Fregat kelas Ahmad Yani
Enam fregat serba guna kelas Ahmad Yani diakuisisi oleh Angkatan Laut Indonesia pada 1980-an. Awalnya dibuat di Belanda untuk Angkatan Laut Kerajaan Belanda dengan nama kelas Van Speijk yang merupakan versi kelas Leander Inggris yang dibuat dengan lisensi. Sejarah operasionalPada tahun 1992, KRI Ki Hajar Dewantara bersama KRI Yos Sudarso dan KRI Teluk Banten mencegat kapal Portugis Lusitania Expresso di Timor Timur. Kolonel Widodo, Wakil Asisten Armada Timur TNI Angkatan Laut, mengatakan kepada Radio Republik Indonesia dari atas kapal perang Indonesia KRI Yos Sudarso bahwa kapal feri tersebut memasuki perairan Indonesia pada pukul 05.28 waktu setempat pada tanggal 11 Maret 1992. Pukul 06.07 , Lusitania Expresso telah menempuh jarak dua hingga tiga mil laut (3,7 hingga 5,6 km; 2,3 hingga 3,5 mi) memasuki wilayah Indonesia dan Kapten Luis Dos Santos (kapten Lusitania Expresso) diperintahkan untuk segera berangkat. Kolonel Widodo mengatakan kapten kapal Portugis itu menuruti perintah tersebut dan memutar kapalnya lalu kembali ke laut.[2] Kapal di kelasnya
ModernisasiKeenam fregat tersebut telah mengganti pembangkit listrik turbin uapnya dengan mesin diesel laut.[5] Fregat kelas Ahmad Yani rencananya akan digantikan oleh fregat kelas Martadinatas (SIGMA PKR 10514); yang pertama KRI Raden Eddy Martadinata (331) ditugaskan pada 7 April 2017.[6] Lihat jugaReferensi
|