Pesantren

Santri Pesantren
Santri di sebuah pesantren. Usia yang tepat anak di pondok pesantren, sebaiknya paling cepat setelah lulus SD, atau di usia sekolah menengah (SMP) sekitar 12 tahun. Dan lebih baik anak telah memiliki dasar dasar pendidikan agama dengan lancar sejak usia kecil sebelumnya, seperti hafal surat al quran pendek, bisa tahlil dan tadarus, pidato dakwah, mengetahui struktur kitab suci Al Quran dan lain sebagainya (pendidikan PAUD, TK, SD). Untuk membiasakan anak mengaji pada waktu maghrib dan isya atau sholat jamaah fardu di masjid atau mushola sebaiknya ditemani oleh ibunya.

Pesantren (atau pesantrian) adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.[1]

Sejarah umum

Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kiai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya.[2] Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kiai. Pada zaman dahulu kiai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kiai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kiai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubuk yang didirikan. Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Wali Songo.[3]

Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama pondok pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatra), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.[4]

Definisi pesantren

Etimologi

Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an dan, di mana kata "santri" (Jw: cantrik) berarti murid padepokan, atau murid orang pandai dalam Bahasa Jawa.[butuh rujukan] Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan.[butuh rujukan] Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang kiai.[butuh rujukan] Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kiai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok.[butuh rujukan] Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kiai dan juga Tuhan.[butuh rujukan]

Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri.[butuh rujukan] Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan.[butuh rujukan] Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu.[butuh rujukan] Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.[5]

Elemen dasar pesantren

Pondok

Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih dikenal dengan kiai [6] Dengan istilah pondok pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia. Pondok atau asrama merupakan tempat yang sudah disediakan untuk kegiatan bagi para santri. Adanya pondok ini banyak menunjang segala kegiatan yang ada. Hal ini didasarkan jarak pondok dengan sarana pondok yang lain biasanya berdekatan sehingga memudahkan untuk komunikasi antara kiai dan santri, dan antara satu santri dengan santri yang lain.

Dengan demikian akan tercipta situasi yang komunikatif di samping adanya hubungan timbal balik antara kiai dan santri, dan antara santri dengan santri. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Zamakhsyari Dhofier, bahwa adanya sikap timbal balik antara kiai dan santri di mana para santri menganggap kiai seolah-olah menjadi bapaknya sendiri, sedangkan santri dianggap kiai sebagai titipan Tuhan yang harus senantiasa dilindungi [6]

Sikap timbal balik tersebut menimbulkan rasa kekeluargaan dan saling menyayangi satu sama lain, sehingga mudah bagi kiai dan ustaz untuk membimbing dan mengawasi anak didiknya atau santri. Segala sesuatu yang dihadapi oleh santri dapat dimonitor langsung oleh kiai dan ustaz, sehingga dapat membantu memberikan pemecahan ataupun pengarahan yang cepat terhadap santri, mengurai masalah yang dihadapi para santri.

Keadaan pondok pada masa kolonial sangat berbeda dengan keberadaan pondok sekarang. Hurgronje menggambarkan keadaan pondok pada masa kolonial (dalam bukunya Imron Arifin, Kepemimpinan kiai) yaitu: “Pondok terdiri dari sebuah gedung berbentuk persegi, biasanya dibangun dari bambu, tetapi di desa-desa yang agak makmur tiangnya terdiri dari kayu dan batangnya juga terbuat dari kayu. Tangga pondok dihubungkan ke sumur oleh sederet batu-batu titian, sehingga santri yang kebanyakan tidak bersepatu itu dapat mencuci kakinya sebelum naik ke pondoknya.

Pondok yang sederhana hanya terdiri dari ruangan yang besar yang didiami bersama. Terdapat juga pondok yang agaknya sempurna di mana didapati sebuah gang (lorong) yang dihubungkan oleh pintu-pintu. Di sebelah kiri kanan gang terdapat kamar kecil-kecil dengan pintunya yang sempit, sehingga sewaktu memasuki kamar itu orang-orang terpaksa harus membungkuk, jendelanya kecil-kecil dan memakai terali. Perabot di dalamnya sangat sederhana. Di depan jendela yang kecil itu terdapat tikar pandan atau rotan dan sebuah meja pendek dari bambu atau dari kayu, di atasnya terletak beberapa buah kitab”[7]

Dewasa ini keberadaan pondok pesantren sudah mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga komponen-komponen yang dimaksudkan makin lama makin bertambah dan dilengkapi sarana dan prasarananya.

