Error in {{val}}: parameter 1 is not a valid number.
Lainnya
Error in {{val}}: parameter 1 is not a valid number.
Berbagai macam kelompok Minoritas di Turki menyusun komposisi demografi di negara tersebut. Kaum Minoritas di Turki dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu minoritas secara etnis dan minoritas secara agama. Kaum minoritas terbesar di Turki datang dari golongan minoritas secara etnis, adalah suku bangsa Kurdi dengan persentase mencapai 18% dari keseluruhan populasi penduduk di Turki.[2] Berdasarkan Perjanjian Lausanne yang ditandatangani oleh pihak Turki dan negara-negara blok Sekutu pasca Perang Dunia Pertama, Pemerintah Republik Turki mengakui secara resmi keberadaan beberapa etnis minoritas, seperti etnis Armenia, etnis Yunani, dan keturunan Yahudi. Namun, pengakuan secara resmi ini tidak didapatkan oleh etnis minoritas muslim lainnya. Etnis muslim seperti suku bangsa Kurdi tidak diakui menurut kosntitusi dan undang-undang negara Turki meskipun jumlah orang Kurdi di Turki cukup signifikan, sekitar 18%. Pada umumnya orang-orang Kurdi di Turki digolongkan (dianggap) sebagai orang dari etnis Turki. Generalisasi ini juga sering kali diterapkan pada etnis lainnya, seperti etnis Albania, etnis Yunani Pontos, etnis Arab, etnis Bosnia, suku bangsa Sirkasia, dan suku Chechen.[3][4]
Sebagian besar kaum minoritas secara etnis di Turki (etnis Albania, etnis Bosnia, orang Tatar Krimea, dan berbagai suku bangsa yang tinggal di kawasan Kaukasus termasuk suku bangsa Turki itu sendiri) berasal dari bekas wilayah koloni Kesultanan Utsmaniyah yang mengungsi ke negara Turki akbiat Kesultanan Utsmaniyah mengalami kekalahan dalam perang.[4] Seiring berjalannya waktu para pendatang tersebutsecara alami berasimilasi terhadap budaya dan bahasa setempat serta banyak pula diantara mereka menikah dengan orang Turki dan melanjutkan keturunannya.[4][5]
Walaupun banyak diantara kaum etnis minoritas di Turki tidak mendapatkan pengakuan secara resmi oleh pemerintah Turki, Türkiye Radyo ve Televizyon Kurumu (Lembaga Penyiaran Televisi dan Radio Turki) menyiarkan beberapa program dengan menggunakan beberapa bahasa dari etnis minoritas di Turki.[6] Pelajaran bahasa selain bahasa Turki juga diajarkan di tingkat sekolah dasar.[7]
Data Survei Patriak Ekumenis Konstantinopel tahun 1912
Jumlah
604.500
655.600
71.800
337.600
1.669.500
Persentase
36,20%
39,27%
4,30%
20,22%
Populasi umat Muslim dan non-Muslim di Turki pada rentang tahun 1914 hingga 2005[10]
Tahun
1914
1927
1945
1965
1990
2005
Muslim
12.941
13.290
18.511
31.139
56.860
71.997
Krsiten Ortodoks Yunani
1.549
110
104
76
8
3
Krsiten Ortodoks Armenian
1.204
77
60
64
67
50
Yahudi
128
82
77
38
29
27
Lainnya
176
71
38
74
50
45
Jumlah
15.997
13.630
18.790
31.391
57.005
72.120
Persentase non-Muslim
19,1%
2,5%
1,5%
0,8%
