Kaliwungu terkenal dengan sebutan kota santri dikarenakan di kecamatan tersebut terdapat puluhan pondok pesantren. Pemberian nama Kaliwungu diambil dari peristiwa seorang guru (Sunan Katong) dan muridnya (Pakuwojo) yang berkelahi di dekat sungai karena perbedaan prinsip. Dari pertengkaran itu terjadi pertumpahan darah yang menurut cerita, Sunan Katong berdarah biru dan Pakuwojo berdarah merah, keduanya wafat dalam perkelahian itu dan darahnya mengalir di sungai sehingga berubah menjadi ungu.
Geografi dan iklim
Geografi
Secara Geografis Kecamatan Kaliwungu berada diwilayah administrasi Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah berkisar antara 6 0 55’ 30” - 6 0 59’ 10” Lintang Selatan dan 110 0 14’ 00” - 1100 18’ 00” Bujur timur. dengan ketinggian tanah 4.5 meter di atas permukaan air laut, Batas wilayah Kecamatan Kaliwungu sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Brangsong sebelah selatan dengan Kecamatan Kaliwungu selatan dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mangkang Kota Semarang.
Bagian selatan wilayah Kecamatan Kaliwungu sebagian merupakan tanah perbukitan yang secara umum tanah tegalan dan hutan negara yang berlokasi di Desa Sumberejo dan Desa Nolokerto sedangkan bagian utara sebagian besar tanah tambak dan persawahan. Adapun jarak ibu kota Kecamatan Kaliwungu ke Ibu kota Kabupaten berkisar antara 7 km, untuk jarak ke ibu kota Provinsi Jawa Tengah 21 km dan Jarak ke Kecamatan Brangsong sekitar 2 km dan Kecamatan Kaliwungu Selatan sekitar 5 km. Dari Luas Wilayah Kecamatan Kaliwungu sebesar 47,73 Km2 sebagian besar merupakan lahan tambak seluas 14,04 Km2 atau 29,42% dari total luas kecamatan urutan kedua lahan lain-lain 13,44 Km2 atau sebesar 28,16 %, dan selebihnya terdiri dari tanah sawah seluas 8,07 Km2 (16,91%), rumah dan pekarangan 7,61 km2 atau 15,95%, tanah tegalan sebesar 1,67 Km2 atau 3,50%, hutan Negara sebesar 2,87 Km2 atau 6,01% dan bagian terkecil untuk lahan Kolam/empang sebesar 0,03 Km2 atau hanya 0,05% dari luas total Kecamatan Kaliwungu. Dalam kurun 5 tahun ini lahan sawah dan tambak setiap tahunnya mengalami penurunan luasnya,hal ini dikarenakan alih fungsi Menjadi lahan untuk perumahan dan apalagi akan dipersiapkan lahan untuk persiapan Kawasan industri yang terletak di dua desa yaitu Mororejo dan Wonorejo yang merupakan desa yang mempunyai lahan tambak terluas .
Secara umum wilayah Kecamatan Kaliwungu merupakan dataran rendah (landai) dengan ketinggian berkisar antara 1- 5 meter di atas permukaan air laut dan bagian selatan lebih tinggi berkisar antara 6 – 50 meter di atas permukaan air laut, Daerah yang lebih tinggi ini berupa bukit yang terletak di Desa Sumberejo, Nolokerto,Protomulyo, Kutoharjo sedangkan 6 desa lainnya yaitu Desa Kumpulrejo, Karangtengah, Sarirejo, Krajankulon, Mororejo dan Desa Wonorejo merupakan daerah dataran rendah.
