Miriam Defensor Santiago
Dr. Miriam Palma Defensor Santiago (15 Juni 1945 – 29 September 2016) adalah seorang politikus dan hakim Filipina yang pernah bertugas di tiga cabang pemerintahan, yaitu yudikatif, eksekutif dan legislatif. Santiago pernah masuk ke dalam daftar 100 perempuan paling berpengaruh di dunia versi majalah 'The Australian pada tahun 1997.[1] Pada tahun 1988, Santiago dianugerahi Penghargaan Ramon Magsaysay karena ia telah menjadi "pemimpin yang berani dan bermoral dalam membersihkan badan pemerintahan yang penuh korupsi."[2][3][4][5] Ia pernah maju sebagai calon presiden dalam pemilu tahun 1992. Meskipun kalah, diduga telah terjadi kecurangan dalam pemilu tersebut, sehingga pernyataan "Miriam memenangkan pemulu, tetapi kalah dalam penghitungan suara" menjadi pernyataan yang populer.[6] Santiago menjadi Senator Filipina pada tahun 1995 dan lalu maju lagi sebagai calon presiden dalam pemilu tahun 1998, tetapi ia gagal lagi setelah dihujani oleh kampanye hitam. Ia meneruskan kariernya sebagai senator dan membongkar skandal penipuan Dana Bantuan Pembangunan Prioritas. Pada tahun 2012, Santiago menjadi orang Filipina pertama yang terpilih sebagai hakim Pengadilan Kriminal Internasional.[7][8] Ia kemudian mundur karena sakit, dan belakangan diketahui bahwa penyakit yang dideritanya adalah kanker paru-paru.[9][10] Pada tahun 2016, ia menjadi anggota Dewan Penasihat Internasional Organisasi Hukum Pembangunan Internasional.[11][12] Santiago tiga kali menjabat sebagai Senator Filipina. Pada tanggal 13 Oktober 2015, Santiago kembali maju sebagai calon presiden untuk pemilu tahun 2016 setelah dokternya dari Amerika menyatakan bahwa kesehatannya sudah stabil, tetapi ia kalah lagi. Setelah meninggal dunia, para pendukungnya menyatakan bahwa ia adalah "presiden terbaik yang tidak pernah kita miliki".[13][14] Catatan kaki
|