Mirinda adalah sebuah merek minuman ringan berkarbonasi yang dimiliki oleh PepsiCo. Namanya berasal dari kata berbahasa Esperanto, yang berarti "menakjubkan".[1] Produk ini biasanya dijual dengan rasa buah-buahan, seperti jeruk, anggur, grapefruit, stroberi dan lemon, meskipun rasa jeruk merupakan varian utamanya.
Perkembangan
Produk ini pertama kali muncul di Spanyol pada tahun 1959 dan diakuisisi oleh PepsiCo di tahun 1970.[2] Di negara asalnya, produk Mirinda sudah tidak lagi diedarkan sejak 1990-an (digantikan merek Kas);[3] meskipun demikian, PepsiCo tetap memasarkannya pada sejumlah negara diluar Amerika Serikat. Di negara-negara tempat ia dijual, biasanya Mirinda bersaing dengan Fanta dan Crush.
Banyak dari varian Mirinda dipasarkan di berbagai negara dengan nama yang berbeda. Seperti Tams (Korea Selatan), Sukita (Brasil), Yedigun (Turki), Slam (Italia), Sisi (Belanda), Kas (Spanyol), Frustyle (Rusia), Horoyoipop (Jepang), 美年达 (China) dan Sol (Meksiko).
Mirinda di Indonesia
Minuman ini juga pernah mewarnai pasar minuman ringan nasional. Biasanya produsennya juga merupakan pembotol Pepsi dan 7 Up/Teem. Produk Mirinda pertama kali masuk dengan diproduksi oleh PT Karsa Agung Sari (perusahaan di bawah Kaliraya Group milik Usman Admadjaja, pemilik Bank Danamon bersama Des Alwi) di Jakarta,[4][5] yang diikuti oleh PT Tirtorejo Utama yang ada di Surabaya.[6] Kemudian hak produksi PT Karsa dilepas kepada PT Mantrust Beverages, perusahaan di bawah Grup Mantrust di tahun 1988;[7] namun akibat kebangkrutannya di awal 1990-an, PepsiCo mengalihkannya kepada PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan patungan Grup Salim dan PepsiCo.[8] Varian yang ditawarkan seperti rasa jeruk, stroberi, air soda[9] dan root beer.[10]
Pada tanggal 12 September 2013, 49% saham PepsiCo di PT Pepsi-Cola Indobeverages diakuisisi oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage/IASB dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur/AIBM (perusahaan patunganIndofood CBP-Asahi Breweries) dengan transaksi bernilai US$ 30 juta,[11] sehingga perusahaan ini berganti nama menjadi PT Prima Cahaya Indobeverages. Lalu pada 29 Juni 2018, perusahaan tersebut dimerger bersama dengan PT IASB dan PT Buana Distrindo ke dalam PT AIBM, pasca-pelepasan saham Asahi.[12] Hal ini membuat produksi Pepsi, 7 Up, Mirinda dan produk lainnya beralih ke PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (nama baru AIBM). Namun, semakin lama nampak pemasaran produk-produk PepsiCo di Indonesia kurang diseriusi oleh Indofood dengan produk-produknya banyak menghilang di pasaran.[13] Akhirnya, mulai 10 Oktober 2019, kontrak antara PT Anugerah Indofood Barokah Makmur dengan PepsiCo berakhir sehingga semua produk minuman dari PepsiCo berhenti dijual di Indonesia.[14]
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Mirinda.