0,3%
0,2%
Etnis minoritas
Berikut ini adalah nama-nama etnis minoritas yang terdapat di Turki:
Abdal
Suku Abdal adalah suku bangsa minoritas yang umumnya dapat ditemukan di kawasan tengah dan barat Semenanjung Anatolia. Suku Abdal masih menjalankan hidup secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Suku Abdal menuturkan bahasa argot dengan versinya sendiri. Pada umumnya suku Abdal menganut kepercayaan Syi'ah dari sekte Alevi.[11]
Orang-orang keturunan Afganistan
Orang-orang Afganistan di Turki sebagian besar berasal dari latar belakang pengungsi. Gelombang migrasi orang-orang Afganistan di Turki pertama kali terjadi pada zaman Perang Soviet–Afganistan. Jumlah orang keturunan Afganistan di Turki tidak diketahui secara pasti, tetapi sebuah artikel pada koran nasional Turki Hurriyet terbitan tahun 2002 menyatakan terdapat "ribuan" orang-orang keturunan Afganistan tinggal di Turki. Mayoritas orang Afganistan di Turki terdiri dari etnis Persia dan etnis Uzbek.[12]
Orang-orang keturunan Afrika
Kehadiran orang-orang keturunan Afrika di Turki berawal dari sejarah perdanganan budak di Kesultanan Utsmaniyah. Budak-budak Afrika yang dibawa ke Kesultanan Utsmaniyah berasal dari Niger, Arab Saudi, Libya, Kenya, dan Sudan yang umumnya didatangkan melalui Pulau Zanzibar.[13] Wilayah dengan populasi orang keturunan Afrika di Turki adalah Kawasan Aegea, terutama İzmir, Aydın, dan Muğla. Terdapat pula komunitas orang-orang keturunan Afrika di pedesaan dan kota-kota besar di Provinsi Antalya dan Provinsi Adana.[14] Jumlah orang-orang keturunan Afrika di Turki tidak diketahui secara pasti.[15]
Etnis Albania
Laporan Dewan Keamanan Nasional Turki (bahasa Turki: Milli Güvenlik Kurulu, MGK) tahun 2008 menyatakan sekitar 1,3 juta orang yang memiliki darah keturunan Albania menetap di Turki. Lebih dari 500.000 orang keturunan Albania di Turki masih mempertahankan budaya dan bahasa Albania di kehidupan sehari-hari mereka. Menurut sumber-sumber lain orang-orang keturunan Albania di Turki mencapai 5 juta orang.[16][17] Sebagian besar dari mereka berasal dari etnis Albania Kosovo/Makedonia dan Cameria Tosk yang melarikan diri dari penganiayaan orang Yunani dan Serbia pasca Perang Balkan. Terdapat juga beberapa orang Albania dari Montenegro dan Albania di Turki.
Sebuah lembaga Turkish-Albanian Brotherhood Culture and Solidarity Association dibentuk untuk melestarikan tradisi dan budaya Albania. Lembaga ini sering mengadakan festival-festival folklor dan malam budaya Albania di Turki. Organisasi ini berpusat di Bayrampaşa di kota Istanbul dan memiliki tiga cabang yang terletak di Küçükçekmece dan terdapat di Provinsi Ankara dan Provinsi Bursa. Setiap tahun lembaga ini menyediakan kelas-kelas bahasa Albania dan menyelenggarakan perayaan-perayaan untuk memperingati kemerdekaan Albania.
