama menyandang pangkat bintang satu berbagai jabatan telah diembannya, antara lain Direktur Perumal sekaligus Caretaker AMP Line serta Asisten-5 Kasal. Pendidikan perwira merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan karier setiap perwira, maka pada tahun 1973 pemimpin Angkatan Laut mempercayakan kepada M Romly untuk menjabat sebagai Komandan Seskoal. Empat tahun kemudian dia dipromosikan sebagai Deputi Kasal, jabatan nomor dua di jajaran TNI Angkatan Laut. Penugasan di luar kesatuan Angkatan Laut merupakan hal yang sangat diperlukan untuk pengembangan karier sekaligus menambah wawasan setiap prajurit TNI, atas dasar itu maka pada tahun 1978 dia ditugaskan ke Dephankam menjabat sebagai Kepala Staf di bagian Staf Operasi, tidak lama kemudian pangkatnya dinaikkan menjadi Laksamana Madya. Lebih kurang empat tahun berdinas di Dephankam, maka pada tanggal 14 Desember 1982 negara mempercayakan Laksdya Mochamad Romly sebagai Kepala Staf Angkatan Laut dan bintang dipundaknyapun bertambah satu menjadi Laksamana TNI.[2]
Lebih kurang empat tahun M Romly menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut. Banyak kebijakan-kebijakannya yang mendorong percepatan pembangunan Angkatan Laut. Beliau wafat di Jakarta, tanggal 12 Oktober 2000 dalam usia 71 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata Jakarta Selatan.
Tanda jasa
Selama mengabdi di jajaran TNI Angkatan Laut berbagai bintang dan tanda jasa diperolehnya sebagai bentuk dharma baktinya kepada bangsa dan negara, diantaranya:
Rujukan