Giovanni di Pietro di Bernardone (ca 1181 – 3 Oktober 1226), dikenal dengan Fransiskus dari Assisi (bahasa Italia: Francesco d'Assisi; bahasa Latin: Franciscus Assisiensis) merupakan seorang biarawan Gereja Katolik yang mendirikan Ordo Fratrum Minorum pada tahun 1209. Fransiskus terinspirasi dalam menjalani hidup kemiskinan sebagai pewarta Injil. Menjadi salah satu tokoh yang paling dihormati dalam Kekristenan,[3][4] Fransiskus menerima kanosisasi oleh Paus Gregorius IX pada 16 Juli 1228. Fransiskus sering digambarkan memakai jubah coklat dengan ikatan tali di sekitar pinggang dan nampak tiga simpul sebagai simbol tiga kaul Fransiskan yakni kemiskinan, kesucian, dan ketaatan.
Pada tahun 1219, Fransiskus memutuskan pergi ke Mesir untuk berusaha berbicara dengan Sultan Malik el Kamil untuk mengakhiri Perang Salib Kelima.[5] Di tahun 1223, Fransiskus menyelenggarakan peristiwa Gua Natal langsung (hidup) yang pertama sebagai bagian dari tradisi tahunan Natal di Greccio.[6][7] Menurut tradisi Kristiani, pada tahun 1224 Fransiskus mendapatkan stigmata ketika tengah mengalami penglihatan ilahi akan malaikat Serafim.[8]
Fransiskus dikaitkan sebagai pelindung binatang dan lingkungan. Menjadi sebuah kebiasaan dalam Gereja untuk mengadakan sebuah upacara pemberkatan hewan pada tiap hari peringatannya di tanggal 4 Oktober. Fransiskus juga dikenal akan devosinya kepada Ekaristi.[9] Bersama Katarina dari Siena, Fransiskus dijadikan sebagai santo pelindungItalia. Selain itu Kota San Fransisco di California, AS juga memakai namanya.
Biografi
Masa muda
Fransiskus dari Assisi lahir di penghujung tahun 1181, menjadi salah satu anak dari saudagar pakaian (kain) kaya raya bernama Pietro di Bernardone dei Moriconi (ayahnya) dan seorang bangsawan bernama Pica di Bourlemont (ibunya) yang berasal dari Provence, Prancis.[10] Pietro diyakini sedang dalam urusan bisnis di Prancis ketika kelahiran Fransiskus di Assisi, dan segera Pica mengurus pembaptisannya di Gereja Katedral San Rufino dengan nama Giovanni (Yohanes).[11] Sewaktu Pietro kembali, Pietro mengganti nama baptis anaknya itu dengan nama Francesco (Fransiskus), yang mungkin sebagai bentuk rasa hormat akan kesuksesan dan semangatnya terhadap hal-hal berbau Prancis.[12]
Dimanjakan oleh orang tuanya, Fransiskus hidup dalam gaya hidup glamor layaknya anak dari kalangan kaya raya.[8] Fransiskus muda kala itu sangat suka akan Troubadour dan kagum dengan semua hal tentang Transalpine.[12] Pesonanya menawan, jenaka, gagah, dan tampil dengan pakaian mewah. Fransiskus juga sering menghamburkan uangnya.[7]
Pada Suatu Hari, Beliau mendengar sebuah Khotbah dari Kitab Matius Pasal 10:9. Didalam Khotbah tersebut, Yesus Kristus mengajarkan pengikutnya, Bahwa mereka harus pergi memberitakan Injil Ke Seluruh Dunia dan mereka dihimbau supaya tidak membawa Uang, Tongkat, ataupun memakai sepatu. Santo Fransiskus Pun memutuskan untuk menyerahkan dirinya ke dalam kehidupan Kemiskinan dan Kerasulan dengan memakai Pakaian kumul, Bertelanjang kaki, Tidak membawa Uang, tongkat dan bekal. Seorang temannya, Yang bernama Bernardo di Quintavalle, bergabung dengan Ordo tersebut. Beliau menyumbangkan segala miliknya untuk Pekerjaan tersebut. Begitu pula dengan anggota anggota yang lainnya.
Anggota Ordo Persaudaraan tersebut tinggal di Sebuah Rumah Sakit kusta yang sudah tidak dipergunakan lagi. Rumah Sakit tersebut terletak di Kota Rivo Torto. Akan tetapi, Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan berkeliling di Sekitar pegunungan Umbria.
Hidup mereka sangat mirip dengan Pertapa.
Pada Tahun 1209, Santo Fransiskus memimpin pengikutnya ke Kota Roma dengan tujuan meminta Izin dari Sri Paus untuk mendirikan sebuah Ordo Gereja Katolik yang baru. Awalnya, Izin mereka ditolak oleh Sri Paus, Akan tetapi, Mereka mendapatkan Izin dari Sri Paus yang Berikutnya, Yakni, Paus Inosensius III.