Etnis Arab
Jumlah orang-orang keturunann Arab di Turki berkisar antara 800.000 hingga satu juta jiwa. Sebagian besar etnis Arab di Turki tinggal di provinsi-provinsi yang berbatasan dengan Suriah, terutama di daerah Hatay dimana orang-orang Arab menyusun dua pertiga dari populasi di Hatay. Sebagian besar dari etnis Arab ini menganut agama Islam aliran ahlus sunnah wal jamaah, sebgaian lainnya menganut agama Islam Syi'ah dari sekte Alawi.[18]
Etnis Armenia
Suku bangsa Armenia adalah penduduk asli dataran tinggi Armenia yang sekarang wilayahnya terbagi menjadi wilayah kedaulatan Republik Turki, Republik Armenia, bagian selatan dari negara Georgia, wilayah barat dari negara Azerbaijan, dan bagian barat laut negara Iran.[19] Pada tahun 1880 pemerintah Turki melarang penggunakaan kata "Armenia" di kalangan pers, buku-buku sekolah, dan pemerintahan. Pemerintah Turki mengganti kata "Armenia" dengan istilah lain seperti Anatolia Timur atau Kurdistan bagian Utara.[20][21][22][23] Populasi orang keturunan Armenia di Turki telah mengalami penurunan yang signifikan akibat peristiwa Pembantaian Hamidian dan Genosida Armenia. Diperkirakan lebih dari satu setengah juta etnis Armenia menjadi korban jiwa dalam peristiwa Pembantaian Hamidian dan Genosida Armenia. Sebelum terjadinya genosida, etnis Armenia di Turki pada tahun 1914 tercatat berjumlah 1.914.620 jiwa.[24][25]
Sebelum pecahnya peristiwa genosida terhadap etnis Armenia, diketahui terdapat 2.300 buah bangunan gereja berdiri dan 700 buah sekolah dibanguan dengan jumlah siswa sekitar 82.000 orang.[26] Angka ini belum termasuk jumlah bangunan gereja dan sekolah dari denominasi Protestan dan Paroki Katolik Armenia.[26] Setelah peristiwa genosida etnis Armenia berakhir, diperkirakan 200.000 orang etnis Armenia tersisa di Turki.[27] Saat ini diperkirakan jumlah etnis Armenia di Turki berjumlah sebesar 40.000 hingga 70.000 jiwa.[28][29]
Saat Turki memasuki babak baru sebagai negara Republik sekuler dan mulai membuat berbagai kebijakan untuk mencoba menghapuskan warisan kebudayaan Armenia di Turki. Contoh dari kebijakan-kebijakan tersebut antara lain adalah pemaksaan menggunakan nama belakang ala Turki, perubahan nama-nama geografis, penyitaan properti, hingga penggantian nama binatang.[30] Orang-orang etnis Armenia di Turki sekarang banyak terkonsentrasi di kota paling besar di Turki, Istanbul. Sebagian besar orang-orang etnis Armenia di Turki menjalankan media cetak koran dan sekolah. Mayoritas orang Armenia di Turki menganut agama Kristen Ortodoks Armenia, sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen Katolik, Gereja Injili Armenia.[26]
Asiria
Suku bangsa Asiria dulunya pernah menjadi suku bangsa minoritas dengan jumlah yang signifikan di Kesultanan Utsmaniyah. Namun, akibat terjadinya peristiwa genosida Asiria selama Perang Dunia yang Pertama, banyak orang-orang dari etnis Asiria dibunuh, dideportasi, atau melarikan diri dari wilayah Turki.[31] Terdapat pula orang-orang etnis Asiria yang bertahan hidup di bawah pemerintahan Turki, mereka ini adalah komunitas Asiria yang menjadi pribumi di wilayah bagian tenggara Turki dan kota Istanbul (meskipun banyak juga suku bangsa minoritas lain yang mengalami hal yang serupa, seperti etnis Armenia dan etnis Yunani). Jumlah populasi etnis Asiria di Turki diperkirakan sekitar 30.000 orang.[32]
Etnis Bosnia
