Chen Guangcheng
Chen Guangcheng (kelahiran 12 November 1971) adalah seorang aktivis hak asasi sipil Tiongkok yang bekerja pada masalah-masalah hak asasi manusia di wilayah-wilayah pedesaan di Republik Rakyat Tiongkok. Tunanetra dari tahun awal dan mempelajari sendiri bidang hukum, Chen kemudian disebut sebagai "pengacara barefoot" yang mengadvokasikan hak asasi wanita, hak asasi lahan, dan kesejahteraan orang miskin. Pada April 2012, Chen melarikan diri dari penahanan rumahnya dan pergi ke Kedutaan Besar A.S. di Beijing. Setelah bernegosiasi dengan pemerintah Tiongkok, ia meninggalkan kedutaan besar tersebut untuk penyembuhan pengobatan pada awal Mei 2012, dan media mengabarkan bahwa Tiongkok menganggapnya pergi ke Amerika Serikat untuk studi. Pada 19 Mei 2012, Chen, istrinya, dan dua anaknya diberi visa AS dan meninggalkan Beijing untuk pindah ke New York City. Pada Oktober 2013, Chen mendapatkan sebuah jabatan pada kelompok penelitian konservatif Institut Witherspoon, dan sebuah jabatan pada Universitas Katolik Amerika.[1] Kehidupan awal dan keluargaChen adalah anak bungsu dari lima bersaudara dari sebuah keluarga dari desa Dongshigu, Wilayah Yinan, Provinsi Shandong, sekitar 200 kilometer (120 mi) dari kota Jinan.[2] Ketika Chen berusia sekitar enam bulan, ia kehilangan penglihatannya karena demam yang menghancurkan saraf optikalnya.[3][4] Ayah Chen bekerja sebagai seorang instruktur di sebuah sekolah Partai Komunis dan mendapatkan gaji setara sekitar $60 per tahun. Ketika Chen masih anak-anak, ayahnya membacakan karya-karya sastra kepadanya, dan dikabarkan membantu pemikiran putranya terhadap nilai-nilai demokrasi dan kebebasan. Pada 1991, ayah Chen memberikannya sebuah salinan dari "Hukum Yang Melindungi Kaum Difabel," yang berisi mengenai hak-hak hukum dan perlindungan di tempat tersebut bagi orang-orang difabel di RRC.[4] Pada 1989, pada usia 18 tahun, Chen mulai masuk sekolah sebagai murid kelas satu di Sekolah Dasar untuk Tunanetra di kota Linyi.[4] Pada 1994, ia masuk ke Sekolah Tinggi Qingdao untuk Tunanetra, dimana ia menuntut ilmu sampai 1998.[5] Ia mulai mengembangkan pengetahuannya dalam bidang hukum, dan sering meminta kepada saudara-saudaranya untuk membacakan teks-teks hukum kepadanya.[6] Ia mendapatkan sebuah posisi di Universitas Pengobatan Tionghoa Tradisional Nanjing pada 1998.[7] Ia belajar di Nanjing dari 1998 sampai 2001, dengan mengkhususkan diri dalam bidang akupuntur dan pemijatan—dua program yang disediakan bagi tunanetra.[8][9][10] Setelah kelulusan, ia kembali ke kampung halamannya dan bekerja sebagai pemijat di rumah sakit Wilayah Yinan.[11] Chen bertemu dengan istrinya, Yuan Weijing, pada 2001, setelah menyimak sebuah acara bincang-bincang radio. Yuan mengatakan bahwa acara tersebut mendiskusikan tentang kesulitannya dalam mendapatkan sebuah pekerjaan setelah lulus dari departemen bahasa asing di Institut Ilmu Kimia Shandong. Chen, yang menyimak program tersebut, kemudian mengkontak Yuan dan menceritakan kisahnya sendiri sebagai seorang tunanetra yang mendapatkan 400 Yuan per tahun. Yuan berpindah melalui pertukaran, dan kemudian pada tahun berikutnya, ia mengunjungi desa Chen untuk bertemu dengannya. Pasangan tersebut menikah pada 2003.[4] Putra mereka, Chen Kerui, lahir pada tahun berikutnya. Pada 2005 mereka memiliki anak kedua—seorang putri yang bernama Chen Kesi—yang bertentangan dengan kebijakan satu anak di Tiongkok.[12][13] Yuan, yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris pada waktu pernikahan tersebut, meninggalkan pekerjaannya pada 2003 dalam rangka membantu suaminya dalam karya hukumnya.[4] Referensi
Pranala luar
|