Mahkota duriMahkota duri adalah ranting berduri yang dianyam membentuk lingkaran yang ditaruh ke kepala Yesus sebelum Ia disalibkan. Mahkota duri diameternya lebih kecil dari kepala Yesus sehingga menyebabkan luka dan rasa sakit yang amat sangat. Mahkota duri ialah lambang kemiskinan. Adanya mahkota duri pada waktu Yesus disiksa itu dicatat dalam Injil Matius27:29, Injil Markus15:17, dan Injil Yohanes19: 2, 5 serta sering disinggung oleh para Bapa Gereja mula-mula, seperti Santo Klemens dari Aleksandria, Origen, dan lain-lain. Catatan Alkitab
Istilah dalam bahasa lain
Makna mahkota duriBiasanya mahkota terbuat dari emas atau perak, mahkota duri terbuat dari salah satu tumbuhan berduri dan penggunaannya dipaksakan walaupun mungkin lebih kecil dari kepala Yesus sendiri. Penyebab mahkota duri digunakan sebab bunyi dari Kejadian 3:18:Semak dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu. Tumbuhan yang digunakanMahkota duri dibuat dengan semacam tumbuhan berduri yang durinya sangat tajam, beracun, dan menyebabkan pegal ketika tertusuk duri dan tumbuhan itu dianyam dan dipakaikan ke kepala Yesus, belum lagi durinya yang sangat tajam seperti jarum sehingga menimbulkan luka yang sangat sakit. Belum lagi penggunaannya dipaksakan walaupun lebih kecil dari kepala Yesus, sehingga timbul luka dan kesakitan. Jenis tanaman aslinya tidak diketahui jelas. Dari nama Yunaninya, diduga tumbuhan itu berasal dari genus Acanthus (dalam bahasa Yunani artinya: berduri) atau sejenisnya. Berdasarkan relikwi yang disimpan di Paris, diyakini bahwa mahkota duri itu dibuat dari ranting berduri Ziziphus spina-christi (bahasa Ibrani: אטד, atad)[1] yang diikat dengan rerumputan Juncus balticus yang banyak tumbuh di daerah Yerusalem. Pohon berduri (atau "semak duri") ini disebut-sebut dalam perumpamaan yang disampaikan Yotam, anak Gideon, di Kitab Hakim-hakim pasal 9. Luka yang ditimbulkanLuka yang ditimbulkan cukup menyakitkan, sebab penggunaannya dipaksakan walaupun lebih kecil dari kepala Yesus. Dan duri-durinya yang cukup tajam menyebabkan luka di kepala Yesus. Mahkota duri secara gambaranMahkota duri sering digambarkan sebagai mahkota yang bagian atasnya terbuka. Aslinya ialah bagian atasnya tertutup seperti topi bukan seperti yang biasa digambarkan. Buluh dipukulkan ke kepala Yesus untuk mencegah tangan terluka terkena duri. RelikwiYerusalemSejumlah penulis dari 6 abad pertama Masehi menyatakan bahwa Mahkota Duri yang dikenakan pada Yesus itu masih ada dan dihormati oleh orang percaya. St. Paulinus dari Nola, menulis setelah tahun 409, merujuk kepada "tumbuhan berduri dengan apa Juruselamat kami dimahkotai" sebagai relikui yang dihormati bersama Salib di mana Ia dipakukan dan tiang dimana Ia dicambuki.[2] Cassiodorus (~ tahun 570), ketika mengomentari Mazmur 86 mengatakan tentang Mahkota Duri di antara relikwi yang menjadi kemuliaan bagi Yerusalem duniawi. "Di sana", ia berkata, "kami dapat melihat mahkota berduri, yang hanya ditaruh di atas kepala Penebus kami supaya semua duri-duri di dunia dapat dikumpulkan dan dihancurkan"[3] Ketika Gregory dari Tours dalam De gloria martyri[4] menyatakan bahwa duri-duri pada Mahkota itu masih tampak hijau, suatu kesegaran yang secara ajaib terus diperbarui setiap hari, ia tidak sekadar menguatkan keaslian sejarah dari relikwi yang belum pernah dilihatnya, tetapi Breviarius, dan itinerary dari Antoninus of Piacenza (abad ke-6) jelas menyatakan bahwa "Mahkota Duri" saat itu dipajang di gereja pada bukit Zion.