Suku bangsa Bosnia adalah termasuk kaum minoritas etnis yang tergolong cukup dominan di Turki. Keberadaan etnis Bosnia dapat ditemukan dengan mdah di negara ini. Di kota-kota besar seperti İstanbul, Eskişehir, Ankara, İzmir, atau Adana sangat mudah untuk ditemui distrik, jalan, toko-toko, atau rumah makan yang menggunakan nama-nama seperti Bosna, Yenibosna, Mostar, atau Novi Pazar yang identik dengan negara Bosnia dan Herzegovina.[33] Meskipun jumlah etnis Bosnia di Turki terbilang cukup banyak, tetapi sangat sulit untuk menentukan berapa jumlah pasti populasi suku bangsa Bosnia di Turki. Beberapa peneliti asal Bosnia menyatakan bahwa jumlah populasi orang Bosnia di Turki mencapai empat juta jiwa. Para politisi di Turki menyadari akan eksistensi etnis Bosnia di Turki. Pada tahun 2010 Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoğlu mengatakan "Terdapat lebih banyak orang keturunan Bosnia tinggal di Turki dibandingkan dengan yang tinggal di Bosnia dan Herzegovina."[34]
Suku bangsa Britania Raya
Terdapat sekitar 34.000 orang yang berasal dari Britania Raya (Briton) yang tinggal di Turki.[35] Sebagian besar dari mereka adalah warga negara Britania Raya yang menikah dengan pasangan orang Turki. Orang Britania Raya yang tinggal di Turki umumnya adalah pelajar dan ekspatriat yang bekerja di berbagai bidang industri.[36]
Etnis Bulgaria
Terdapat sejumlah orang etnis Bulgaria di Turki yang sebagian besar terdiri dari orang-orang dari suku bangsa Pomak dan sebagian kecil lainnya adalah orang-orang etnis Bulgaria yang beragama Krsiten Ortodoks.[37][38][39] Menurut seorang ahli etnologi, terdapat sekitar 300.000 jiwa etnis Pomak di Turki yang menuturkan bahasa Bulgaria sebagai bahasa ibu mereka.[40] Sangat sulit mengetahui jumlah pasti orang Bulgaria khususnya etnis Pomak di Turki karena banyak orang Pomak yang sudah berintegrasi dan berasimilasi dengan budaya dan bahasa setempat.[41] Menurut laporan Milliyet dan Berita Harian Turki, jumlah etnis Pomak dan orang Pomak yang sudah berasimilasi dengan etnis Turki berjumlah sekitar 600.000 jiwa.[41][42] Menurut Kementerian Urusan Luar Negeri Bulgaria terdapat komunitas Kristen Ortodoks Bulgaria di Turki dengan jumlah sekitar 500 orang.[43]
Suku Bangsa Turki dari Asia Tengah
Suku Kazakh
Terdapat sekitar 30.000 orang keturunan Kazakh menetap di Zeytinburnu, di kota Istanbul. Selain di Istnabul komunitas orang Kazakh juga terdapat di wilayah lainnya di Turki, seperti di wilayah Manisa di kota Konya. Gelombang migrasi orang-orang Kazakh ke Turki terjadi pada tahun 1969 dan 1954. Pada mulanya mereka menetap di wilayah Salihi, Develi, dan Altay.[44] Terdapat beebrapa organisasi bagi para keturunan Kazakh di Turki, seperti Yayasan Kazakh-Turki (bahasa Turki: Kazak Türkleri Vakfı)[45] dan Organisasi Diaspora Kazakh di Turki (bahasa Turki: Kazak Kültür Derneği).[46]
Kirgiz
Kawasan sekitar Danau Van di Turki adalah rumah bagi pengungsi etnis Kirgiz dari Afganistan.[47] Turki menjadisalah satu tujuan tempat pengungsian bagi para pengungsi etnis Kirgiz selama Perang Soviet–Afganistan.[48] Terdapat sebuah organisasi bagi etnis Kirgiz di Turki yang bernama Persahabatan dan Masyarakat Budaya Kirgiztan (bahasa Kirgiz: Кыргызстан Достук жана Маданият Коому, bahasa Turki: Kırgızistan Kültür ve Dostluk Derneği Resmi Sitesi).[49] Tidak diketahui secara pasti jumlah etnis Kirgiz di Turki.