Dalam sejarah pertumbuhannya, pondok pesantren telah mengalami beberapa fase perkembangan, termasuk dibukanya pondok khusus perempuan. Dengan perkembangan tersebut, terdapat pondok perempuan dan pondok laki-laki. Sehingga pesantren yang tergolong besar dapat menerima santri laki-laki dan santri perempuan, dengan memilahkan pondok-pondok berdasarkan jenis kelamin dengan peraturan yang ketat.

Masjid

Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Sebagaimana pula Zamakhsyari Dhofier berpendapat bahwa: “Kedudukan masjid sebagai sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat di masjid sejak masjid Quba’ didirikan di dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW tetap terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam” [8]

Lembaga-lembaga pesantren di Jawa memelihara terus tradisi tersebut, bahkan pada zaman sekarang di daerah umat Islam begitu terpengaruh oleh kehidupan Barat, masih ditemui beberapa ulama dengan penuh pengabdian mengajar kepada para santri di masjid-masjid serta memberi wejangan dan anjuran kepada murid-muridnya.

Di Jawa biasanya seorang kiai yang mengembangkan sebuah pesantren pertama-tama dengan mendirikan masjid di dekat rumahnya. Langkah ini pun biasanya diambil atas perintah kiainya yang telah menilai bahwa ia sanggup memimpin sebuah pesantren. Selanjutnya kiai tersebut akan mengajar murid-muridnya (para santri) di masjid, sehingga masjid merupakan elemen yang sangat penting dari pesantren.

Pengajaran kitab-kitab klasik

Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab klasik diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon-calon ulama yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena itu kitab-kitab Islam klasik merupakan bagian integral dari nilai dan paham pesantren yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Penyebutan kitab-kitab Islam klasik di dunia pesantren lebih populer dengan sebutan “kitab kuning”, tetapi asal usul istilah ini belum diketahui secara pasti. Mungkin penyebutan istilah tersebut guna membatasi dengan tahun karangan atau disebabkan warna kertas dari kitab tersebut berwarna kuning, tetapi argumentasi ini kurang tepat sebab pada saat ini kitab-kitab Islam klasik sudah banyak dicetak dengan kertas putih.

Pengajaran kitab-kitab Islam klasik oleh pengasuh pondok (kiai) atau ustaz biasanya dengan menggunakan sistem sorogan, wetonan, dan bandongan. Adapun kitab-kitab Islam klasik yang diajarkan di pesantren menurut Zamakhsyari Dhofir dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu: (1) Nahwu (gramatika Bahasa Arab) dan Sharaf (morfologi), (2) Fiqih (hukum), (3) Ushul Fiqh (yurispundensi), (4) Hadits, (5) Tafsir, (6) Tauhid (teologi Islam), (7) Tasawuf dan Etika, (8) cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah) dan Balaghah (retorika).[9]

Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan para kiai di pesantren. Keberadaannya tidaklah dapat dipisahkan dengan kiai di pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasi nilai-nilai ajaran Islam, sedangkan kiai merupakan personifikasi dari nilai-nilai itu. Di sisi lain keharusan kiai di samping tumbuh disebabkan kekuatan-kekuatan mistik yang juga karena kemampuannya menguasai kitab-kitab Islam klasik.

Sehubungan dengan hal ini, Moh. Hasyim Munif mengatakan bahwa: “Ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab kuning tetap merupakan pedoman hidup dan kehidupan yang sah dan relevan. Sah artinya ajaran itu diyakini bersumber pada kitab Allah Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah (Al-Hadits), dan relevan artinya ajaran-ajaran itu masih tetap cocok dan berguna kini atau nanti” [10]

Dengan demikian, pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan hal utama di pesantren guna mencetak alumnus yang menguasai pengetahuan tentang Islam bahkan diharapkan di antaranya dapat menjadi kiai.