Luas Kecamatan Kaliwungu terbagi menjadi 9 desa yaitu desa Kumpulrejo dengan luas 1,25 km2 atau 2,62%, desa Karangtengah dengan luas 1,20 km2 atau 2,52%, desa Sarirejo dengan luas 1,33 km2 atau 2,79%, desa Krajan kulon dengan luas 2,16 km2 atau 4,53%, desa Kutoharjo dengan luas 2,31 km2 atau 4,85%, desa Nolokerto dengan luas 5,19 km2 atau 10,87%, desa Sumberejo dengan luas7,88 km2 atau 16,51%, desa Mororejo dengan luas 14,35 km2 atau 30,07% dan desa Wonorejo dengan luas 12,05 km2 atau 25,25%, Dari uraian di atas dua desa yang terluas adalah desa Mororejo dan Wonorejo hal ini dipengaruhi adanya luas tambak yang cukup besar, Untuk Desa Mororejo mempunyai tambak sebesar 5,74 km2 atau 40,05% terhadap luas desa dan desa Wonorejo luas tambaknya sebesar 7,85 km2 atau 65,17% terhadap luas desa di dua desa tersebut merupakan penghasil ikan tambak baik bandeng atau udang dan merupakan komoditas andalan di desa tersebut.[1]
Iklim
Menurut Stasiun UPTD Pengairan Kecamatan Kaliwungu rata-rata curah hujan untuk tahun 2015 berkisar 101 mm dan ratarata banyaknya hari hujan 6 hari, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember mencapai 262 mm dan hari hujan terbanyak terjadi di bulan Januari dan bulan Desember tercatat sebesar 13 hari, Rata-rata curah hujan ini lebih rendah dari rata-rata curah hujan tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 dengan rata-rata curah hujan 193 mm dan tahun 2013 rata-rata curah hujan 189 mm. Rata-rata hari hujan tahun 2015 jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2014 dan 2013, untuk tahun 2015 rata-rata sebesar 6 hari. tahun 2014 rata-rata sebesar 10 hari dan 2013 rata rata 9 hari. Dari tabel di atas pada tahun 2015 curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan September yaitu 0 mm artinya pada bulan tsb tidak terjadi hujan sama sekali dan juga pada tahun 2014 dan tahun 2013 pada bulan September tidak terjadi hujan juga. Pengaruh dari Iklim itu sangat mempengaruhi Produksifitas Pertanian baik pertanian padi, padi ladang, Tanaman Jagung maupun tanaman palawija lainnya.[1]
Pemerintahan
Wilayah kecamatan
Kecamatan Kaliwungu dipinpin oleh seorang Camat yang bertanggung jawab kepada Bupati sedangkan Desa dipinpin seorang Kepala Desa yang bertanggung jawab Langsung kepada Bupati, Kepala Desa dipilih melalui pemilihan Kepala Desa/Pilkades oleh rakyatnya di desa tersebut sedangkan Camat diangkat dan diperhentikan oleh Bupati. Wilayah Kecamatan Kaliwungu terbentuk dari beberapa desa sedangkan desa terbagi dari beberapa dusun/dukuh, dusun sendiri terbentuk dari beberapa rukun warga (RW), Sedangkan rukun warga terdiri dari beberapa rukun tetangga atau yang sering kita kenal RT, atau disebut juga Satuan lingkungan Setempat (SLS) dan Merupakan wilayah Pemerintahan terkecil. Wilayah Kecamatan Kaliwungu terbagi dari 9 desa 34 dusun/dukuh 71 rukun warga dan 312 rukun tetangga. Dari 9 desa tersebut desa yang terbanyak rukun tetangga /(RT) yaitu desa Sarirejo dengan Jumlah RT 56 dan desa yang jumlah rukun tetangga/ (RT) terkecil yaitu desa Kumpulrejo dan Karangtengah dengan jumlah rukun tetangga/ RT masing-masing 14 RT Dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perkembangan, jumlah rukun tetangga tahun 2013 sebanyak 293 RT tahun 2014 menjadi sebanyak 312 RT dan tahun 2015 masih sama sedangkan banyaknya RW selama 3 tahun ini mengalami perubahan juga yaitu untuk Jumlah Rukun Warga Tahun 2013 yaitu 68, dan Jumlah untuk tahun 2014 dan tahun 2015 menjadi 71 RW, untuk dusun selama tiga tahun ini tetap yaitu ada 34 dusun.[1]