Uzbek
Suku bangsa Uzbek berjumlah sekitar 45.000 jiwa di Turki. Pada dekade 1800-an wilayah utara Bogrudelik di Konya dikuasai oleh orang Tatar Bukharlyks. Pada tahun 1981 gelombang pengungsi dari etnis Uzbek di wilayah Pakistan bermigrasi ke Turki. Pemukiman pertama mereka terletak di Kayseri, Izmir, Ankara, dan Zeytinburnu.[44]
Uighur
Terdapat sekitar 50.000 jiwa etnis Uighur di Turki.[50] Kota Kayseri menerima sejumlah pengungsi etnis Uighur melalui Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi pada rentang tahun 1966 hingga 1967. Komunitas Uighur dapat ditemui di kota Istanbul. Kantong populasi etnis Uighur di Istanbul terletak di distrik Küçükçekmece, Sefaköy, dan Zeytinburnu. Terdapat dua buah masjid (masjid Tuzla dan masjid Zeytinburnu) yang digunakan komunitas Uighur di Istanbul.[51][52] Pada tahun 2015 pemerintah Turki membuka diri untuk menerima pengungsi Uighur yang tinggal di Thailand. Keputusan Turki untuk membuka diri bagi etnis Uighur ini ditentang oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok.[53]
Sirkasia
Menurut laporan laporan surat kabar Turki, Milliyet, ada sekitar 2,5 juta etnis Sirkasia tinggal di Turki.[42] Namun, menurut laporan Uni Eropa terdapat tiga hingga lima juta keturunan Sirkasia di Turki.[54] Kelompok etnis lain seperti Abazin dan Abkhaz sering kali digolongkan sebagai suku bangsa Sirkasia. Orang-orang Sirkasia adalah imigran dari kawasan Kaukasus. Etnis Sirkasian di Turki sudah berasimilasi dengan bahasa dan budaya Turki. Sebagian besar orang Sirkasia menganut agama Islam Sunni dengan mazhab Hanafi.[55]
Etnis Yunani
Orang-orang keturunan Yunani di Turki sebagian besar tinggal di Istanbul, Kepulauan Pangeran, Pulau Imbros, dan Pulau Tenedos (bahasa Turki: Gökçeada dan Bozcaada). Komunitas keturunan Yunani di Istnabul berjumlah sekitar 67.550 jiwa pada tahun 1955. Namun, peristiwa Kerusuhan Istanbul pada tanggal 6 dan 7 September 1955 menyebabkan sejumlah kasus persekusi terhadap etnis minoritas Yunani di kota Istanbul sehingga membuat beberapa etnis Yunani menjadi korban jiwa dan ribuan lainnya keluar dari negara Turki. Laporan tahun 2006 menyatakan etnis Yunani hanya tersisa sekitar 2.500 orang saja.[56]
Bangsa Yahudi hadir di Turki sejak abad ke-5 Masehi. Terdapat pula gelombang migrasi orang-orang Yahudi dari kawasan Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) ketika masa Kesultanan Utsmaniyah berkuasa di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Turki. Sebagian besar orang Turki keturunan Yahudi telah bermigrasi ke Israel dan Amerika Serikat, tetapi masih terdapat populasi orang Yahudi yang bertahan tinggal Turki. Etnis Yahudi di Turki diperkirakan berjumlah sekitar 17.400 sampai 18.000 jiwa.[58][59] Sebagian besar orang-orang Yahudi di Turki berasal dari subetnis Yahudi Sefardim dengan persentase sebesar 96% dari keseluruhan populasi Yahudi yang ada di Turki. Sebagian kecil orang Yahudi lainnya di Turki berasal dari subetnis Yahudi Ashkenazi.[60]
Sebagian besar etnis Yahudi menetap di kota Istanbul. Terdapat juga komunitas orang Yahudi di kota İzmir dengan total sekitar 2.300 jiwa dan terdapat sekitar seratus orang Yahudi di Kota Ankara, Bursa, dan Adana. Sebagian orang Yahudi mencari nafkah dibidang indsutri, insinyur, kerajianan seni, dan berdagang. Terdapat 100 orang keturunan Yahudi dari sekte Yahudi Karait menetap di Turki, tetapi kebanyakan dari orang Yahudi Karait ini tidak ikut berintegrasi dengan kelompok Yahudi lainnya.[60]