Pekerjaan dan pengembangan Ordo Fratrum Minorum
Pekerjaan mereka adalah memberikan tempat tinggal serta Makanan bagi orang Sakit dan orang Miskin.
Mereka berkumpul bersama setiap Tahun, Tepatnya, Pada hari Pentakosta di Sebuah Gereja kecil di Kota Assisi, Untuk mempererat hubungan Persaudaraan.
Santo Fransiskus memulai perjalanannya ke Kerajaan Mesir dan ke Kerajaan Filistin (Palestina), Pada saat Perang Salib Kelima, Ia berusaha memberitakan Injil kepada Sultan Al-Kamil.
fakta santo fransiskus assisi
Dibenci Ayahnya
pilihan fransiskus assisi sangat bertentangan dengan ayahnya sehingga ayahnya marah dan berjanji tidak sepeserpun sebagian dari hartanya.
fransiskus berkotbah bukan hanya kepada manusia tetapi kepada tumbuhan dan hewan.
Pengikutnya yang Lain
Santa Clara dari Assisi adalah Seorang Biarawati yang tertarik akan pemberitaan dan kehidupan Santo Fransiskus. Beliau mendirikan sebuah Ordo Gereja Katolik yang mirip dengan Ordo Fransiskan, Yakni, Ordo Santa Klara.
Galeri seni
Ordo Fransiskan menebarkan devosi terhadap hidup Fransiskus mulai semenjak kanosisasinya hingga kini. Banyak permintaan lukisan atau bentuk seni lainnya untuk gereja-gereja Fransiskan, baik itu menampilkan Fransiskus sebagai orang suci atau menggambarkan beberapa kisah perjalanan hidupnya. Sebagian besar seni bergaya Fresko awal terdapat di Basilika Santo Fransiskus dari Assisi.
Tidak terhitung ilustrasi Santo Fransiskus dari Assisi pada abad ke-17 dan ke-18 dan rupa malaikat bernyanyi di gereja dan museum di penjuru Eropa Barat. Beragam variasi dalam penamaan ilustrasi, salah satunya menggambarkan Fransiskus dalam situasi "terhibur", "menyejukkan", "penglihatan ilahi" atau "pengangkatan". Kehadiran malaikat bernyanyi sendiri mungkin atau tidak disebutkan.[14]
Penggambaran Fransiskus dari Assisi
Santo Fransiskus dan momen perjalanan hidupnya, abad ke-13
"Saint Francis of Assisi Receiving the Stigmata", karya Jan van Eyck versi Turin sekitar tahun 1430-1432
"The Stigmatization of St Francis", karya Domenico Veneziano tahun 1445
"Saint Francis in the Desert Giovanni Bellini", karya Giovanni Bellini tahun 1480
"Saint Francis with the Blood of Christ", karya Carlo Crivelli sekitar tahun 1500
"Saint Francis Receiving the Stigmata", karya Studio El Greco tahun 1585–1590
"Francis of Assisi with angel music", karya Francisco Ribalta sekitar tahun 1620
"Saint Francis in Meditation", karya Francisco de Zurbarán tahun 1639
"Saint Francis of Assisi in Ecstasy", karya Jusepe de Ribera tahun 1639
"Saint Francis of Assisi in Ecstasy", karya Caravaggio sekitar tahun 1595
"Francis of Assisi visiting his convent while far away, in a chariot of fire", karya José Benlliure y Gil
Nazario Gerardi sebagai Fransiskus di film "The Flowers of St. Francis" tahun 1950
Patung di Askeaton Abbey, Irlandia, diklaim dapat menyembuhkan sakit gigi, abad ke-14 sampai ke-15
Dalam budaya populer
Film
The Flowers of St. Francis, sebuah film tahun 1950 yang disutradarai oleh Roberto Rossellini dan ditulis bersama dengan Federico Fellini. Fransiskus diperankan oleh Nazario Gerardi, seorang biarawan Fransiskan dari biara di Nocera Inferiore.
Francis of Assisi, sebuah film tahun 1961 karya Michael Curtiz, diadaptasi dari novel The Joyful Beggar oleh Louis de Wohl, di mana Fransiskus diperankan oleh Bradford Dilman. Sedangkan Klara diperankan oleh Dolores Hart yang kemudian menjadi seorang suster di Ordo Santo Benediktus.
Francis of Assisi, sebuah film televisi tahun 1966 karya Liliana Cavani, Fransiskus diperankan oleh Lou Castel.
Fransesco, sebuah film tahun 1989 karya Liliana Cavani, menceritakan perjalanan Fransiskus dari seorang anak orang kaya menuju seorang religius yang humanis hingga menjadi santo secara penuh yang menyangkal dirinya. Fransiskus diperankan oleh Mickey Rourke.
St. Francis, sebuah film tahun 2002 karya Michele Soavi, Fransiskus diperankan oleh Raoul Bova.
Clare and Francis, sebuah film tahun 2007 karya Fabrizio Costa, dengan pemeran utama Mary Petruolo dan Ettore Bassi.