Santri

Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama di pesantren. Biasanya para santri ini tinggal di pondok atau asrama pesantren yang telah disediakan. Ada pula santri yang tidak tinggal di tempat yang telah disediakan tersebut yang biasa disebut dengan santri kalong sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada pembahasan di depan.

Menurut Zamakhsyari Dhofir berpendapat bahwa: “Santri yaitu murid-murid yang tinggal di dalam pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab kuning atau kitab-kitab Islam klasik yang pada umumnya terdiri dari dua kelompok santri yaitu: - Santri mukim yaitu santri atau murid-murid yang berasal dari jauh yang tinggal atau menetap di lingkungan pesantren. - Santri kalong yaitu santri yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren yang mereka tidak menetap di lingkungan kompleks peantren tetapi setelah mengikuti pelajaran mereka pulang [11]

Dalam menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya mereka mengurus sendiri keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara santri yang satu dengan lainnya. Santri diwajibkan menaati peraturan yang ditetapkan di dalam pesantren tersebut dan apabila ada pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

Kiai

Istilah kiai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa [12] Kata kiai mempunyai makna yang agung, keramat, dan dituahkan. Selain gelar kiai diberikan kepada seorang laki-laki yang lanjut usia, arif, dan dihormati di Jawa. Gelar kiai juga diberikan untuk benda-benda yang keramat dan dituahkan, seperti keris dan tombak. Namun pengertian paling luas di Indonesia, sebutan kiai dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui pendidikan.

Kiai berkedudukan sebagai tokoh sentral dalam tata kehidupan pesantren, sekaligus sebagai pemimpin pesantren. Dalam kedudukan ini nilai kepesantrenannya banyak tergantung pada kepribadian kiai sebagai suri teladan dan sekaligus pemegang kebijaksanaan mutlak dalam tata nilai pesantren. Dalam hal ini M. Habib Chirzin mengatakan bahwa peran kiai sangat besar sekali dalam bidang penanganan iman, bimbingan perbuatan (Ar: 'amaliyah), penyebaran dan pewarisan ilmu, pembinaan akhlak, pendidikan beramal, dan memimpin serta menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh santri dan masyarakat. Dan dalam hal pemikiran kiai lebih banyak berupa terbentuknya pola berpikir, sikap, jiwa, serta orientasi tertentu untuk memimpin sesuai dengan latar belakang kepribadian kiai [13]

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa peran kiai sangat menentukan keberhasilan pesantren yang diasuhnya. Demikianlah beberapa uraian tentang elemen-elemen umum pesantren, yang pada dasarnya merupakan syarat dan gambaran kelengkapan elemen sebuah pondok pesantren yang terklasifikasi asli meskipun tidak menutup kemungkinan berkembang atau bertambah seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Peranan

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam dan mengajarkan bahasa Arab, terkadang bahasa Arb yang digunakan di pesantren tercampur dengan bahasa setempat yang menyebabkan pembentukan dialek Arab Indonesia.[butuh rujukan] Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertikal (dengan penjejalan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial).[butuh rujukan] Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (religious-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum).[14] Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons karut-marut persoalan masyarakat di sekitarnya.[15]

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia.[16] Keberadaan pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam.[butuh rujukan] Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.[17]

Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi.[butuh rujukan] Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah.[butuh rujukan] Organisasi massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU).[butuh rujukan] Ormas Islam lainnya yang juga memiliki banyak pesantren adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.[butuh rujukan]

Jenis pesantren

Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan Umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah pesantren salaf dan pesantren modern. Pesantren salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan pendidikan agama Islam. Sedangkan Pesantren Modern menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum, dengan sistem kelas dan kurikulum.