Suku bangsa Kurdi (bahasa Kurdi: Kurdên li Tirkiyeyê; bahasa Turki: Türkiye'deki Kürtler) adalah kelompok etnis minoritas terbesar di Republik Turki. Menurut beberapa survei, jumlah orang Kurdi di Turki menyusun sekitar 15,7% hingga 25%[62] dari total populasi penduduk Turki.[62] Menurut organisasi Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICHEF) terdapat sekitar 10% hingga 30% etnis Kurdi di seluruh Turki.[63] Tidak seperti orang Turki pada umumnya, orang-orang Kurdi berbicara dalam bahasa Kurdi yang tergolong kedalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Orang-orang keturunan Kurdi terdapat di seluruh wilayah kedaulatan Turki, tetapi sebagian besar terkonsentrasi di bagian timur dan tenggara Turki, terutama di wilayah Kurdistan Utara.[64]
Etnis Kurdi di Turki banyak melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Republik Turki. Pemberontakan ini didasari atas ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh orang-orang Kurdi di Turki. Menurut catatan sejarah militer Turki, pemberontakan etnis Kurdi di Turki telah terjadi di Semenanjung Anatolia selama lebih daru dua abad lalu. Pemberontakan etnis Kurdi kembali terjadi pada masa dekade-dekade akhir berdirinyaKesultanan Utsmaniyah. Konfik antara pemerintah Turki dan orang-orang Kurdi pada zaman modern dimulai pada tahun 1922 sejak kemunculan gerakan nasionalisme Kurdi dan bersamaan dengan pembentukan Republik Turki.[65] Pada tahun 1925, dibentuk sebuah gerakan separatis yang menuntut Kurdistan merdeka dari Turki. Gerakan ini dipimpin oleh Shaikh Said Piran.[66][67] Sampai sekarang konflik antara kelompok etnis Kurdi dan Republik Turki masih berlangsung.[68]
Sebagian besar dari penduduk Turki menganut agama Islam. Meskipun begitu terdapat pula kelompok orang-orang yang tidak menganut suatu agama apapun di Turki. Keberadaan orang tanpa agama (Ateis atau Agnostisik) di Turki termasuk sebagai hal yang tidak umum.[69][70] Memetakan dan menghitung populasi orang yang tidak beragama di Turki bukanlah perkara yang mudah, hal ini disebabkan oleh kategori 'tidak beragama' tidak diperhitungkan dalam sensus penduduk nasional di Turki. Laporan sebuah lembaga survei tahun 2013 menunjukkan 4.500.000 penduduk Turki merupakan orang-orang yang tidak beragama. Dari lembaga survei yang sama melaporkan bahwa pada tahun 2015 jumlah orang yang mengaku tidak beragama mengalami peningkatan menjadi sekitar 5.500.000 orang atau dengan kata lain 9,4% dari keseluruhan penduduk Turki adalah kaum tidak beragama. Dari 85% orang-orang yang mengaku tidak memiliki agama tersebut adalah golongan yang terbilang muda, yaitu dibawah umur 35 tahun.[71]
Karena kerap mendapatkan sentimen negatif dari sebagian besar masyarakat Turki, komunitas orang-orang tidak beragama ini umumnya berkomunikasi satu sama lain melalui media internet.[72][73][74] Di Turki terdapat sebuah organisasi bagi para kaum yang tidak mempercayai agama bernama Asosiasi Ateisme Turki (Ateizm Dernegi) yang didirikan pada tahun 2014.[75] Organisasi ini adalah lembaga ateis pertama yang ada di kawasan Timur Tengah dan Kaukasus.[74]
Bahá'í
Penganut kepercayaan Baha'i adalah tergolong mikro minoritas di Turki. Terdapat sekitar 10.000 jiwa penganut kepercayaan Baha'i di Turki. Turki menyimpan sejarah panjang mengenai kepercayaan Baha'i. Pendiri agama Baha'i, Bahá'u'lláh diasingkan di kota Konstantinopel dan Adrianopel (Istanbul dan Edirne) yang pada saat itu adalah termasuk wilayah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Di tempat pengasingannya ini Bahá'u'lláh banyak menuangkan pemikiran-pemikiran dan hal yang dianggap sebagai wahyu dalam bentuk tulisan.[76][77] Sampai saat ini kota Istanbul dan Edirne dianggap sebagai tempat suci bagi para penganut agama Baha'i di seluruh dunia.[77]