Pemerintahan desa
Pemerintahan Desa yang dipinpin Kepala Desa akan berjalan dengan baik apabila aparat desa saling bekerja sama dengan Kepala Desa dalam bekerja dan di dukung oleh Masyarakat Desa di dalam menjalankan roda Pemerintahan Desa sesuai aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Pusat dengan kerjasama yang baik, baik Kepala Desa dengan aparat di bawahnya maupun dengan Masyarakat desa itu sendiri
Perkembangan zaman dewasa ini semakin hari semakin maju disegala sektor dan bidang oleh karenanya pelayanan publik juga diharapkan semakin baik di kecamatan maupun di desa, untuk mencapai hal itu sarana dan prasarana juga dibenahi termasuk Sumber Daya Manusia. Perangkat Desa selaku pelayan masyarakat di tingkat desa juga dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik sesuai Jabatan masing-masing dengan cepat dan tepat.Sesuai tuntutan dan Perkembangan masayarakat itu sendiri. Banyaknya Perangkat Desa di masing-masing desa tidak sama tergantung besar kecilnya desa itu sendiri ada desa yang besar dengan jumlah perangkat yang banyak dan juga ada desa yang kecil dengan jumlah perangkat relative sedikit
Jumlah Perangkat Desa tahun 2015 se Kecamatan sebanyak 100 orang dimana Desa Kutoharjo yang paling banyak jumlah perangkatnya sebesar 14 orang hal ini di sebabkan wilayah kutoharjo yang cukup luas dan Penduduknya juga paling besar di antara desa-desa lain sedangkan desa yang perangkat desanya sedikit yaitu 7 orang adalah desa Karangtengah yang mana juga jumlah penduduknya relative sedikit dibandingkan dengan desa lainnya.[1]
Desa/kelurahan
Kecamatan Kaliwungu yang semula terdiri dari 15 desa, sejak bulan Oktober 2007 (karena adanya pemekaran wilayah) hanya terdiri dari 9 desa dan sisanya masuk kedalam wilayah Kecamatan Kaliwungu Selatan yaitu:
Jumlah Penduduk menurut registrasi penduduk pada keadaan tahun 2015 di Kecamatan Kaliwungu 58,192 jiwa yang terdiri dari laki laki 29,279 (50,31%) jiwa perempuan 28,913(49,69%) jiwa, Jumlah penduduk terbesar ada di desa Kutoharjo sebesar 11.678 jiwa atau 20,07% dari total penduduk Kecamatan Kaliwungu yang terdiri dari laki-laki sebesar 5.893 jiwa perempuan 5.785 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di desa Kumpulrejo dengan jumlah penduduk 2.641 jiwa (4,54%) yang terdiri daril aki-laki 1.320 jiwa dan perempuan 1.321 jiwa Untuk jumlah penduduk Warga Negara Asing yang ada di kecamatan Kaliwungu sebesar 29 Jiwa yang menyebar di desa Kutoharjo 2 jiwa, di desa Nolokerto 10 jiwa, di desa Mororejo 10 jiwa warga Negara asing ini bekerja di beberapa Perusahaan yang ada di Kecamatan Kaliwungu seperti PT KLI dan PT Abadi Jaya Manunggal, sementara desa lainya tidak ada warga Negara asing yang tinggal di desa tersebut.