Pesantren salaf

Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut pesantren salaf.[butuh rujukan] Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren salaf adalah para santri bekerja untuk kiai mereka - bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kiai mereka tersebut.[butuh rujukan] Sebagian besar pesantren salaf menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali.[butuh rujukan] Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh pada waktu pagi hingga mereka tidur kembali pada waktu malam.[butuh rujukan] Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan kiai atau ustadz mereka untuk memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an.[butuh rujukan]

Pesantren modern

Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, di mana persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum (matematika, fisika, dan lainnya).[butuh rujukan] Ini sering disebut dengan istilah pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri.[butuh rujukan] Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah.[butuh rujukan] Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang juga dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah.[butuh rujukan] Namun, perbedaan pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak.[butuh rujukan] Ada juga jenis pesantren semimodern yang masih mempertahankan kesalafannya dan memasukkan kurikulum modern di pesantren tersebut seperti yang terdapat di Pondok Pesantren Al - Ittihad Cianjur.

Kurikulum Pesantren

Kajian Kitab Kuning

Kajian kitab kuning alias turats sudah melekat sebagai tradisi Pondok Pesantren. Kitab kuning adalah kitab klasik karya ulama-ulama terdahulu yang bermuatan ilmu agama yang mencakup fiqih, aqidah, akhlak, tafsir, hadits, tata bahasa Arab alias nahwu dan shorof, tasawuf, ilmu Falak, sampai kajian sosial & kemasyarakatan (muamalah). Kitab yang dikaji pun bervariasi, mulai dari Tafsir Jalalain di bidang tafsir, Fathul Qarib di bidang fiqh, Ihya Ulumuddin di bidang tasawuf, Arbain Nawawi di bidang hadits, Imrithi di bidang nahwu, hingga Nurul Anwar di bidang Ilmu Falak. Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Pondok Pesantren Termas, Pacitan hingga Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Pondok Raudlatul Muta'allimin, Kudus, adalah Pondok Pesantren yang terkenal dengan kajian kitab kuningnya. Selain itu, ada pula Ma'had Aly, yaitu Lembaga Pondok Pesantren yang berfokus pada kajian kitab kuning dengan santri yang mendapat ijazah setingkat S1 dengan gelar Sarjana Agama (S.Ag.).[18]

Tahfizul Qur'an

Selain kajian kitab kuning, ada pula beberapa pesantren yang berfokus pada program Tahfizul Qur'an, yakni program menghapal Al-Qur'an. Macam-macam metode diterapkan masing-masing pesantren untuk membuat santri lancar mengkhatamkan Al-Qur'an secara hapalan. Di antara Pesantren Tahfizul Qur'an yang terkenal adalah Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Pondok Pesantren Yanbu'ul Qur'an, Kudus, hingga Pondok Pesantren Darul Qur'an.

Bahasa

Beberapa Pesantren juga menerapkan kurikulum bahasa untuk santrinya. Biasanya, kurikulum ini berlaku di Pesantren Modern seperti Pondok Pesantren Gontor. Kurikulum bahasa ini berfokus pada Bahasa Inggris atau Bahasa Arab dengan kewajiban santri menggunakan kedua bahasa tersebut selama ada di lingkungan Pesantren.

Pendidikan Formal

Untuk menjawab arus modernisasi, beberapa pesantren juga menggelar pendidikan formal mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, hingga Perguruan Tinggi. Universitas Hasyim Asy'ari, Jombang dan Universitas Sains Al-Qur'an, Wonosobo adalah contoh universitas milik institusi Pondok Pesantren. Beberapa Madrasah formal juga menggelar pendidikan asrama untuk murid-muridnya sehingga bisa pula diklasifikasikan sebagai Pondok Pesantren. Ada pula pendidikan khas pesantren yang mendapat ijazah setingkat formal mulai dari setingkat SD, SMP, SMA, hingga S1.