Kristen
Agama Kristen telah hadir jauh lebih dulu daripada agama Islam yang menjadi agama sebagian besar penduduk Turki saat ini. Agama Kristen memiliki sejarah panjang di wilayah Asia Kecil dan dataran tinggi Armenia yang kini masuk kedalam wilayah kekuasaan negara Turki. Turki menjadi tempat lahirnya beberapa orang suci dan salah satu dari dua belas murid Yesus. Tokoh-tokoh Kristen tersebut antara lain adalah Paulus dari Tarsus, Santo Timotius, Santo Nikolas dari Myra, Santo Polikarpus., dan masih banyak lainnya.[78][79]
Jumlah orang Kristen di Turki mengalami penurunan yang sangat signifikan pada rentang tahun 1914 hingga 1927. Tercatat jumlah penganut agama Kristen pada tahun 1914 adalah 19% dari total penduduk Turki dan menyusut tajam menjadi hanya 2,5% saja pada tahun 1927.[14] Hal ini terjadi karena perubahan struktur demografi Turki akibat dampak Perang Dunia Pertama. Gelombang emigrasi orang-orang Kristen yang tinggal Turki; seperti orang Asiria, orang Yunani, orang Armenia dan lain-lain; ke luar meninggalkan Turki ke negara lain (sebagian besar ke benua Eropa dan benua Amerika). Saat ini tercatat ada sekitar 160.000 atau 0,2% penganut agama Kristen dengan berbagai denominasi menetap di Turki.
Kristen Ortodoks
Sebagian besar pemeluk agama Kristen di Turki adalah kaum Kristen Ortodoks yang terdiri dari berbagai macam denominasi.[50] Terdapat sekitar 80.000 jemaat Gereja Ortodoks Oriental, sekitar 18.000 orang menjadi jemaat Gereja Antiokhia Yunani, dan 5.000 orang jemaat Gereja Ortodoks Yunani.[4] Wilayah Hatay, Antakya, dan kota Istanbul adalah pusat kantong populasi orang Krsiten Ortodoks di Turki.[14][50]
Terdapat pula sebagian kecil orang Turki yang menganut agama Kristen Ortodoks, kebanyakan dari mereka bergabung menjadi jemaat Gereja Ortodoks Yunani ataupun Gereja Ortodoks Siria. Orang-orang Turki yang menganut agama Kristen ini banyak terdapat di kota Istanbul dan Kota İzmir, Orang Turki Kristen sering kali salah dianggap sebagai orang Yunani. Sebagian dari mereka memang memiliki latar belakang keturunan Yunani, tetapi secara etnis mereka adalah termasuk kedalam golongan orang Turki. Populasi orang Kristen Turki ini terbentuk sejak zaman Kekhalifaan Utsmaniyah, mereka berasal dari orang-orang Turki asli yang menolak untuk masuk Islam.[80] Tercatat ada 236 buah gereja yang aktif melakukan pelayanan di seluruh wilayah negara Turki.
Kelompok protestan di Turki menyusun sebagian kecil dari populasi penganut agama Kristen di Turki. Terdapat tiga buah Gererja Protestan Armenia yang berdiri sejak abad ke-19 Masehi.[83] Konstitusi negara Turki mengakui keberadaan agama Kristen di Turki.[84]
Yudaisme
Bangsa Yahudi hadir di Turki sejak abad ke-5 Masehi. Terdapat pula gelombang migrasi orang-orang Yahudi dari kawasan Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) ketika masa Kesultanan Utsmaniyah berkuasa di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Turki. Sebagian besar orang Turki keturunan Yahudi telah bermigrasi ke Israel dan Amerika Serikat, tetapi masih terdapat populasi orang Yahudi yang bertahan tinggal Turki. Orang Yahudi di Turki diperkirakan berjumlah sekitar 17.400 sampai 18.000 jiwa.[58][59] Sebagian besar orang-orang Yahudi di Turki berasal dari subetnis Yahudi Sefardim dengan persentase sebesar 96% dari keseluruhan populasi Yahudi yang ada di Turki. Sebagian kecil orang Yahudi lainnya di Turki berasal dari subetnis Yahudi Ashkenazi.[60]
