Kelas Fatahillah merupakan kelas korvet yang bertugas di TNI Angkatan Laut. Kapal kelas tersebut dibangun oleh Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda. Ada tiga kapal di kelas tersebut dan masih aktif.
Desain
Kelas Fatahillah memiliki panjang 84 m (276 ft), lebar 11,10 m (36,4 ft), draft 3,3 m (11 ft) dan bobot perpindahan 1.200 long ton (1.200 t) standar dan 1.450 long ton (1.470 t). ) pada beban penuh. Kelas tersebut memiliki dua poros dan ditenagai oleh penggerak tipe CODOG , yang terdiri dari satu turbin gasRolls-Royce Olympus TM-3B berkekuatan 21.000 kW (28.000 shp) dan dua mesin diesel MTU 16V956 TB81 berkekuatan 6.000 bhp (4.500 kW). Kelas ini memiliki jangkauan 4.250 mil laut (7.870 km) dengan kecepatan jelajah 16 knot (30 km/jam) dan kecepatan tertinggi 30 knot (56 km/jam). Kelas Fatahillah mempunyai kelengkapan 89 personel, termasuk 11 perwira.[1][2]
Kapal ketiga, KRI Nala, memiliki dek penerbangan dan hanggar teleskopik di bagian belakang serta mampu membawa satu helikopter. Kapal ini juga memiliki dua meriam Bofors 40 mm, bukan hanya satu meriam dan tidak dilengkapi peluncur torpedo.[1]
Sistem penanggulangan kapal terdiri dari dua peluncur sekam Vickers Mk 4 dan perlengkapan umpan torpedo T-Mk 6. Peralatan elektronik dan sensor yang dibangun terdiri dari radar pengawasan udara dan permukaan HSA DA-05, radar peringatan permukaan Decca AC 1229, radar pelacak HSA WM-28, sonar Van der Heem PHS 32, dan sistem kendali penembakan WCS WM20.[1] Pada tahun 2009, beberapa di antaranya diganti atau ditingkatkan, yang terdiri dari dua peluncur sekam 8 tabung Knebworth Corvus yang dapat dilatih, ECM MEL Susie-1 dan sistem kendali penembakan Signaal LIROD.[2]
Fatahillah dan Malahayati masing-masing menerima dan menyelesaikan peningkatan usia paruh baya pada tahun 2016 dan 2020. Peningkatan tersebut antara lain meliputi radar pengawasan udara dan permukaan Terma SCANTER 4100 (di Fatahillah) atau 6000 (di Malahayati) dan sistem IFF baru.[4][5][6]
Penerapan penting
KRI Fatahillah merupakan bagian dari tim yang terdiri dari beberapa kapal TNI Angkatan Laut dan satu kapal Angkatan Laut AS yang mencari pesawat Adam AirPenerbangan 574 yang hilang. Kapal tersebut menemukan beberapa benda logam tak dikenal yang mungkin merupakan bagian dari pesawat yang hilang.[7]
KRI Nala juga dikerahkan untuk membantu pencarian pesawat Adam Air Penerbangan 574 yang hilang.[8][9]
Fatahillah dan Malahayati, bersama dua belas kapal TNI Angkatan Laut lainnya, dikerahkan di perairan Nusa Dua, Bali untuk berpatroli di kawasan tersebut pada KTT G20 Bali 2022 pada 15–16 November 2022.[10]