Dari jumlah penduduk sebanyak 58.192 jiwa tercatat sebanyak 17.254 rumah tangga dan rata-rata jumlah anggotanya 3 artinya jumlah penduduk di wilayah tersebut dibagi jumlah rumah tangga atau dalam 1 rumah tangga rata-rata ada 3 anggota. rumah tangga, yang terbanyak ada di desa Kutoharjo sebanyak 3.196 rumah tangga dan jumlah penduduk 11.678 jiwa dengan rata-rata 4 anggota dalam 1 rumah tangga, Tertinggi urutan kedua desa Krajankulon dengan jumlah penduduk 9.655 jiwa dan jumlah rumah tangga 3.142 dan rata-rata dalam 1 rumah tangga ada 3 anggota, sedangkan jumlah rumah tangga yang terendah di desa Kumpulrejo dengan jumlah penduduk 2.641 jiwa dan jumlah rumah tangga 726, dan rata-rata jumlah anggota 3 orang dalam satu rumah tangga.[1]
Kepadatan penduduk
Bertambahnya penduduk disuatu wilayah akan mempengaruhi kepadatan penduduk di wilayah tsb Sedangkan, kepadatan penduduk menunjukkan persebaran penduduk di suatu daerah tertentu. Kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk dibagi luas wilayah. Untuk wilayah kecamatan Kaliwungu kepadapatan penduduk mencapai 1.219 Per-Km2 artinya dalam 1 km2 terdapat penduduk sebanyak 1.219 jiwa, Menempati urutan pertama di desa Kutoharjo dengan kepadatan mencapai 5.048 per-km2 dan urutan yang terakhir di desa Wonorejo dengan kepadatannya sebesar 335 per- km2 sedangkan urutan berikutnya setelah desa Kutoharjo adalah desa Sarirejo besarnya kepadatan penduduk desa Sarirejo 4.661 per- km2 untuk itu di dua desa tersebut termasuk pemukiman padat penduduk.[1]
Sex ratio
Di wilayah Kecamatan Kaliwungu keadaan tahun 2015 jumlah penduduk lakilaki lebih besar jika dibandingkan jumlah perempuannya sehingga nilai Sex Rasio lebih dari 100 yaitu sebesar 101,27 dari jumlah penduduk laki- laki 29.279 orang terhadap jumlah penduduk Perempuan sebesar 28.913 orang Dari 9 desa di wilayah Kecamatan Kaliwungu desa yang mempunyai Sek Rasio tertinggi di atas 100 yaitu desa Nolokerto sebesar 103,36 sedangkan desa yang sex ratio terendah dibawah 100 yaitu desa Krajankulon sebesar 98,66.[1]
Penduduk menurut kelompok umur
Penduduk Kecamatan Kaliwungu menurut kelompok umur pada tahun 2015 terbanyak pada usia 15-19 tahun yaitu sebanyak 6.217 jiwa atau 10,68% dari total penduduk dengan jumlah laki-laki 3.250 jiwa dan perempuan 2.967 jiwa kelompok tersebut termasuk kelompok usia produktif dan juga masa usia sekolah. Sedangkan kelompok terkecil yaitu pada kelompok usia 70-74 tahun yaitu sebanyak 783 jiwa atau 1,35% dari total penduduk dengan jumlah laki-laki sebesar 307 jiwa, perempuan 476 jiwa. Kelompok ini bukan usia produktif dan rata -rata kelompok ini sudah tidak bekerja lagi. Sedangkan penduduk pada kelompok usia 0 – 4 tahun atau pada usia dini sebanyak 4.599 jiwa atau 7,90% yang terdiri dari laki-laki 2.335 jiwa dan perempuan 2.264 jiwa.[1]
Penduduk menurut agama
Keadaan Penduduk Kecamatan Kaliwungu tahun 2015 berdasarkan agama yang dianut mayoritas beragama Islam dengan jumlah sebanyak 57.903 orang atau 99,50%. Selebihnya yang memeluk agama Kristen Protestan sebanyak 115 orang atau 0.20%, yang memeluk agama Kristen Katholik sebanyak 108 orang atau 0,19% yang memeluk agama Budha 12 orang atau 0.02% dan yang memeluk agama Hindu sebanyak 54 orang atau 0.09% dari total jumlah penduduk Kecamatan Kaliwungu.[1]
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Oleh karenanya ketersediaan sarana dan prasarana harus tercukupi, Di kecamatan Kaliwungu ketersedian gedung sekolah dari PAUD, TK, SD, SLTP dan SLTA sudah ada hanya untuk tingkat perguruan tinggi belum ada. Banyaknya sekolah pada keadaan tahun 2015 adalah Jumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ada 17 unit, Sekolah Taman Kanak Kanak (TK) ada 25 unit, Sekolah Dasar (SD) ada 23 unit, Madrasah Ibtidaiyah (MI) ada 8 unit, Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) 6 unit, Madrasah Tsanawiyah (MTs) ada 1 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Umum ada 1 unit, Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Kejuruan ada 2 unit dan Madrasah Aliyah (MA) ada 1 unit, penambahan Sekolah selama 3 tahun ini adalah PAUD,SLTP dan SLTA Kejuruan.
