Lobster sandal (Scyllaridae) adalah keluarga dari sekitar 90 spesies krustaseaachelata dalam klad dekapoda Reptantia. Hewan ini ditemukan di semua samudra dan lautan hangat. Mereka bukan lobster sejati dan lebih berkerabat dekat dengan lobster berduri dan lobster berbulu. Lobster sandal dapat langsung dikenali dari antenanya yang membesar, yang menonjol ke depan dari kepala sebagai pelat lebar. Semua spesies lobster sandal dapat dimakan, dan beberapa diantaranya seperti Udang kipas dan Ibacus peronii merupakan hewan laut yang penting secara komersial.
Nama-nama
Sejumlah nama umum telah diberikan pada keluarga ini. Yang paling umum adalah "lobster sandal",[2][3] kemudian "lobster berhidung sekop",[4] dan "lobster belalang juta". Nama "Lobster Spanyol" digunakan untuk anggota genus Arctides,[5] "lobster cempal" untuk genus Parribacus,[6] serta "lobster kipas" untuk genus Evibacus[7] dan Ibacus.[8] Di Australia, sejumlah spesies disebut "kepik" (misalnya, kepik Balmain (Ibacus peronii) dan kepik Moreton Bay (Udang kipas)), terutama yang termasuk dalam genus Ibacus.[9] Nama lain yang digunakan di Australia antara lain "lobster teluk", "lobster buta", "flapjack", "lobster datar", "piring terbang", "kepik lumpur", "kepik pasir", "kepik hidung sekop", "lobster hidung sekop", "udang karang", "kutu sandal" dan "squagga".[10] Istilah yang lebih jarang termasuk "lobster kepala datar" (untuk Udang kipas)[11] dan "lobster buldoser".[12] Di Yunani mereka dikenal sebagai Kolochtypes yang secara kasar diterjemahkan sebagai "pemukul gelandangan". Dua puluh dua genera telah dikenali,[13] sebagian besarnya dideskripsikan pada tahun 2002 oleh Lipke Holthuis untuk spesies yang sebelumnya diklasifikasikan dalam genus Scyllarus.[14]
Catatan Fosil
Catatan fosil lobster sandal sudah ada sejak 100–120 juta tahun yang lalu, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kerabat terdekat lobster sandal, yaitu lobster berduri. Salah satu fosil penting sebelumnya adalah Cancrinos claviger, yang dideskripsikan dari sedimen Jura Akhir kurang lebih 142 juta tahun yang lalu, dan mungkin mewakili leluhur lobster sandal modern,[15] atau kelompok saudara dari keluarga Scyllaridae sensu stricto.[12]
Deskripsi Fisik
Lobster sandal memiliki enam ruas di kepala dan delapan ruas di toraks, yang semuanya ditutupi karapaks tebal. Keenam ruas abdomennya masing-masing mempunyai sepasang pleopoda, sedangkan pelengkap toraksnya berupa kaki berjalan atau rahang atas. Segmen kepala mempunyai berbagai bagian mulut dan dua pasang antena. Antena pertama (antenula) dipegang pada tangkai panjang yang fleksibel, dan digunakan untuk merasakan lingkungan. Antena kedua adalah ciri lobster sandal yang paling mencolok, karena antena ini melebar dan diratakan menjadi lempengan besar yang memanjang secara horizontal ke depan dari kepala hewan ini.[16]
Terdapat variasi ukuran yang cukup besar di antara spesies lobster sandal. Spesies laut Mediterania yakni Scyllarus pygmaeus adalah yang terkecil, ia hanya tumbuh hingga panjang total maksimum 55 milimeter dan jarang lebih dari 40 mm.[17] Spesies terbesarnya yakni Scyllarides haanii panjangnya dapat mencapai 50 sentimeter.[18]
Ekologi
Lobster sandal biasanya merupakan penghuni dasar landas kontinen, ditemukan di kedalaman hingga 500 meter dibawah permukaan laut.[3] Lobster sandal memakan berbagai moluska termasuk limpet, kerang, dan tiram;[19] serta krustasea, polichaeta, dan echinodermata.[20] Mereka tumbuh perlahan dan hidup sampai usia lanjut. Mereka tidak memiliki neuron raksasa yang memungkinkan krustasea berkaki sepuluh lainnya melakukan gerakan membalik ekor, dan harus bergantung pada cara lain untuk menghindari serangan predator, seperti mengubur diri dalam substrat dan bergantung pada eksoskeleton yang "berlapis baja".[21]