Modernisasi pesantren

Sebab-sebab terjadinya modernisasi Pesantren di antaranya:

  • Munculnya wancana penolakan taqlid dengan kembali kepada Al-Quran dan Sunnah sebagai isu sentral yang mulai ditadaruskan sejak tahun 1900. Maka sejak saat itu perdebatan antara kaum tua dengan kaum muda, atau kalangan reformis dengan kalangan ortodoks/konservatif, mulai mengemuka sebagai wancana publik.
  • Kian mengemukanya wacana perlawanan nasional atas kolonialisme belanda.
  • Terbitnya kesadaran kalangan Muslim untuk memperbaharui organisasi Islam mereka yang berkonsentrasi dalam aspek sosial ekonomi.
  • Dorongan kaum Muslim untuk memperbarui sistem pendidikan Islam. Salah satu dari keempat faktor tersebut dalam pandangan Karel A. Steenbrink, yang sejatinya selalu menjadi sumber inspirasi para pembaharu Islam untuk melakukan perubahan Islam di Indonesia.[19]

Tokoh nasional

Beberapa alumnus pesantren yang terkenal antara lain:

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982), hlm. 6.
  2. ^ [https://santrinow.com/2023/02/pelajari-lebih-lanjut-tentang-pondok-pesantren-sejarah-fasilitas-dan-keunikan.html Pelajari Lebih Lanjut Tentang Pondok Pesantren: Sejarah, Fasilitas, dan Keunikan ]
  3. ^ Wahab, Rochidin. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Bandung: Alfabeta, CV, 2004) hal. 153,154
  4. ^ Hielmy, Irfan. Wancana Islam (ciamis:Pusat Informasi Pesantren,2000), hal. 120
  5. ^ Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri, Abdul Mukti. Rekontruksi Pesantren Masa Depan, (Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005), hal. 11
  6. ^ a b Zamakhsyari Dhofir, 1982: 49
  7. ^ Imron Arifin, 1993: 6
  8. ^ Zamakhsari Dhofir, 1982: 49
  9. ^ Zamakhsyari Dhofir, 1982: 50
  10. ^ Moh. Hasyim Munif, 1989: 25
  11. ^ Zamakhsari Dhofir, 1982: 51
  12. ^ Manfred Ziemek, 1986 130
  13. ^ M. Habib Chirzin, 1983: 94
  14. ^ Haedari, Amin (2007). Transformasi Pesantren. Jakarta: Media Nusantara. hlm. 7. ISBN 978-979-9659-68-2. 
  15. ^ HS, Mastuki, El-sha, M. Ishom. Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006), hal. 1
  16. ^ Usman, Muh. Idris (2013). "Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam (Sejarah lahir, Sistem Pendidikan, dan Perkembangannya Masa Kini)". Jurnal Al Hikmah. Vol. XIV (Nomor 1): 101. 
  17. ^ Haedari, H.Amin. Transformasi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007), hal. 3
  18. ^ https://pacitanku.com/2022/01/13/ketua-lpm-mahad-aly-al-tarmasi-ijazah-mahad-aly-tidak-perlu-diragukan/
  19. ^ Majalah Tajdid (ciamis:Lembaga Penelitian dan Pengembangan, 2009), hal. 358

Pranala luar

Read other articles:

Open-face sandwich made of half of a baguette or other long roll of bread ZapiekankaA typical zapiekanka served on a paper trayTypeStreet foodPlace of originPolandAssociated cuisinePolishInvented1970sServing temperatureHotMain ingredientsBaguette, button mushrooms, cheeseIngredients generally usedKetchup  Media: Zapiekanka A zapiekanka (Polish pronunciation: [zapʲɛˈkaŋka] ⓘ; plural: zapiekanki, pronounced [zapʲɛˈkaŋkʲi]) is a toasted open-face sandwich ma…

Cet article est une ébauche concernant une localité iranienne. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Qazvin (fa) قزوین, Qazvīn, Caspin, Qazwin ou Ghazvin Mosquée du Vendredi, Qazvin. Administration Pays Iran Province Qazvin Indicatif téléphonique international +(98) Démographie Population 349 788 hab. (2006) Géographie Coordonnées 36° 16′ nord, 50° 00′ est …

В этом китайском имени фамилия (Ху) стоит перед личным именем. Ху Ханьминь胡漢民 Председатель Законодательного Юаня Китайской Республики 8 октября 1928 — 2 марта 1931 Предшественник Должность учреждена Преемник Линь Сэнь Рождение 9 декабря 1879(1879-12-09)[1]Паньюй, Гуанчжоуска…