Banyaknya siswa di kecamatan Kaliwungu pada tahun 2015 untuk Pendidikan Anak Usia Dini 489 siswa,dengan jumlah guru 64 orang, Taman Kanak-kanak 1.644 siswa dengan jumlah guru 99 orang, SD sebanyak 5.293 siswa dengan jumlah guru 261 orang, MI Sebanyak 1.519 siswa dengan jumlah guru 76 orang. SLTP sebanyak 1.486 siswa, jumlah guru 109 orang, MTs sebanyak 395 orang dengan jumlah guru 27, SLTA jumlah siswa 151 siswa dan jumlah guru 16 orang, SLTA Kejuruan/STM sebanyak 758 siswa dengan jumlah guru 57 orang dan untuk MA sebanyak 157 siswa dengan jumlah guru 12 orang. Daya tampung sekolah terhadap siswa atau rasio siswa terhadap sekolah adalah angka rata-rata kemampuan suatu sekolah untuk menampung muridnya, semakin kecil rasio murid-sekolah maka semakin baik indikator pendidikan mengenai daya tampung sekolah, Sedangkan rasio murid terhadap guru adalah banyaknya murid yang dihadapi oleh seorang guru, semakin kecil rasionya semakin baik artinya yang dihadapi oleh seorang guru tidak terlalu padat di dalam memberikan materi pelajaran. Untuk jenjang PAUD, SD/MI, MTs, dan MA rasio murid terhadap sekolah selama kurun waktu 3 tahun ini fluktuatif naik turun. Sedangkan untuk TK, dan MI mengalami kenaikan kebalikannya trendnya semakin menurun untuk SLTP dan MTs ini berarti indikatornya semakin baik untuk Jenjang pendidikan SLTP dan MTs.[1]
Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Oleh karana itu ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat diperlukan. Jumlah sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2015, Puskesmas ada 1 unit, Puskesmas pembantu ada 2 unit, Rumah Bersalin ada 4 unit Dokter umum ada 16 orang, Dokter Gigi ada 2 orang, Balai Kesehatan / Klinik ada 9 unit, Pos Kesehatan Desa ada 9 unit dan Apotek atau Toko Obat ada 13 buah. Untuk Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, Dokter Gigi,Apotek serta Pos Kesehatan Desa masih tetap, untuk Rumah Bersalin dan Dokter umum,balai kesehatan dalam waktu 3 tahun mengalami penambahan Selain fasilitas Kesehatan, hal lain yang juga tidak kalah penting adalah ketersediaan tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan yang ada di Kecamatan terdiri dari Dokter, mantri Kesehatan, Perawat / Bidan dan Dukun Bayi, Pada tahun 2015 jumlah dokter ada 19 orang, Mantri Kesehatan ada 16 orang, Bidan atau parawat ada 24 orang dan dukun bayi ada 6 orang Kurun waktu 3 tahun terakhir ini untuk dokter dan Bidan/Perawat ada penambahan sedangkan jumlah dukun bayi masih tetap.[1]
Ekonomi
Pertanian
Secara umum sektor pertanian masih mendominasi sebagai sumber pendapatan bangsa Indonesia terutama yang hidup di daerah Pedesaan, hasil produksi pertanian pada tahun 2015 dengan Luas kecamatan Kaliwungu sebesar 4.773,09 Ha, 16,91% berupa lahan sawah dan 29,42% berupa lahan tambak atau lahan sawah sebesar 807,25 ha dan tambak sebesar 1404,18 Ha, sedangkan untuk Tegalan 167,00 Ha atau sebesar 3,50% dan juga ada kolam /empang walau luasnya sangan kecil yaitu hanya 0,05% atau 2,57 Ha.
