^Sebutan pada tahun 1920-1924 adalah "Rector Magnificus", sejak TH Bandung diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1924, sebutan "Rector Magnificus" diubah menjadi "Voorzitter""... Sementara itu, Prof. Klopper sekarang berbicara sebagai Voorzitter der Faculteit van Technische Wetenschap (sebelumnya sebagai Rector Magnificus dan Voorzitter Faculteit Weg- en Waterbouwkunde)...".[1]:21
^Ir. H. C. P. de Vos mengundurkan diri sebelum habis masa jabatannya (16 Juni 1934), sehingga pidato Ketua Fakultas pada acara Dies Natalis TH ke-14 pada tanggal 3 Agustus 1934 dibawakan oleh prof. C. P. Wolff Schoemaker sebagai Ketua Fakultas yang baru (yang biasanya dibacakan Ketua Fakultas yang akan mengakhiri masa jabatannya).[7]
^Dalam pidato Ketua Fakultas (yang akan berakhir masa jabatannya) pada acara Dies Natalis TH ke-15 pada tanggal 2 Agustus 1935, prof. C. P. Wolff Schoemaker menyampaikan "Sekarang tibalah pada bagian akhir laporan ini, di mana tugas ketua fakultas saya serahkan kepada penerusku, kolega Vreedenburgh yang akan dibantu oleh kolega Bijlaard sebagai sekretaris."[8]
^Dalam pidato Ketua Fakultas pada acara Dies Natalis TH ke-16 pada tanggal 31 Juli 1936, prof. Ir. C. G. J. Vreedenburgh menyampaikan "Pada tahun akademik 1936-1937 yang akan menjabat Ketua Fakultas adalah prof. Ir. P. P. Bijlaard, sementara prof. dr. H. R. Woltjer menjabat Sekretaris Fakultas."[9]
^Dalam pidato Ketua Fakultas pada acara Dies Natalis TH ke-17 pada tanggal 14 Agustus 1937, prof. Ir. P. P. Bijlaard menyampaikan "Pada tahun akademik 1937-1938 yang akan menjabat Ketua Fakultas adalah Prof. Ir. J. J. I. Sprenger, sementara Prof. Dr. Willem Boomstra menjabat Sekretaris Fakultas."[10]
^Dalam pidato Ketua Fakultas pada acara Dies Natalis TH ke-18 pada tanggal 29 Juli 1938, prof. dr. H. R. Woltjer menyampaikan "Pada tanggal 18 Juli 1938 yang lalu Ketua Fakultas Ir. J. J. I. Sprenger mengundurkan diri karena mengambil cuti di luar tanggungan negara, sehingga sejak itu Ketua Fakultas dijabat oleh saya (prof. dr. H. R. Woltjer), sementara ir. J. W. F. C. Proper menjabat Sekretaris Fakultas."[11]
^Dalam pidato Ketua Fakultas (yang akan berakhir masa jabatannya) pada acara Dies Natalis TH ke-19 pada tanggal 28 Juli 1939, prof. dr. H. R. Woltjer menyampaikan "Pada tahun akademik 1939-1940 yang akan menjabat Ketua Fakultas adalah Dr. W. Boomstra, sementara ir. Proper, tetap menjabat Sekretaris Fakultas."[12]
^Dalam pidato Ketua Fakultas (yang akan berakhir masa jabatannya) pada acara Dies Natalis TH ke-20 pada tanggal 1 Agustus 1940, prof. dr. W. Boomstra menyampaikan "Setelah dua tahun menjabat sebagai Sekretaris, mulai tahun ini (1940) ir. Proper diangkat sebagai Ketua Fakultas sedangkan ir. Bijlaard diangkat sebagai Sekretaris Fakultas yang baru..."[13]
^Dalam pidato Ketua Fakultas (yang akan berakhir masa jabatannya) pada acara Dies Natalis TH ke-21 pada tanggal 1 Agustus 1941, prof. ir. J. W. F. C. Proper menyampaikan "...Sejak mulai hari ini, ir. J. J. I. Sprenger bertugas sebagai Ketua Fakultas, dan ir. W. J. Th. Amons bertugas sebagai Sekretaris Fakultas..."[14]
^Tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati - TH Bandung ditutup.
^Ketua Presidium: Prof. Ir. R. Soemono; Anggota: Prof. Ir. R. Goenarso; Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta (Ketua/Dekan FIPIA UI Bandung); Prof. Ir. Soetedjo (Ketua/Dekan FT UI Bandung); Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro (Ketua Jurusan Teknologi Kimia).
^Diberhentikan terhitung mulai tanggal 20 April 1964 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1964 tanggal 9 April 1964.
^Diangkat terhitung mulai tanggal 14 April 1964 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1964 tanggal 9 April 1964.