Sebagian besar orang-orang Yahudi menetap di kota Istanbul. Terdapat juga komunitas etnis Yahudi di kota İzmir dengan total sekitar 2.300 jiwa dan terdapat sekitar seratus orang Yahudi di Kota Ankara, Bursa, dan Adana. Sebagian orang Yahudi mencari nafkah dibidang indsutri, insinyur, kerajianan seni, dan berdagang. Terdapat 100 orang keturunan Yahudi dari sekte Yahudi Karait menetap di Turki, tetapi kebanyakan dari orang Yahudi Karait ini tidak ikut berintegrasi dengan kelompok Yahudi lainnya.[60]
Lembaga pendidikan ala Yahudi dapat ditemui di beberapa tempat di Turki. Terdapat satu sekolah Yahudi di Istanbul dan juga satu sekolah Yahudi lainnya di kota İzmir. Kursus untuk membaca dan mendalami isi kandungan Talmud dan Taurat juga terdapat di Turki. Komunitas Yahudi di Turki menjalankan sebuah media cetak berupa koran berbahasa Turki dan Ladino sebagai media informasi antara anggota komunitas. Fasilitas tempat ibadah dapat ditemui di kota-kota yang menjadi kantong populasi Yahudi di Turki. Terdapat 17 buah sinagoge di kota Istanbul dan 10 buah sinagoge di kota İzmir. Di dua kota ini juga komunitas Yahudi memproduksi makanan yang memenuhi kriteria kosher untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.[60]
^ abcdsitesi, milliyet.com.tr Türkiye'nin lider haber. "Türkiye'deki Kürtlerin sayısı!". MİLLİYET HABER - TÜRKİYE'NİN HABER SİTESİ. Diakses tanggal 2017-12-11.
^Icduygu, A., Toktas, S., & Soner, B. A. (2008). The politics of population in a nation-building process: Emigration of non-Muslims from Turkey. Ethnic and Racial Studies, 31(2), 358-389.
^Abdal by Peter Alford Andrews pages 435 to 438 in Ethnic groups in the Republic of Turkey / compiled and edited by Peter Alford Andrews, with the assistance of Rüdiger Benninghaus (Wiesbaden: Dr. Ludwig Reichert, 1989) ISBN3-88226-418-7
^Turkey: A Country Study, Federal Research Division, Kessinger Publishing, June 30, 2004 - 392 pages. Page 140 [1].
^Modern History of Armenia in the Works of Foreign Authors [Novaya istoriya Armenii v trudax sovremennix zarubezhnix avtorov], edited by R. Sahakyan, Yerevan, 1993, p. 15 (in Russian)
^Hür, Ayşe (2008-08-31). "Türk Ermenisiz, Ermeni Türksüz olmaz!". Taraf (dalam bahasa Turkish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-02. Diakses tanggal 2017-12-11. Sonunda nüfuslarını 70 bine indirmeyi başardık.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Turkey renames 'divisive' animals". BBC. 8 March 2005. Diakses tanggal 16 January 2013. Animal name changes: Red fox known as Vulpes Vulpes Kurdistanica becomes Vulpes Vulpes. Wild sheep called Ovis Armeniana becomes Ovis Orientalis Anatolicus Roe deer known as Capreolus Capreolus Armenus becomes Capreolus Cuprelus Capreolus.
^Kilic, Ecevit (2008-09-07). "Sermaye nasıl el değiştirdi?". Sabah (dalam bahasa Turkish). Diakses tanggal 2008-12-25. 6-7 Eylül olaylarından önce İstanbul'da 135 bin Rum yaşıyordu. Sonrasında bu sayı 70 bine düştü. 1978'e gelindiğinde bu rakam 7 bindi.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ abSandra Mackey, “The reckoning: Iraq and the legacy of Saddam”, W.W. Norton and Company, 2002. Excerpt from pg 350: “As much as 25% of Turkey is Kurdish.”
^"Opinion". The Telegraph (dalam bahasa Inggris). 2016-03-16. ISSN0307-1235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-10. Diakses tanggal 2017-12-10.