Finding St. Francis, sebuah fiilm tahun 2014 karya Paul Alexander.
L'ami – François d'Assise et ses frères, sebuah film tahun 2016 karya Renaud Fely dan Arnaud Louvet, dengan pemeran utama Elio Germano.
The Sultan and the Saint, sebuah film tahun 2016 karya Alexander Kronemer, dengan pemeran utama Alexander McPherson.
Sign of Contradiction,[15] sebuah film dokumenter tahun 2018 dengan narasumber Fr. Dave Pivonka, Kardinal Raniero Cantalamessa, dan narasumber lainnya yang mengkisahkan kebenaran akan Santo Fransiskus kepada penonton masa kini.
In Search of St. Francis of Assisi,[13] sebuah fillm dokumenter tentang para biarawan Fransiskan.
The Letter: A Message for our Earth,[16] sebuah film tahun 2022 di Youtube Originals karya Nicolas Brown, mengenai kisah Santo Fransiskus dan ensiklikLaudato si'.
Cantico del sol di Francesco d'Assisi, S.4 (karya paduan suara suci, 1862, 1880–81; versi Prelude untuk piano, S. 498c, 499, 499a; versi Prelude untuk organ, S. 665, 760; versi Hosannah untuk organ dan trombon bass, S.677)
St. François d'Assise: La Prédication aux oiseaux, No. 1 dari Deux Légendes, S.175 (piano, 1862–63)
Libby Larsen – I Will Sing and Raise a Psalm (paduan suara dan organ SATB, 1995)
Sofia Gubaidulina – Sonnengesang (cello solo, paduan suara kamar dan perkusi, 1997)
Juventude Franciscana – Balada de Francisco (vokal disertai gitar, 1999)
Angelo Branduardi – L'infinitamente piccolo (album, 2000)
Lewis Nielson – St. Francis Preaching to the Birds (konser untuk biola, 2005)
Peter Reulein (komposer) / Helmut Schlegel (libretto) – Laudato si' (oratorio, 2016)
Daniel Dorff – Flowers of St. Francis (solo untuk Bass Clarinet, 2013)
Mel Hornyak & Elliot Valentine Lee – Litany of the Martyrs, muncul di Adamandi (nomor musik, 2022)
Buku tentang Fransiskus (rekomendasi)
Ratusan buku telah ditulis tentang Fransiskus. Rekomendasi berikut berasal dari Biarawan Fransiskan Conrad Harkins (1935–2020), Direktur Institut Fransiskan di Universitas St. Bonaventure.[17]
Paul Sabatier, Life of St. Francis of Assisi (Scribner's, 1905).
Johannes Jurgensen, St. Francis of Assisi: A Biography (diterjemahkan oleh T. O'Conor Sloane; Longmans, 1912).
Arnaldo Fortini, Francis of Assisi (diterjemahkan oleh Helen Moak, Crossroad, 1981).
Nikos Kazantzakis, Saint Francis (Ο Φτωχούλης του Θεού, dalam bahasa Yunani; 1954)
John Moorman, St. Francis of Assisi (SPCK, 1963)
John Moorman, The Spirituality of St. Francis of Assisi (Our Sunday Visitor, 1977).
Erik Doyle, St. Francis and the Song of Brotherhood (Seabury, 1981).
Raoul Manselli, St. Francis of Assisi (diterjemahkan oleh Paul Duggan; Fransiskan, 1988).
Karya lain
Dalam puisi karya Rubén Darío "Los Motivos del Lobo", Fransiskus menjinakkan seekor serigala menyeramkan namun menyadari bahwa hati manusia menyimpan keinginan lebih buruk daripada hati binatang buas itu.
Dalam novel karya Fyodor Dostoevsky "The Brothers Karamazov", Ivan Karamazov memanggil nama "Pater Seraphicus", julukan yang disematkan pada Fransiskus, menggambarkan Zosima sebagai pembimbing spriitual Alyosha. Referensi ini dapat ditemukan pada Faust karya Goethe, bagian 2, babak 5, baris 11.918–25.[18]
Dalam buku "Mont St. Michel and Chartres", pada bab "Mystics" oleh Henry Brooks Adams membahas Fransiskus secara mendalam.
Francesco's Friendly World, sebuah direct-to-video animasi Kristiani karya Lyrick Studios di tahun 1996-1997 menceritakan Fransiskus dan kawan-kawan hewannya yang dapat berbicara dalam membangun kembali Gereja San Damiano.[19]
Rich Mullins ikut menulis Canticle of the Plains, sebuah musikal, dengan Mitch McVicker. Dirilis pada tahun 1997, film tersebut berdasarkan pada kehidupan Santo Fransiskus dari Assisi, tetapi diceritakan sebagai kisah Barat.
^Roberts, Holly (2020). "The Musical Rapture of Saint Francis of Assisi: Hagiographic Adaptations and Iconographic Influences". Music in Art: International Journal for Music Iconography. 45 (1–2): 72–86. ISSN1522-7464.