[5] Dari kumpulan bukti-bukti di kemudian hari, antara lain "Pilgrimage" karya biarawan (monk) Bernard yang menyebutkan bahwa relikwi itu masih ada di bukit Zion pada tahun 870), rupanya apa yang diyakini sebagai "Mahkota Duri Yesus" itu masih diagungkan di Yerusalem sejak abad ke-5 sampai beberapa ratus tahun kemudian. ByzantiumFrancois de Mély menduga bahwa keseluruhan Mahkota Duri baru dipindah ke Byzantium sekitar tahun 1063. Justinian I (wafat tahun 565) menyatakan telah memberikan sebuah duri kepada St. Germain, Uskup kota Paris, yang lama dipelihara di Saint-Germain-des-Prés, sedangkan Ratu Irene, pada tahun 798 atau 802, mengirimi Charlemagne beberapa duri yang disimpannya di Aachen. Delapan di antaranya ada pada saat konsekrasi basilika Aachen oleh Paus Leo III. Sejarah beberapa duri itu dapat diikuti tanpa kesulitan. Empat di antaranya diberikan kepada Saint-Corneille of Compiègne pada tahun 877 oleh Charles the Bald. Hugh the Great, Duke dari Franks, mengirimkan satu kepada Raja Anglo-Saxon, Athelstan, pada tahun 927, dalam rangka negosiasi pernikahan tertentu, dan kemudian duri itu sampai ke Malmesbury Abbey. Yang lain dipersembahkan kepada seorang putri raja Spanyol pada sekitar tahun 1160, dan lagi yang lain dibawa ke Andechs Abbey di Jerman pada tahun 1200. Pada tahun 1238 Baldwin II, Kaisar Latin dari Konstantinopel, demi mendapatkan dukungan untuk kerajaannya yang hampir hancur, menawarkan Mahkota Duri kepada St. Louis, Raja Prancis. Saat itu reliwki ini berada di tangan orang Venetia sebagai jaminan untuk pinjaman besar 13.134 potong emas, tetapi kemudian ditebus dan dikirim ke Paris di mana St. Louis membangun Sainte-Chapelle (selesai pada tahun 1248) untuk menerimanya. Relikwi itu tinggal di sana sampai Revolusi Prancis. Setelah disimpan sementara di Bibliothèque Nationale, Concordat tahun 1801 mengembalikannya kepada Gereja Katolik Roma dan sejak itu disimpan di Katedral Notre-Dame. Relikwi yang diterima itu berupa lingkaran beruntir dari tumbuhan semak juncus balticus; duri-duri yang dipelihara dari berbagai tempat penyimpanan relikwi (reliquarium) adalah dari jenis Zizyphus spina-christi dan tampaknya diambil dari mahkota serta disimpan di reliquarium terpisah sejak sampai di Prancis.[6] Selanjutnya dibuatlah tempat penyimpanan yang baru untuk relikwi ini, salah satunya atas perintah Napoleon, yang lain dalam kristal batu pertama dan desiain Gothik yang lebih sesuai, dibuat oleh Eugene Viollet-le-Duc. Pada tahun 2001, ketika harta-harta tersisa dari Sainte-Chapelle dipertontonkan di Louvre, chaplet itu ditunjukkan dengan khidmat setiap hari Jumat di Notre Dame. Paus Yohanes Paulus II pergi sendiri ke Sainte-Chapelle selama World Youth Day (Hari Pemuda Sedunia). Catholic Encyclopedia menyatakan: "Pihak yang berwenang setuju bahwa tentara Romawi merajut ketopong berduri dan kemudian semak rerumputan dipakai untuk mengikat duri-duri itu. Menurut M. De Mély rupanya ketika Mahkota itu dibawa ke Paris, 60-70 duri yang kemudian dibagikan oleh St. Louis dan penerusnya, dipisahkan dari ikatan semak rerumputan itu dan disimpan di reliquarium yang berbeda. Tidak ada dari duri-duri ini yang tertinggal di Paris. Potongan kecil semak rerumputan itu juga diawetkan ... di Arras dan di Lyons. Mengenai sumber dan ciri duri-duri itu, baik tradisi maupun relikwi yang tersisa menunjukkan bahwa duri-duri itu berasal dari tumbuhan yang dikenal sebagai Ziziphus spina-christi, lebih terkenal dengan sebutan "pohon jujube". Dapat tumbuh setinggi 15-20 kaki dan ditemukan tumbuh berlimpah di daerah luar Yerusalem. Cabang-cabang yang bengkok dari tumbuhan ini mempunyai duri-duri yang tumbuh berpasangan, rusuk yang lurus dan yang melingkar umumnya tumbuh bersama dalam satu waktu. Relikwi yang diawetkan di Capella della Spina di Pisa, juga di Trier, yang sejarahnya diragukan dan kabur, termasuk yang terbesar ukurannya, dan memberikan gambaran baik dari keanehan ini." Referensi
Lihat pula
|