Adi Sri Guru Granth Sahib (bahasa Punjabi: ਗੁਰੂ ਗ੍ਰੰਥ ਸਾਹਿਬ, gurū granth sāhib), atau Guru Granth Sahib, adalah Guru para pemeluk agama Sikh.[1]
Guru Gobind Singh (1666-1708), Guru kesepuluh dalam tradisi Sikh, mengukuhkan teks suci Adi Granth sebagai penggantinya, dan dengan demikian mengakhiri garis suksesi para Guru yang manusiawi, dan meninggikan teks kitab itu menjadi Guru Granth Sahib.[2] Sejak saat itu, teks ini tidak hanya tetap menjadi kitab suci para pemeluk sikh, tetapi juga dianggap oleh mereka sebagai perwujudan yang hidup dari ke-Sepuluh Guru.[3] Guru Granth Sahib, sebagai sumber atau pedoman dalam doa,[4] menduduki tempat yang sentral dalam Sikhisme.
Adi Granth pertama kali dikompilasikan oleh Guru Sikh kelima, Guru Arjan Dev (1563-1606), dari nyanyian-nyanyian suci dari kelima Guru Sikh pertama dan para orang suci lainnya dari tradisi-tradisi Hindu dan Islam.[5] Penulis asli dari Adi Granth ini adalah Bhai Gurdas dan belakangan Bhai Mani Singh. Setelah wafatnya Guru Sikh kesepuluh, banyak salinan tulisan tangan disiapkan untuk disebarkan oleh Baba Deep Singh.
'Guru Granth Sahib' adalah sebuah kitab yang tebal, dengan 1430 halaman, yang dikompilasikan dan disusun pada masa Guru-guru Sikh, dari 1469 hingga 1708.[1] Kitab ini dikompilasikan dalam bentuk nyanyian-nyanyian suci yang memuji Tuhan dan yang menggambarkan seperti apa Tuhan itu[5] dan cara hidup yang benar. Kitab ini ditulis dengan huruf Gurmukhi, dan terutama dalam bahasa Punjabi kuno tetapi juga menggunakan garis-garis yang digunakan untuk bahasa-bahasa lain, termasuk bahasa Braj, bahasa Punjabi, bahasa Khariboli (bahasa Hindi), bahasa Sanskerta, dialek-dialek regional, dan bahasa Persia.
Makna dan peranan dalam Sikhisme
Umat Sikh menganggap Guru Granth Sahib sebagai otoritas tertinggi di dalam komunitas mereka. Kitab ini memainkan peranan sentral dalam kehidupan devosi dan ritual Sikh. Tempat Guru Granth Sahib dalam kehidupan devosi Sikh didasarkan pada dua prinsip atau keyakinan dasar. Yang pertama ialah bahwa teks di dalam Adi Granth adalah wahyu suci,[6] sehingga tidak boleh diubah-ubah, dan kedua, bahwa semua jawaban menyangkut agama dan moralitas dapat ditemukan di dalam teks tersebut. Nyanyian-nyanyian dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam kitab suci Sikh disebut Gurbani atau "Firman Sang Guru" dan kadang-kadang Dhurbani atau "Fiman tuhan". Dengan demikian, dalam teologi Sikh, firman ilahi yang diungkapkan adalah Sang Guru ini (Guru Granth Sahib).[7] Karena kitab suci ini memperoleh otoritasnya dari para Guru Sikh, ia pun disebut Guru Granth, artinya "Kitab Guru".
Karya sejumlah orang suci yang menyumbang bagi tersusunnya Guru Granth Sahib secara kolektif dirujuk sebagai Bhagat Bani atau "Firman Umat". Para orang suci ini tergolong pada latar belakang sosial dan keagamaan yang berbeda-beda, termasuk Hindu dan Muslim, tukang sepatu dan bahkan mereka yang haram disentuh. Meskipun para Bhagat Sikh ini tidak memperoleh status Guru dalam Sikhisme, karya-karya mereka sama-sama dihormati dengan karya para Guru Sikh dan tidak ada perbedaan yan dibuat antara karya seorang Bhagat Sikh dengan seorang Guru Sikh. Inti sari doktrin ini ialah bahwa Guru Granth Sahib, yang mengandung ajaran lengkap dari para Guru Sikh, adalah pengganti satu-satunya dan terakhir dalam garis suksesi para Guru. Siapapun yang mengklaim status sebagai Guru yang hidup dianggap sebagai penyesat.[8]
Sejarah
Pekerjaan menuliskan ajaran-ajaran Guru Nanak, Guru pertama dan pendiri Sikhisme, dimulai pada masa hidupnya.[9] Ketika Guru Angad menjadi Guru kedua umat Sikh, Guru Nanak memberikan kepadanya kumpulan nyanyian dan pengajarannya dalam bentuk sebuah "pothi" (naskah). Guru Angad menambahkan 63 dari komposisinya sendiri dan berikutnya menurunkan naskah yang telah diperluas itu kepada Guru yang ketiga, Amar Das. Guru Amar Das menyiapkan sejumlah naskah, yang ditambahkannya dengan 974 komposisinya sendiri, serta karya-karya berbagai Bhagat. Naskah-naskah ini, yang dikenal sebagai Goindwal pothis, menyebutkan pesan Guru Amar Das tentang mengapa Bhagat Bani diikutsertakan dan bagaimana para Bhagat itu dipengaruhi oleh Guru Nanak.[9] Guru keempat juga menyusun nyanyian-nyanyian dan menyimpannya dalam sebuah pothi.
Guru kelima, Arjan Dev, dengan maksud mengkonsolidasikan Bani (firman Ilahi) dari para Guru sebelumnya dan untuk mencegah masuknya komposisi-komposisi yang palsu ke dalam teks yang asliya, memutuskan untuk mengkompilasikan Adi Granth.[9] Naskah kuno Sikh Tawarikh Guru Khalsa menyebutkan bahwa Guru Arjan Dev mengeluarkan sebuah Hukamnamah (perintah resmi), yang isinya meminta sumbangan dari siapapun yang dapat membuatnya. Semua sumber dan isi Bani ditinjau kembali, baik yang berasal dari para Guru sebelumnya maupun dari para bhagat. Penelitian Guru Arjan Dev atas teks-teks itu berusaha untuk mengatur dan mengukuhkan otentisias dari wahyu yang ada.[9] Guru Arjan memulai pekerjaan menyusun Adi Granth sejak 1599.[10]
^ abcdSingh, Roopinder (04-09-2004). "The Word of faith". The tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2008-04-04.Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)