Litium karbonat adalah ikatan kimia anorganik dengan rumus Li2CO3. Garam litium putih ini digunakan dalam pemrosesan metal oksida dan mendapat perhatian untuk pengobatan penyakit bipolar disorder. Ada dalam mineral langka zabuyelit.[3]
Kegunaan
Salah satu bahan penting dalam industri kimia. Kaca yang dibuat dengan litium karbonat berguna dalam peralatan oven. Bahan yang umum digunakan dalam lapisan/ glazing keramik. Semen lebih cepat mengeras jika dibuat dengan litium karbonat, jadi berguna untuk melekatkan lantai. Jika ditambahkan ke aluminium triflorida, membentuk LiF, yaitu elektrolit yang baik untuk memproses aluminium.[4] Litium karbonat adalah bahan aktif sensor karbon dioksida.[5] Juga digunakan dalam pembuatan katode baterai ion litium, yang dibuat dengan litium kobalt oksida.
Dalam medis
Tahun 1843, litium karbonat dipakai untuk pelarut batuan baru dalam kandung kemih. Tahun 1859, beberapa doktor menyarankan terapi dengan garam litium untuk sejumlah penyakit. Tahun 1949, John Cade menemukan efek anti-maniak pada ion litium. Ditemukanlah litium karbonat untuk pengobatan maniak yang ada hubungannya dengan bipolar disorder.
Efek samping
Garam litium memiliki sejumlah risiko dan efek samping terutama pada dosis tinggi. Keracunan litium merusak saraf pusat dan sistem ginjal serta berpotensi mematikan.[6]
Properti
Litium karbonat adalah ikatan ion. Kelarutannya dalam air relatif rendah dibanding litium yang lainnya. Terdekomposisi pada suhu >1300 °C. Tegangan permukaannya pada suhu 800 °C adalah 241 mN/m.
Ekstraksi
Litium diekstrak dari dua sumber utama: kristal pegmatit dan garam litium dari kolam air garam. Litium oksida dicampur dengan perbandingan spesifik dari karbonat untuk membuat litium karbonat standar industri.
Referensi
^Pradyot Patnaik. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill, 2002, ISBN 0-07-049439-8