Kitab Mormon
Kitab Mormon adalah salah satu kitab suci yang diusung oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Anggota-anggota gereja ini mempercayai kitab ini mengandung tulisan-tulisan dari nabi-nabi zaman dahulu yang hidup di Benua Amerika pada (diperkirakan) tahun 2200 SM sampai 421 M. Kitab ini dinamakan menurut nabi/ahli sejarah yang bernama Mormon dan diterbitkan oleh sang pendiri gereja, Joseph Smith, Jr., pada Maret 1830 di Palmyra, New York, dengan judul The Book of Mormon: An Account Written by the Hand of Mormon upon Plates Taken from the Plates of Nephi.[1] Menurut catatan Smith, dan narasi kitab tersebut, Kitab Mormon aslinya ditulis dalam karakter-karakter yang tidak dikenal (sebelum diterjemahkan oleh Smith) dan disebut sebagai 'bahasa Mesir yang direformasi'[2] yang terukir di atas lempingan-lempingan emas. Smith berkata bahwa nabi terakhir yang memberikan kontribusi pada kitab ini, Moroni, mengubur lempengan-lempengan itu di sebuah bukit di (sekarang) New York. Moroni kemudian, sebagai seorang malaikat, menyingkapkan lokasi tersebut pada Smith serta memberinya petunjuk untuk menerjemahkan catatan itu ke bahasa Inggris untuk pemulihan gereja Kristus yang sejati pada zaman akhir. Kitab Mormon mengandung sejumlah diskusi doktrinal yang asli dan khas mengenai kejatuhan Adam dan Hawa,[3] hakikat pendamaian,[3] eskatologi, penebusan dari kematian fisik dan spiritual,[4] dan organisasi dari gereja pada zaman akhir. Peristiwa terpenting di kitab ini adalah kedatangan Yesus Kristus di Amerika tidak lama setelah kebangkitanNya. Kitab Mormon adalah tulisan pertama dari Gerakan Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Denominasi dari gerakan ini lazimnya memandang Kitab Mormon utamanya sebagai kitab suci, lalu sebagai catatan sejarah hubungan Tuhan dengan para penduduk Amerika kuno.[5] Kitab Mormon dibagi menjadi kitab-kitab lebih kecil yang dinamakan menurut penulis utama setiap kitab. Dalam kebanyakan versi, kitab-kitab ini dibagi menjadi pasal-pasal dan ayat-ayat. Penulisan Kitab Mormon dalam Bahasa Inggris sangatlah mirip dengan gaya bahasa dari Alkitab Versi Raja James. Pada Maret 2015, kitab ini telah diterjemahkan ke dalam 110 bahasa.[6] Dari 110 bahasa, 87 adalah terjemahan utuh dan 23 adalah terjemahan dari Selections from The Book of Mormon, yang adalah kira-kira sepertiga dari seluruh kitab. 160 juta kopi telah disebar dari Maret 1830 hingga Maret 2015.[6] SejarahMenurut Joseph Smith, ketika ia berusia 17 tahun ia dikunjungi oleh malaikat Tuhan bernama Moroni.[7] Moroni mengatakan padanya bahwa di bukit di dekat Wayne County, New York, dikubur suatu kumpulan catatan kuno yang diukir di atas lempengan-lempengan emas oleh nabi-nabi kuno. Catatan-catatan ini dikatakan menjelaskan sekumpulan orang yang, 600 tahun sebelum kelahiran Yesus, dipimpin oleh Tuhan dari Yerusalem ke belahan dunia barat. Menurut narasi, Moroni adalah nabi terakhir di antara bangsa ini. Ia mengubur catatan ini, yang dijanjikan oleh Tuhan akan ditampilkan kembali pada zaman akhir. Smith menyatakan bahwa penglihatan ini terjadi pada 21 September 1823. Keesokan harinya, melalui petunjuk ilahi, ia menemukan lokasi di bukit di mana lempeng-lempeng emas tersebut terkubur. Ia diperintahkan oleh Moroni untuk menemuinya di bukit itu pada tahun berikutnya pada tanggal 22 September untuk menerima petunjuk lebih lanjut. Ia juga diberi arahan bahwa akan tiba waktunya, dalam empat tahun, untuk "menampilkan" (menerjemahkan) catatan-catatan tersebut. Penjelasan Smith mengenai peristiwa-peristiwa ini menceritakan bahwa ia diperbolehkan mengambil lempingan-lempingan itu pada 22 September 1827, tepat empat tahun kemudian, dan diarahkan untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris.