Prof.Ir. Soetedjo (19 Januari 1901 – 25 April 1981)[1] adalah seorang guru besar teknik sipil Institut Teknologi Bandung yang berperan penting dalam upaya pendirian Institut Teknologi Bandung.[note 1] Dia merupakan Anggota Presidium ITB yang bertugas dalam memimpin kampus ini pada periode 2 Maret 1959 sampai dengan 1 November 1959,[2] sehingga ia bersama anggota Presidium lainnya dapat dianggap sebagai rektor pertama ITB; atau rektor ketujuh belas Kampus Ganesha sejak TH Bandung didirikan.
Pada tahun yang sama (1921) ia bersama rekan satu HBSnya - Mas Hoedioro, melanjutkan studinya ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH Bandung - yang kemudian menjadi Institut Teknologi Bandung - ITB). Setelah melewati tingkat demi tingkat di THS, dengan satu kali mengulang di tingkat empat, lima tahun kemudian ia dinyatakan lulus ujian insinyur sipil, tepatnya pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama 18 insinyur lainnya.[4]:168 Prof. Jacob Clay selaku ketua fakultas pada saat itu menyatakan “Terutama penting peristiwa itu bagi kita karena ada di antaranya 3 orang insinyur orang Jawa”. Mereka adalah Soekarno (kelak menjadi Presiden RI pertama), M. Anwari, dan Soetedjo, selain itu ada seorang lagi dari Minahasa yaitu Johannes Alexander Henricus Ondang.[5]
Karier
Pada tahun 1926, setelah lulus sebagai civiel ingenieur, ia bekerja di Gewestelijke Werken (semacam Dinas Pekerjaan Umum Kota/Kabupaten) di Pekalongan. Pada tahun 1930, ia dipindahkan ke Provinciale Werken Midden-Java (semacam Dinas Pekerjaan Umum Provinsi) di Semarang.
Pada tahun 1939, ia diangkat menjadi sectie-ingenieur di Blora, di mana ia menyelesaikan pembangunan reservoir air "Melajoe" yang saat itu merupakan reservoir terbesar di Jawa. Pada tahun yang sama ia diangkat menjadi sectie-ingenieur di Tegal.[1]
Selama pendudukan Jepang, ia diangkat sebagai Kepala Kantor Irigasi di Pemali. Kemudian ia dipromosikan menjadi Kepala Pengairan di Jawa Tengah.[1]
Pada masa kemerdekaan, Ir. Soetedjo diangkat menjadi Kepala Djawatan Pengairan Republik Indonesia di Yogyakarta.[1]
Pada bulan April 1949 ia diminta untuk mengisi jabatan Direktur Pekerjaan Umum Negara Jawa Timur.[1]
Pada tahun 1951 Prof. Ir. Soetedjo yang semula adalah Kepala Jawatan Pengairan diangkat menjadi pimpinan Balai Penyelidikan Teknik Kementrian Pekerjaan Umum dan Perhubungan.
Pada bulan Februari 1951 ia diangkat sebagai guru besar luar biasa Fakultas Teknik UGM.
Pada tanggal 1 Agustus 1953 sampai dengan tahun 1959 Prof. Ir. Soetedjo diangkat sebagai guru besar tetap untuk Irigasi sekaligus menjadi Ketua Fakultet Teknik Universitas Indonesia Bandung (kemudian menjadi ITB) sebagai orang Indonesia pertama yang memegang jabatan tersebut dari sebelumnya seorang Belanda yaitu Prof. Ir. H. Vlugter.[6]:45
Pada tanggal 19 Maret 1956 diangkat menjadi anggota Pengurus Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia berdasarkan Keppres Nomor 118 Tahun 1956.
Pada tanggal 2 Februari 1957 ia termasuk dalam Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri di Kota Bandung berdasarkan surat putusan Menteri P.P.K. No. 11181/S sebagai Wakil Ketua II.[note 3]
Peran dalam pendirian Institut Teknologi Bandung
Prof. Ir. Soetedjo termasuk dalam panitia persiapan pendirian Institut Teknologi Bandung dan diangkat sebagai Anggota Presidium ITB untuk menjalankan tugas-tugas administrasi penyelenggaraan ITB sejak ITB diresmikan tanggal 2 Maret 1959 hingga tanggal 1 November 1959 ketika Prof. Ir. R. O. Kosasih diangkat sebagai Rektor ITB definitif. Presidium terdiri dari Ketua Presidium yaitu Prof. Ir. R. Soemono; beranggotakan Prof. Ir. R. Goenarso selaku Ketua Bagian Matematika; Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta selaku Dekan FIPIA UI Bandung; Prof. Ir. Soetedjo selaku Dekan FTUI Bandung; Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro selaku Ketua Bagian Teknologi Kimia.[2]
Catatan
^"Institut Teknologi" di Kota Bandung adalah nama resmi institusi ini sesuai PP Nomor 6 Tahun 1959 maupun yang tertulis di Prasasti Peresmian ITB. Namun beberapa tahun kemudian nama yang digunakan adalah "Institut Teknologi Bandung" hingga sekarang.
^Dalam buku Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979, Jilid 2: Daftar lulusan ITB dan beberapa artikel koran tahun 1938 namanya masih dituliskan "Mas Soetedjo" namun dalam dokumentasi setelah tahun 1950-an hanya menyebut "Soetedjo".
^Ketua: Gubernur Jawa Barat; Wakil Ketua I: Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta; beranggotakan di antaranya Prof. H. Th. Leeman – Ketua FIPIA Bandung.