David William Donald Cameron, Baron Cameron dari Chipping Norton , PC (lahir 9 Oktober 1966) adalah Menteri Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Britania Raya dan mantan Perdana Menteri Britania Raya serta mantan pemimpin Partai Konservatif.
Pada tanggal 24 Juni 2016, sehari setelah Referendum Brexit yang menentukan nasib keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa, Cameron menyatakan akan mengundurkan diri pada bulan Oktober 2016.[1][2]
Pada 13 Juli 2016, Theresa May resmi menggantikan David Cameron sebagai Perdana Menteri Britania Raya.[3]
Pengunduran diri David Cameron sebagai konsekuensi karena gagal membawa pemilih Inggris untuk memilih tetap bertahan di Uni Eropa, dalam referendum Juni 2016.[4]
Masa kecil dan karier
Cameron dibesarkan dekat Wantage di Oxfordshire, anak seorang pialang saham, Ian Donald Cameron. Ia belajar di Eton dan Brasenose College, Oxford. Gurunya di Oxford, Profesor Vernon Bogdanor, melukiskannya sebagai "salah seorang mahasiswa yang paling cerdas" yang pernah diajarnya, yang pandangan politiknya "moderat dan cukupan Konservatif". Ia lulus pada 1988 dengan hasil yang sangat baik dalam bidang Filsafat, Politik, dan Ekonomi.
Cameron bekerja untuk Departemen Penelitian Konservatif antara 1988 dan 1992. Dua hari dalam seminggu ia menggunakan waktunya untuk membantu di kantor perdana menteri di Downing Street. Setelah pemilihan umum ia menjadi Penasihat Khusus pada pemerintahan Konservatif, pertama-tama di kantor Bendahara, dan kemudian di kantor Departemen Dalam Negeri ketika ia bekerja untuk Michael Howard.
Antara 1994 dan 2001 ia menjadi salah seorang direktur di sebuah kantor swasta, Carlton Communications, dan sampai Agustus 2005 ia menjadi direktur non-eksekutif di sebuah perusahaan yang mengelola waralaba bar, Tiger Tiger.
Keluarga
Cameron menikah dengan Samantha Sheffield pada 1996; mereka mempunyai dua orang anak, dan saat ini istrinya sedang menantikan anak ketiga mereka. Anak pertama mereka, Ivan, dilahirkan dengan cacat lumpuh otak dan epilepsi yang parah. Komentar Cameron tentang berita tentang cacat anaknya itu: "Berita itu menghantam saya seperti sebuah kereta barang ... Untuk sementara waktu saya merasa tertekan karena saya berduka merenungkan perbedaan antara harapan-harapan saya dengan realitas. Tetapi kemudian saya mengatasi semua itu karena ia anak yang luar biasa."
David Cameron adalah saudara sepupu dari wartawan politik dan editor Konservatif, Sir Ferdinand Mount, 3rd Baronet dan cucu dari Sir William Mount, 2nd Baronet. Melalui keluarga Mount, ia terkait dengan banyak keluarga bangsawan Inggris, sebagai keturunan dari Earl of Denbigh ke-7, Earl of Ducie pertama, Henry Herbert, Earl of Carnarvon pertama, Charles Wyndham, Earl of Egremont ke-2, Charles Seymour, Duke of Somerset ke-6 dan Earl of Shrewsbury ke-2, seperti yang dibahas di sini.
Karier di parlemen
Cameron pertama kali berupaya duduk di Parlemen sebagai kandidat Partai Konservatif untuk Stafford pada pemilu 1997, namun ia dikalahkan oleh kandidat Partai Buruh David Kidney. Ia terpilih sebagai kandidat Konservatif untuk Witney pada pemilu 2001, menggantikan bekas anggota parlemen Konservatif, Shaun Woodward yang lompat ke Partai Buruh. Ia memenangi kursi untuk Partai Konservatif dengan 22.153 suara (45,0%), kelebihan 7.973 suara. Pada pemilu 2005 suara yang dikantonginya bertambah hingga 26.571 (49,30%), kelebihan 14.156 suara.
Pada Desember 2005 pemimpin Partai Konservatif Michael Howard mengundurkan diri setelah kekalahan Konservatif dalam pemilu 2005. Melalui pemilihan suara, Cameron terpilih sebagai pemimpin baru dan mulai menjabat pada 6 Desember 2005.
Dalam pemilihan umum 2010, Partai Konservatif berhasil memperoleh hasil terbaiknya sejak tahun 1992 dengan perolehan kursi parlemen terbanyak meskipun masih kurang 20 kursi untuk mencapai mayoritas umum. Pada 11 Mei 2010, Gordon Brown mundur dari jabatannya dan Cameron diangkat menjadi Perdana Menteri Britania Raya baru. Rekan koalisinya, pemimpin Partai Liberal Demokratik, Nick Clegg, diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri.
Pada pemilihan umum 2015 Partai Konservatif berhasil menambah perolehan kursinya, sehingga memperoleh mayoritas di Dewan Rakyat. Cameron mempertahankan posisinya sebagai Perdana Menteri.[5]
Pranala luar
- Berita dan komentar
Referensi