^"Tanggal 22 Februari 1965, dilaksanakan upacara Serah Terima Rektor ITB dari pejabat lama Ir. Ukar Bratakusumah kepada Rektor baru Letnan Kolonel Ir. Kuntoadji di Aula Barat ITB yang juga dihadiri Menteri PTIP Brigjen dr. Syarief Thajeb..."[15]:71
^"Selesai pelantikan rektor ITB yang baru, 7 Desember kemarin ... puji Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana yang baru beberapa hari saja jadi rektor ITB yang baru."[16]
^Ketua Rektorium: Dr. Soedjana Sapi'ie; Anggota: Prof. Dr. Moedomo Soedigdomarto; Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME; Ir. Djuanda Suraatmadja. "... Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana, bekas rektor ITB yang dibebastugaskan oleh Menteri P & K hari Selasa 14 Februari lalu. Sebab Iskandar telah menyerah-terimakan jabatannya kepada suatu Rektorium yang diketuai Dr Soedjana Sapi'ie, hari Kamis 16 Februari."[17]
^Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja yang ketika itu menjabat Dirjen Pendidikan Tinggi ditunjuk untuk merangkap sebagai Pejabat Sementara Rektor ITB. "Rektorium ITB dinyatakan selesai tugasnya. Dirjen Perguruan Tinggi Dody Tisna Amidjaja ditugaskan merangkap sebagai Pejabat Rektor ITB. Di Balai Pertemuan Ilmiah ITB Rabu pekan lalu serah terima jabatan pimpinan ITB itu dilangsungkan."[18]
^"Yang agak ramai di ITB. Setelah hampir 3 tahun tanpa rektor definitif, akhirnya institut ini mendapat orang yang cocok: salah seorang anggota senat guru besarnya sanggup dan disetujui pemerintah: Prof. Dr. Hariadi Paminto Supangkat. Pada pelantikannya Sabtu dua pekan lalu, sekitar 500 mahasiswa menyambut. Meski Balai Pertemuan llmiah ITB, tempat pelantikan, dijaga ketat polisi dan pasukan anti huru-hara, mereka tiba-tiba muncul di halaman gedung membawa dua spanduk."[19]
^"Senin pekan ini Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, M.S.M.E. dilantik Dirjen Pendidikan Tinggi, Prof. Soekadji Ranuwihardjo, M., sebagai Rektor ITB periode 1988-1992. Ia menggantikan Prof. Hariadi P. Soepangkat, Ph.D. yang sudah dua kali menjabat rektor sejak 1980 hingga 1988."[20]
^Diangkat berdasarkan SK Presiden Nomor 26/M Tahun 1997 tanggal 6 Februari 1997. "Dari empat kandidat rektor yang diajukan Senat ITB, Presiden Soeharto melalui SK No. 26/M tahun 1997 tertanggal 6 Februari 1997, mengangkat Prof. Dr. Ir. Lilik Hendrajaya, MSc, sebagai Rektor ITB periode 1997-2001. Dengan SK itu pula, Presiden memberhentikan dengan hormat Prof. Wiranto Arismunandar sebagai Rektor ITB ... pelantikan rektor baru akan dilakukan tanggal 7 Maret 1997."[21]
^Diangkat berdasarkan Ketetapan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 001/SK/K01-MWA/XI/2001 tentang Pengangkatan Rektor ITB Periode 2001-2006. "Selanjutnya, pelantikan Rektor ITB pada tanggal 10 Nopember 2001 menandai awal proses transformasi kelembagaan ITB yang sesungguhnya."[22]
^"Para pejabat baru ITB tersebut dilantik oleh Pjs Rektor ITB, Adang Surachman (sesuai Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 005/SK/K01-MWA/2004 tanggal 23 Oktober 2004 tentang Penugasan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan sebagai pejabat sementara rektor ITB) mengingat Rektor (Kusmayanto Kadiman) telah mengundurkan diri pada tanggal 21 Oktober 2004 sehubungan dengan pengangkatan dia sebagai Menteri Riset dan Teknologi pada Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009."[23]
^Diangkat berdasarkan Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 001/SK/K01-MWA/2005 tentang Pengangkatan Rektor ITB Periode 2005-2010. "Hari Sabtu pagi, 29 Januari 2005, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. dilantik sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) yang baru masa jabatan 2005-2010. Masa jabatan Prof. Dr. Ir. Adang Surahman sebagai rektor sementara ITB berakhir pada hari yang sama."[24]
^Diangkat berdasarkan Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 001/SK/K01-MWA/2010 tentang Pengangkatan Rektor ITB Periode 2010-2014. "Kepemimpinan Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung 2005-2010 resmi berakhir dengan dilantiknya Prof. Dr Akhmaloka sebagai Rektor ITB 2010-2014 pada hari Jumat, 29 Januari 2010 pukul 09.00 WIB di Aula Barat ITB."[25] Kemudian diperpanjang hingga awal 2015.
Referensi
Catatan kaki
^Goenarso (1995). Riwayat perguruan tinggi teknik di Indonesia, periode 1920-1942. Bandung: Penerbit ITB.