Untuk Tanah yang digunakan Perumahan 15,95% atau seluas 761,36 Ha dan sisanya lain-lain yang digunakan untuk Jalan, Kuburan Lapangan dan Pabrik seluas 1.343,98 Ha atau 28,16%. Luas lahan Sawah tahun 2013 806,25 Ha bergeser menjadi 807,25, Ha pada tahun 2014 dan pada tahun 2015, masih tetap. Pergeseran ini terjadi pada jenis lahan sawah setengah tehnis maupun tanah tadah hujan, Pergeseran ini terjadi karena alih fungsi yang tadinya lahan sawah dapat ditanami,sekarang sudah tidak dapat diusahakan untuk pertanian karena pengairan sudah tidak berfungsi dan lahan tsb sudah terkena rob maupun sudah diurug untuk Persiapan Kawasan Industri seluas kurang lebih 174,50 Ha.
Sedangkan lahan tanah kering yang diusahakan untuk pertanian yaitu tanah tegalan sebesar 167,00 Ha tanah hutan Negara sebesar 286.75 Ha Tambak sebesar 1406,75 Ha dan yang bukan tanah pertanian atau tanah yang tidak diusahakan untuk pertanian yaitu tanah bangunan dan pekarangan sebesar 762,36 Ha serta lainlain (Jalan.Kuburan Sungai dsb) sebesar 1 343.98 Ha. Dari lahan tersebut dihasilkan Produksi padi 8.635,19 Ton pertahun terdiri dari Padi Sawah 6.756,01 Ton dan Padi Ladang 79,18 Ton dengan luas panen 1.027,00 Ha untuk jagung 246,48 ton pertahun dengan luas panen 37,00 ha, Kacang tanah hanya 19,20 Ton dengan luas panen 9,00 Ha sedangkan Ubi kayu mencapai 128,35 Ton pertahun dengan Luas panen 5,00 Ha. Dan jika kita bandingkan dengan tahun 2014 produksi padi semakin menurun hal ini karena lahan/luas panen kurun waktu 3 tahun ini juga turun. Untuk komoditas jagung, dan Kacang tanah tahun 2015 produksinya lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 karena luas panen untuk tahun 2014 lebih kecil dibandingkan tahun 2015.[1]
Industri
Wilayah kecamatan Kaliwungu merupakan kecamatan potensi di sektor Industri, Hal ini dikarenakan di Kecamatan Kaliwungu terdapat banyak perusaan besar seperti PT KAYU LAPIS INDONESIA, PT RIMBA PARTIKEL INDONESIA, PT ASIA PACIFIC FIBER Tbk, PT TOSSA SAKTI dan sebagainya. dengan banyaknya perusahaan ini mengakibatkan pendapatan wilayah kecamatan Kaliwungu tinggi dan juga tenaga kerja yang terserap akan banyak pula sehingga perekonomian di wilayah ini ramai dan berkembang. Keadaan tahun 2015 banyaknya Industri besar atau sedang ada 18 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 11.924 pekerja yang menyebar di beberapa desa. Perusahaan terbanyak ada di desa Nolokerto ada 7 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 5.032 untuk desa Mororejo ada 4 perusahaan namun tenaga kerjanya terbanyak yaitu 6.612 orang hal ini karena adanya PT. KAYU LAPIS INDONESIA sebuah perusahaan ber skala nasional, sedangkan untuk desa Kumpulrejo, desa Karangtengah, desa Krajankulon dan desa Wonorejo tidak ada Industri perusahaan besar atau sedang.