[7][8] Terdapat berbagai catatan berbeda mengenai bagaimana Smith mendiktekan Kitab Mormon. Smith sendiri menyiratkan bahwa ia membaca lempengan-lempengan itu secara langsung dengan kacamata yang disiapkan untuk tujuan menerjemahkan.[9] Catatan-catatan lainnya menyatakan ia menggunakan satu atau lebih batu pelihat yang diletakkan di topi.[10] Kacamata khusus dan batu pelihat tersebut kadang disebut sebagai "Urim dan Thummim".[10] Pada proses penerjemahan, Smith kadang memisahkan diri dari juru tulisnya dengan sebuah selimut di antara mereka.[11] Lebih lanjut, lempengan-lempengan emas tidak selalu hadir pada proses penerjemahan, dan selalu ditutupi pada saat hadir.[11] Dalam uraiannya yang pertama diterbitkan mengenai lempengan-lempengan, Smith mengatakan bahwa lempengan-lempengan itu "memiliki penampilan emas". Menurut Martin Harris, salah satu juru tulis pertama Smith, lempengan-lempengan itu "terikat bersama dalam bentuk buku dengan kawat."[12] Smith menyebut tulisan yang terukir di lempengan-lempengan itu sebagai 'bahasa Mesir yang direformasi'. Menurut catatan Smith, sebagian dari teks pada lempengan-lempengan ini "disegel", sehingga isinya tidak disertakan dalam Kitab Mormon.[13] Di samping catatan Smith, sebelas lainnya menyatakan bahwa mereka melihat lempengan-lempengan itu dan, untuk beberapa orang, memegangnya. Kesaksian tertulis mereka dikenal sebagai Kesaksian Tiga Saksi[5] dan Kesaksian Delapan Saksi.[5] Pernyataan-pernyataan ini diterbitkan dalam kebanyakan edisi dari Kitab Mormon. Smith meminta bantuan tetangganya, Martin Harris, untuk menjadi juru tulis selama pekerjaan awalnya pada teks. Martin Harris nantinya menggadaikan pertaniannya untuk menjamin pencetakan Kitab Mormon. Pada tahun 1828, Harris, didorong oleh istrinya, Lucy Harris, berulang kali meminta Smith untuk meminjamkan lempengan-lempengan yang telah diterjemahkan padanya. Smith dengan enggan menuruti permintaan Harris. Lucy Harris dianggap telah mencuri 116 halaman pertama.[14] Setelah lempengan-lempengan ini hilang, Smith kehilangan kemampuannya untuk menerjemahkan. Moroni mengambil kembali lempengan-lempengan ini dan mengembalikannya setelah Smith bertobat.[15] Smith nantinya menyatakan bahwa Tuhan memperbolehkannya melanjutkan proses penerjemahan, tapi mengarahkannya untuk mulai menerjemahkan bagian lain dari lempengan-lempengan. Pada 1829, dengan bantuan Oliver Cowdery, penerjemahan dimulai kembali, dan diselesaikan dalam waktu yang singkat (April-Juni 1829).[16] Smith berkata bahwa ia kemudian mengembalikan lempengan-lempengan kepada Moroni pada saat proses pencetakan Kitab Mormon.[17] Kitab Mormon kemudian dijual di toko buku milik E. B. Grandin di Palmyra, New York mulai 26 Maret 1830.[18] Sekarang, bangunan di mana Kitab Mormon pertama dicetak dan dijual dikenal sebagai Situs Sejarah Publikasi Kitab Mormon. Para kritikus mengugat bahwa Kitab Mormon dikarang oleh Smith, berdasarkan materi-materi dan ide-ide dari karya-karya kontemporer dari abad ke-19, bukan terjemahan dari catatan kuno.[19][20][21] Karya-karya yang diusulkan sebagai sumber mencakup Alkitab versi King James,[22][23] The Wonders of Nature,[22][23] View of the Hebrews,[24] dan sebuah manuskrip yang tidak diterbitkan dan ditulis oleh Solomon Spalding.[25] Untuk sejumlah pengikut Gerakan Orang-Orang Suci Zaman Akhir, masalah-masalah yang tak terpecahkan mengenai keabsahan sejarah dan kurangnya bukti arkeologi telah menuntun mereka untuk memutuskan posisi kompromi bahwa Kitab Mormon mungkin adalah tulisan Smith, tetapi ditulis dengan inspirasi ilahi.