Selama PD I ia ditahan oleh pemerintah Austria-Hungaria karena aktivitas politiknya. Di bawah kerajaan yang baru dibentuk, Kerajaan Bangsa Serbia, Kroasia, dan Slovenia (kemudian menjadi Kerajaan Yugoslavia) Andrić menjadi pamong praja, pertama di Kementerian Kepercayaan dan Kementerian Luar Negeri, di mana ia mnempuh karier diplomatik yang sukses, sebagai WaMenLu dan kemudian DuBes untuk Jerman. Semasa Perang Dunia II hidup dengan tenang di Beograd.
Setelah perang, Andrić memegang sejumlah jabatan seremonial di pemerintahan komunis baru di Yugoslavia, termasuk anggota kepresidenan Bosnia dan Herzegovina.
Selama PD II ia menulis 3 novel: Travnička hronika, Gospođica dan Na Drini ćuprija, diselesaikan pada 1945, yang sering dianggap sebagai trilogi karena diluncurkan di saat yang bersamaan dan ditulis bersama. Di buku itu digambarkan hubungan antara bangsa Serbia yang memeluk Kristen Ortodoks dan kaum Muslimin di kota Višegrad yang ada di timur Bosnia dan Herzegovina semasa di bawah Kesultanan Utsmaniyah.
Ia menulis dalam bahasa Serbia-Kroasia, ia adalah penganut persatuan Yugoslavia dan nasionalisme Slavia sebelum PD I .
Pada 1961 ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastrauntuk kekuatan epik yang dengannya ia telah melacak tema dan menggambarkan nasib manusia yang diambil dari sejarah negerinya.