Diapsida
Diapsida ("dua lengkungan") adalah kelompok tetrapoda amniota yang mengembangkan dua lubang (fenestra temporal) di setiap sisi tengkoraknya sekitar 300 juta tahun yang lalu saat periode Karbon Akhir.[1] Diapsida beragam secara ekstrim, dan berisi semua crocodilia, kadal, ular, tuatara, kura-kura, dan burung.[2] Walaupun beberapa diapsida telah kehilangan salah satu lubang (kadal), atau kedua lubang (ular dan kura-kura), atau memiliki tengkorak yang telah direstrukturisasi (burung modern), mereka tetap diklasifikasikan sebagai diapsida berdasarkan garis nenek moyang mereka. Setidaknya 7.925 spesies reptil diapsida[3] hidup di seluruh dunia sekarang (hampir 18.000 jika termasuk burung) KarakteristikNama Diapsida berarti "dua lengkungan", dan diapsida secara tradisional diklasifikasikan berdasarkan dua bukaan tengkorak leluhur (fenestra temporal) secara posterior diatas dan dibawah mata. Susunan ini membiarkan penempelan otot rahang yang lebih besar, kuat, dan memungkinkan rahangnya untuk membuka lebih lebar. Ciri leluhur yang lebih samar adalah tulang lengan bawah (pengumpil) yang relatif lebih panjang dibandingkan dengan tulang lengan atas (humerus). KlasifikasiDiapsida aslinya diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat subkelas Reptilia, semua berdasarkan jumlah dan susunan bukaan tengkoraknya. Tiga subkelas lainnya adalah Synapsida (satu bukaan rendah di tengkorak, untuk "reptil mirip mamalia"), Anapsida (tidak ada bukaan tengkorak, termasuk kura-kura dan kerabatnya), dan Euryapsida (satu bukaan tinggi di tengkorak, termasuk banyak reptil laut prasejarah). Dengan munculnya nomenklatur filogenetik, sistem klasifikasi ini banyak dimodifikasi. Saat ini, Synapsida sering tidak dianggap sebagai reptil sejati, sementara Euryapsida ditemukan sebagai kumpulan diapsid yang tidak alami yang telah kehilangan salah satu bukaan tengkoraknya. Studi genetik dan penemuan Pappochelys dari Trias telah menunjukkan bahwa ini juga kasus yang sama dengan kura-kura, yang dimana merupakan diapsida yang termodifikasi berat. Dalam sistem filogenetik, burung (keturunan reptil diapsida tradisional) juga dianggap anggota kelompok ini. Beberapa studi hubungan reptil modern telah dirujuk untuk menggunakan nama "diapsida" untuk merujuk kepada kelompok mahkota seluruh diapsida modern namun tidak dengan kerabat punah mereka. Namun, beberapa peneliti juga menyukai definisi yang lebih tradisional yang mencakup araeoscelidia prasejarah. Pada tahun 1991, Laurin mendefinisikan Diapsida sebagai klad, "nenek moyang terbaru dari araeoscelidia, lepidosauria, dan archosaurus, dan semua keturunannya".[4] Analisis kladistika oleh Laurin dan Piñeiro (2017) memulihkan Parareptilia sebagai bagian dari Diapsida, dengan Pareiasauria, kura-kura, Millerettidae, dan Procolophonoidea pulih lebih banyak daripada diapsida basal Younginia.[5] KekerabatanDibawah adalah kladogram yang menunjukkan kekerabatan kelompok major diapsida. Kladogram setelah Bickelmann et al., 2009 dan Reisz et al., 2011:
Lihat jugaReferensi
Pranala luar
|