Candi Mirigambar adalah bangunan yang diperkirakan peninggalan masa Majapahit awal atau bahkan sebelumnya. Lokasinya berada di Desa Mirigambar, Sumbergempol, Tulungagung, berada di sebelah suatu lapangan.
Sejarah
Candi Mirigambar diperkirakan dibangun pada akhir abad 12 hingga akhir abad 14, sesuai dengan relief angka yang terpahat pada candi ini yakni 1214 Saka dan 1310 Saka. Candi ini pernah dibahas oleh N.J.Krom dalam pertemuan Inleiding Tot de Hindoe-Javaansche Kunst pada tahun 1923. Dalam sebuah buku[butuh rujukan] jilid ke-3 terdapat foto yang meperlihatkan kondisi candi tersebut pada awal abad ke-20, yang kala itu disebutkan sebagai Candi Gambar. Pada foto tersebut, kondisi belakang candi tersebut terlihat hancur sedangkan sisi sebelah selatan candi tersebut tampak mempunya tiga panil relief. Kedua panil masih terlihat sangat baik, tetapi di panil tengah sudut atasnya agak mengalami kerusakan.
Arsitektur
Struktur candi terbuat dari batu merah. Pada dinding candi terdapat relief patung. Terdapat banyak relief yang diukir pada dinding-dinding candi. Candi ini menghadap ke arah barat dengan berdenah empat persegi panjang dengan tiga tingkatan. Tampilan candi tersebut menjorok ke luar, serta terdapat 7 tingkat anak tangga. Candi itu masih menunjukan keindahannya walaupun salah satu sisi candi tersebut hancur. Panil relief yang terdapat pada Candi Miri Gambar dulu berjumlah 11 bidang. Namun, sayang sekali panil relief tersebut hancur. Tetapi masih ada satu panil relief yang masih tersisa dan kondisinya masih bisa dikatakan baik. Panil relief tersebut berada di dinding depan teras kesatu yang berbentuk empat sosok orang. Empat sosok orang tersebut meliputi seorang pria bertopi tekes, dua orang perempuan di tengah, dan satu orang laki yang bertubuh gemuk dan rambutnya tergulung di puncak kepala.[1] Panil di sisi depan teras pertama Candi Miri Gambar menceritakan kisah Panji, tetapi belum diketahui dari lakon yang mana.
Selain penggambaran sosok manusia, pada teras kedua juga menggambarkan relief binatang di panil ketiga yang kondisinya masih cukup baik. Pada sudut pertemuan antara dinding kaki candi dan pipi tangganya terdapat pahatan yang berbentuk pilaster. Pilaster tersebut menjorok ke arah luar dinding teras pertama. Di sisi utara dan selatan terdapat relief seorang pria tegap dan tinggi dengan penampilan rambut kerinting disanggul di atas kepala, menggunakan kain yang tersingkap, dan memakai gelang. Di bagian belakang dan sekitar tubuhnya digambarkan beberapa motif ukiran berbentuk suluran, awan, bebatuan, dan dedaunan, seakan-akan mengambarkan sebuah hutan yang lebat.
Kedua ujung pipi tangga candi tidak berbentuk ikalan seperti candi-candi pada masa Majapahit, melainkan berbentuk singa duduk dan kedua kaki depannya berdiri.
Referensi
Pranala luar
|
---|
Jawa | |
---|
Bali | |
---|
Sumatra | |
---|
Kalimantan | |
---|