土库曼斯坦总统土库曼斯坦国徽土库曼斯坦总统旗現任谢尔达尔·别尔德穆哈梅多夫自2022年3月19日官邸阿什哈巴德总统府(Oguzkhan Presidential Palace)機關所在地阿什哈巴德任命者直接选举任期7年,可连选连任首任萨帕尔穆拉特·尼亚佐夫设立1991年10月27日 土库曼斯坦土库曼斯坦政府与政治 国家政府 土库曼斯坦宪法 国旗 国徽 国歌 立法機關(英语:National Council of Turkmenistan) 土…

Language MomboEjenge Dõ, Kolum SoRegionMaliNative speakers(c. 19,000 cited 1998)[1]Language familyNiger–Congo? DogonWestMomboLanguage codesISO 639-3dmbGlottologmomb1254ELPMombo Mombo Dogon is a Dogon language spoken in Mali. Helabo and Miambo are dialects. Until c. 2005 Ampari was considered a dialect. However, while Ampari understand Mombo, this appears to be because they visit the area yearly, and the Mombo cannot understand Ampari. In the village of Kema, the Mombo language is call…

Amir al-Mu'minin of the Islamic State from 2013 to 2019 Amir al-Mu'mininAbu Bakr al-Baghdadiأبو بكر البغداديAbu Bakr al-Baghdadi in 20041st Caliph of the Islamic StateReign29 June 2014 – 27 October 2019Preceded byHimself (as Emir of the Islamic State)Succeeded byAbu Ibrahim al-Hashimi al-QurashiEmir of the Islamic State of Iraq and the LevantIn office7 April 2013 – 29 June 2014Preceded byHimself (as Emir of the Islamic State of Iraq)Succeeded byHimself (as Cal…

Texian politician Edward BurlesonEdward Burleson in photograph, prior to 18513rd Vice President of the Republic of TexasIn officeDecember 13, 1841 – December 9, 1844PresidentSam HoustonPreceded byDavid G. BurnetSucceeded byKenneth Lewis AndersonMember of the Texas SenateIn officeFebruary 16, 1846 – November 5, 1849Preceded byConstituency establishedSucceeded byWilds K. CookeConstituency15th districtIn officeNovember 13, 1849 – December 26, 1851Preceded byRobert M…

Військово-музичне управління Збройних сил України Тип військове формуванняЗасновано 1992Країна  Україна Емблема управління Військово-музичне управління Збройних сил України — структурний підрозділ Генерального штабу Збройних сил України призначений для плануван…

1984 single by Patti LaBelleNew AttitudeSingle by Patti LaBellefrom the album Beverly Hills Cop: Original Motion Picture Soundtrack B-sideShoot OutReleasedDecember 1984RecordedSeptember 1984Genre New wave[1] pop[1] dance[2] Length4:36 (album version) 3:59 (single version)LabelMCASongwriter(s) Jon Gilutin Bunny Hull Sharon Robinson Producer(s) Peter Burnetta Rick Chudacoff Howie Rice Patti LaBelle singles chronology Love Has Finally Come at Last (1984) New Attitude (1984) …

City in Macedonia, Greece This article is about the city in Greece. For the city in Mesopotamia, see Edessa. For other uses, see Edessa (disambiguation). Municipality in Macedonia, GreeceEdessa ΈδεσσαMunicipalityEdessa's waterfalls, landmark of the townEdessaLocation within the region Coordinates: 40°48′N 22°3′E / 40.800°N 22.050°E / 40.800; 22.050CountryGreeceGeographic regionMacedoniaAdministrative regionCentral MacedoniaRegional unitPellaDistricts15Govern…

1813 battle during the War of the Sixth Coalition This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Battle of Bautzen 1813 – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2014) (Learn how and when to remove this message) Battle of BautzenPart of the German campaign of the Sixth CoalitionNapoleon on …

