Kata lemes pisan atau kecap lemes pisan (aksara Sunda baku: ᮊᮨᮎᮕ᮪ ᮜᮨᮙᮨᮞ᮪ ᮕᮤᮞᮔ᮪, pengucapan bahasa Sunda: [kəcapləməspisan], juga dikenal sebagai kecap luhur atau kecap luluhur) adalah kosakata bahasa Sunda yang dipakai untuk meninggikan lawan bicara/pihak ketiga yang sedang dibicarakan dengan pangkat dan kedudukan yang sangat tinggi, contohnya para bangsawan seperti Bupati, Raja, bahkan digunakan juga untuk membicarakan Tuhan,[1][2] jenis kosakata ini utamanya dipakai pada zaman feodal.[1] Arti dari lemes pisan sendiri adalah sangat halus.
Untuk sekarang, jenis kata ini sudah jarang digunakan dan kedudukannya terkadang disamakan seperti kata lemes yang biasa.
Dalam beberapa buku tata bahasa Sunda yang mencatat jenis kosakata ini, kata lemes pisan biasanya ditandai dengan LP atau lp.
Kosakata
Di bawah ini adalah contoh kata lemes pisan (bercetak tebal) dengan padanannya dalam kata loma dan kata lemes:[3]
Coolsma, S. (1985) [1904]. Tata bahasa Sunda. Diterjemahkan oleh Wijayakusumah, Husein; Rusyana, Rus. Jakarta: Djambatan. OCLC13986971.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Ardiwinata, D.K. (1984) [1916]. Tata Bahasa Sunda. Diterjemahkan oleh Ayatrohaedi. Jakarta: Balai Pustaka. OCLC559541903.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)