Setelah menetas dari telurnya, lobster sandal muda melewati sekitar sepuluh instar sebagai larva phyllosoma, yakni zoeae planktonik berbentuk daun.[22] Sepuluh atau lebih tahap ini berlangsung hampir sepanjang tahun, setelah itu larva berganti kulit menjadi tahap "nisto" yang berlangsung selama beberapa minggu. Hampir tidak ada yang diketahui tentang peralihan dari tahap ini ke tahap dewasa, yang terus berkembang melalui serangkaian penggantian kulit.[16]
Kegunaan
Meskipun mereka ditangkap di mana pun mereka ditemukan, lobster sandal belum menjadi sasaran penangkapan ikan intensif seperti lobster berduri atau lobster sejati.[23] Metode yang digunakan untuk menangkap lobster sandal bervariasi tergantung pada ekologi spesiesnya. Mereka yang menyukai substrat lunak seperti genus Thenus dan Ibacus sering ditangkap dengan pukat, sedangkan mereka yang lebih menyukai celah, gua, dan terumbu karang (termasuk spesies dalam genus Scyllarides, Arctides, dan Parribacus) biasanya ditangkap oleh penyelam skuba.[3]
Hasil tangkapan global lobster sandal dilaporkan pada tahun 1991 sebesar 2.100 ton (2.100 ton panjang; 2.300 ton pendek).[24] Baru-baru ini produksi tahunannya mencapai sekitar 5.000 ton (4.900 ton panjang; 5.500 ton pendek), yang sebagian besar merupakan produksi Udang kipas di Asia.[25]
^ abGary Poore; Michael Türkay (February 24, 2009). "Scyllaridae". World Register of Marine Species. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 12, 2012. Diakses tanggal January 21, 2010.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^W. Richard Webber; John D. Booth (2007). "Taxonomy and evolution". Dalam Kari L. Lavalli; Ehud Spanier. The Biology and Fisheries of the Slipper Lobster. Crustacean Issues. 17. CRC Press. hlm. 25–52. ISBN978-0-8493-3398-9.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abKari L. Lavalli; Ehud Spanier (2007). "Introduction to the biology and fisheries of slipper lobsters". Dalam Kari L. Lavalli; Ehud Spanier. The Biology and Fisheries of the Slipper Lobster. Crustacean Issues. 17. CRC Press. hlm. 3–24. ISBN978-0-8493-3398-9.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abE. Spanier; K. L. Lavalli (1998). "Natural history of Scyllarides latus (Crustacea: Decapoda): a review of the contemporary biological knowledge of the Mediterranean slipper lobster". Journal of Natural History. 32 (10 & 11): 1769–1786. doi:10.1080/00222939800771281.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^D. Miner; G. Allinson; S. Salzman; M. Nishikawa; N. Turoczy (2006). "Trace metal concentrations in the Balmain bug (Ibacus peronii Leach, 1815) from southwest Victoria, Australia". Bulletin of Environmental Contamination and Toxicology. 76 (6): 1007–1013. doi:10.1007/s00128-006-1018-7. PMID16855908.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Nariaki Inoue; Hideo Sekiguchi (2005). "Distribution of scyllarid phyllosoma larvae (Crustacea: Decapoda: Scyllaridae) in the Kuroshio Subgyre". Journal of Oceanography. 61 (3): 389–398. doi:10.1007/s10872-005-0049-8.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Ehud Spanier; Kari L. Lavalli (2007). "Directions for future research in slipper lobster biology". Dalam Kari L. Lavalli; Ehud Spanier. The Biology and Fisheries of the Slipper Lobster. Crustacean Issues. 17. CRC Press. hlm. 221–228. ISBN978-0-8493-3398-9.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)