1893 short story by Rudyard Kipling Illustration by John Lockwood Kipling (Rudyard's father) Toomai of the Elephants is a short story by Rudyard Kipling about a young elephant-handler. It was first published in the December 1893 issue of St. Nicholas magazine and reprinted in the collection of Kipling short stories, The Jungle Book (1894).[1] The character Petersen Sahib is thought to be modelled on India-born English naturalist George P. Sanderson (1848–1892).[2] The story was…

Israeli television news channel This article is about the Israeli television news channel. For the English language version of the i24News, see i24 News (American TV channel). This article contains content that is written like an advertisement. Please help improve it by removing promotional content and inappropriate external links, and by adding encyclopedic content written from a neutral point of view. (October 2023) (Learn how and when to remove this message) Television channel i24NEWSCountryI…

British politician (born 1974) This article is about the British politician. Not to be confused with John Glenn. The subject of this article is standing for re-election to the House of Commons of the United Kingdom on 4 July, and has not been an incumbent MP since Parliament was dissolved on 30 May. Some parts of this article may be out of date during this period. Please feel free to improve this article (but note that updates without valid and reliable references will be removed) or d…

Bagian dari seriIslam Rukun Iman Keesaan Allah Malaikat Kitab-kitab Allah Nabi dan Rasul Allah Hari Kiamat Qada dan Qadar Rukun Islam Syahadat Salat Zakat Puasa Haji Sumber hukum Islam al-Qur'an Sunnah (Hadis, Sirah) Tafsir Akidah Fikih Syariat Sejarah Garis waktu Muhammad Ahlulbait Sahabat Nabi Khulafaur Rasyidin Khalifah Imamah Ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan Penyebaran Islam Penerus Muhammad Budaya dan masyarakat Akademik Akhlak Anak-anak Dakwah Demografi Ekonomi Feminisme Filsafat Ha…

French fort in North America Fort Kaministiquiain northwestern Ontario, Canada TypeFortSite informationControlled byKingdom of FranceSite historyBuilt1717 (1717)In useuntil 1758 (1758) or 1760 (1760) Fort Kaministiquia (former spellings include Fort Camanistigoyan, Fort Kanastigoya, Fort Kamanastigoya and others), was a French fort in North America. It was located on the north shore of Lake Superior at the mouth of the Kaministiquia River, in modern-day Thunder Bay, Onta…

Group of people gathered to discuss a topic in front of an audience Panel with the cast of The Flash at 2015 PaleyFest A panel discussion, or simply a panel, involves a group of people gathered to discuss a topic in front of an audience, typically at scientific, business, or academic conferences, fan conventions, and on television shows. Panels usually include a moderator who guides the discussion and sometimes elicits audience questions, with the goal of being informative and entertaining.[…

Subgroup of the Austronesian language family Not to be confused with Timor–Alor–Pantar languages. TimoricGeographicdistributionIndonesia East TimorLinguistic classificationAustronesianMalayo-PolynesianCentral–EasternTimoricProto-languageProto-TimoricSubdivisions(disputed) The Timoric languages are a group of Austronesian languages (belonging to the Central–Eastern subgroup) spoken on the islands of Timor, neighboring Wetar, and (depending on the classification) Southwest Maluku to the ea…

Disambiguazione – Se stai cercando altri significati, vedi Arese (disambigua). Nel seguente testo sull'argomento Lombardia è presente una sospetta violazione di copyright. Motivo: grosso inserimento formalmente corretto privo di fonti e non wikif È sconsigliato wikificare o ampliare il testo attuale, che potrebbe essere cancellato. Puoi invece riformulare il testo con parole tue o partecipare alla discussione. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento.Avvisa l'autore: {{Avvisocon…

1343 هـمعلومات عامةجزء من تقويم هجري تاريخ البدء 1 أغسطس 1924[1] تاريخ الانتهاء 21 يوليو 1925[1] المواليد قائمة مواليد 1343 هـ الوفيات قائمة وفيات 1343 هـ لديه جزء أو أجزاء محرم 1343 هـصفر 1343 هـربيع الأول 1343 هـ 1342 هـ 1344 هـ تعديل - تعديل مصدري - تعديل ويكي بيانات قرن: قرن 13 - قرن 14 - قرن 15 …