Sedangkan jumlah Industri kecil se kecamatan ada 82 perusahaan dengan tenaga kerja 648 orang, terbanyak ada desa Krajanakulon 26 perusahaan dengan tenaga kerja 174 orang dan desa Sarirejo 23 perusahaan dengan tenaga kerja 192 orang, dari 24 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 174 orang sebagian besar merupakan perusahaan Bordir yang ada di desa Krajankulon yang terkenal dengan “SENTRAL INDUSTRI BORDIR” sedangkan di desaSarirejo dengan 23 perusahaan dan tenaga kerja sebanyak 192 orang sebagian besar perusahaan kerupuk dan terkenal dengan Istilah”“SENTRAL INDUSTRI KERUPUK".
Disamping itu, di Kecamatan Kaliwungu masih ada Industri rumah tangga sebanyak 616 usaha dengan tenaga kerja sebanyak 1.282 orang menyebar di semua desa dan terbanyak ada di desa Krajan kulon sejumlah 248 usaha dengan tenaga kerja sebanyak 550 orang, Industri rumah tangga terbanyak setelah desa Krajankulon adalah desa Kutoharjo ada 133 usaha dengan tenaga kerja yang terserap 238 orang, dan yang paling sedikit ada di desa Wonorejo sejumlah 9 usaha dengan tenaga kerja 21 orang.
Jumlah Tenaga Kerja untuk Industri besar atau sedang sebanyak 11.924 orang sekitar 86,21% Terserap di Perusahaan Besar sisanya di perusahaan berskala Sedang. Perusahan besar meliputi PT kayu lapis Indonesia ( PT KLI). PT Asia Facific Fiber Tbk. PT Thosa Shakti, PT Thosa Glas, PT Rimba Partikel Indonesia, PT Texmaco Perkasa Enginering, PT Texmaco Investama Indonesia, PT Samator Gas dan PT Abadi Jaya Manunggal, Sedangkan jumlah keseluruhan baik Industri Besar/Sedang, Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga keadaan tahun 2015 sebanyak 716 Perusahaan/Usaha dan tenaga kerja yang terserap 13.854 orang, dari Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang bekerja di sektor industri ini 86.21% bekerja di Industri besar / sedang, 9.11% di Industri rumah tangga dan sisanya 4.68 % di Industri kecil.[1]
Budaya
Kuliner
Selain sebagai Kota Relegi, di Kaliwungu juga terdapat berbagai macam kuliner yang bisa dijumpai di sepanjang komplek Alun-alun Kaliwungu yang terletak di depan Masid Besar Al-Muttaqin Kaliwungu. Tidak hanya menyediakan warung tenda yang buka dari sore sampai malam hari tetapi juga terdapat beberapa warung yang buka sampai jam 4 (empat) pagi. Namun masih banyak makanan khas Kaliwungu yang bisa dinikmati antara lain: sumpil (terbuat dari beras dibungkus daun bambu), bandeng tanpa duri, bandeng presto, udang vaname, gimbal udang, jenang tape, momoh (daging sapi yang diolah), dan kerupuk tayamum (digoreng dengan pasir) , mie lidi yang merupakan produk makanan ringan terbanyak.
Syawalan
Pengunjung berbondong-bondong tiba ke pusat keramaian yang dimeriahkan ratusan pedagang mremo serta puluhan penjaja hiburan -dream molen, kuda putar dan sebagainya..
Puluhan warga terlihat hilir-mudik di pusat syawalan. Sebagian dari mereka tampak berombongan berjalan kaki, dan sejumlah lainnya datang ke tempat itu dengan diangkut puluhan mobil bak terbuka dan truk.
Syawalan Kaliwungu adalah gabungan wisata religius dan wisata modern. Sejumlah pengunjung datang ke tempat itu hanya sekadar untuk berbelanja pakaian ataupun mencari hiburan.
Di sisi lain, banyak pengunjung yang datang untuk tujuan utama -berziarah pada sejumlah makam tokoh penyebar agama Islam di pemakaman Desa Protomulyo (kini masuk wilayah Kecamatan Kaliwungu Selatan-Red). Seperti, makam Kiai Guru atau Kiai Asy'ari, Sunan Katong, Kiai Mustofa, Kyai Haji Ahmad Ru'yat dan Wali Sya'fak.