[26] Posisi kebanyakan anggota gerakan dan posisi resmi dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah bahwa kitab ini merupakan catatan sejarah yang nyata dan akurat. KontenTema utama dari kitab ini adalah iman pada penduduk Benua Amerika kuno kepada Yesus Kristus dan kedatangan Yesus Kristus di Benua Amerika, di mana ia melakukan banyak mukjizat dan mengajari mereka cara hidup yang sesuai keinginan Tuhan. Kisah-kisah yang tertera di kitab ini adalah kumpulan dari catatan-catatan mengenai dua kelompok penduduk Benua Amerika Kuno, yaitu para orang Nefi dan orang Laman. Leluhur kedua bangsa ini berasal dari Yerusalem dan berlayar ke Benua Amerika pada sekitar tahun 600 SM. Kitab ini antara lain berisi catatan mengenai keluarga, kota-kota, perang, sistem pemerintahan, pengalaman-pengalaman spiritual, serta keyakinan dan iman mereka. Tujuan utama Kitab Mormon adalah untuk mengajar mengenai Yesus Kristus.[1] Kitab ini juga memuat Kitab Eter yang menceritakan mengenai bangsa lain yang dinamakan orang-orang Yared. Bangsa Yared tinggal di Benua Amerika setelah era Menara Babel, tetapi punah akibat perang. Kitab Mormon terdiri dari:[27]
NaskahKitab Mormon didiktekan oleh Joseph Smith kepada beberapa juru tulis. Proses ini berjalan selama hampir dua tahun dan berbuah tiga naskah. Salah satu naskah mengandung 116 halaman pertama dari Kitab Lehi. Naskah ini hilang setelah Smith meminjamkan naskah tanpa salinan ini kepada Martin Harris.[14] Naskah yang pertama diselesaikan, disebut juga naskah asli, diselesaikan dengan bantuan juru tulis yang berbeda-beda. Sebagian dari naskah asli ini juga digunakan untuk tata cetak (typesetting).[28] Pada Oktober 1841, seluruh naskah asli disegel di dalam batu penjuru Rumah Nauvoo. Hampir empat puluh tahun kemudian, ketika batu penjuru tersebut dibuka kembali, naskah asli ditemukan, meski sebagian besar hancur akibat rembesan air dan jamur.[29] Halaman-halaman yang tersisa diberikan kepada keluarga-keluarga dan individu-individu pada tahun 1880an. Kini, hanya 28 persen naskah asli masih bertahan, termasuk potongan-potongan dari 58 halaman yang ditemukan pada tahun 1991.[28] Mayoritas dari naskah asli kini disimpan di Arsip Gereja OSZA.[28] Naskah yang selesai kedua disebut naskah penerbit. Naskah ini adalah salinan dari naskah asli yang dihasilkan oleh Oliver Cowdery dan dua juru tulis lain.[28] Pada saat itulah tata cetak perdana Kitab Mormon selesai. Pengamatan naskah asli menunjukkan sedikit bukti adanya ralat.[29] Kini, naskah penerbit adalah salinan paling tua dari Kitab Mormon yang lengkap. Naskah ini hampir 100 persen masih bertahan;[30] dan adalah milik Komunitas Kristus (Community of Christ).[28] Perbandingan dari bagian-bagian yang masih ada dari naskah-naskah menunjukkan rata-rata dua sampai tiga perubahan tiap halaman dari naskah asli ke naskah penerbit. Sebagian besar perubahan adalah ralat terhadap kesalahan penulisan, seperti kesalahan mengeja dan tata bahasa, yang tidak mengubah makna dari tulisan.[28][31] Naskah penerbit nantinya disunting lebih lanjut. Alinea serta tanda baca ditambahkan pada sepertiga pertama dari teks.[28] Naskah penerbit tidak digunakan sepenuhnya untuk tata cetak dari Kitab Mormon versi 1830. Bagian-bagian dari naskah asli juga digunakan untuk tata cetak.[28] Naskah asli digunakan oleh Smith untuk mengoreksi lebih lanjut kesalahan-kesalahan di versi 1830 dan 1837 dari Kitab Mormon untuk menyempurnakan versi 1840.[28] DistribusiGereja OSZA, yang mendistribusikan salinan-salinan Kitab Mormon gratis, melaporkan pada 2011 bahwa 150 juta buku telah dicetak sejak Kitab Mormon pertama diterbitkan.[32] Penerbitan pertama Kitab Mormon pada tahun 1830 menghasilkan 5000 salinan.[33] Salinan ke 50 juta diterbitkan pada tahun 1990, salinan ke 100 juta pada tahun 2000 dan 150 juta pada tahun 2011.[33] Referensi
Pranala luar
|