Bahasa di Jawa Barat secara umum terbagi menjadi tiga bahasa daerah yang secara dominan dituturkan oleh masyarakat Jawa Barat, yakni bahasa Sunda yang merupakan bahasa asli di Jawa Barat dan Banten, bahasa Jawa, dan bahasa Betawi yang digunakan di daerah utara Jawa Barat yang berdekatan dengan DKI Jakarta. Serta terdapat juga bahasa lain yang dituturkan oleh pendatang dari luar Jawa Barat seperti bahasa Madura, Minang, Batak, dan lain-lain.
Dialek Barat dituturkan di daerah Banten, sebagian barat Kabupaten Bogor khususnya Kecamatan Jasinga, serta sebagian barat dan utara Kabupaten Sukabumi.
Di bagian utara Jawa Barat, terdapat dua dialek bahasa Jawa yaitu Cirebon dan Indramayu. Bahasa Jawa yang dituturkan pendatang beretnis Jawa juga umumnya terdapat di kota-kota di Jawa Barat seperti Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, dan Kota Depok.
Masyarakat Betawi Tengahan meliputi wilayah Tanjung Priok atau meliputi radius 7 km dari Monumen Nasional. Wilayah ini mayoritas dipengaruhi oleh budaya Melayu dan agama Islam yang terlihat dalam keseniannya seperti samrah, zapin, berbagai macam rebana, kuliner, griya, dan budaya lainnya. Sedangkan masyarakat Betawi Pinggiran, sering disebut orang sebagai Betawi Ora.[4]
Pembagian masyarakat ini membuat terbaginya Bahasa Betawi, yakni dialek Betawi Tengah dan dialek Betawi Pinggiran.
Dialek Betawi Tengah dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah DKI Jakarta bagian tengah. Dialek Betawi Pinggiran dituturkan di masyarakat yang tinggal di daerah DKI Jakarta bagian pinggiran, terutama di bagian selatan dan lebih luas di luar wilayah DKI Jakarta, seperti:
Dialek Betawi Pinggiran mengubah ucapan kata-kata Melayu, yang memiliki akhir kata yang huruf [a] dengan [ah], misal gua menjadi guah. Sedangkan dari segi bahasa, dialek Betawi Tengahan terdapat banyak perubahan vokal [a] dalam suku kata akhir menjadi [é], misalnya kata guna menjadi guné.
Sementara itu, Bahasa betawi merupakan dialek dari bahasa Melayu dengan persentase perbedaan sebesar 75,75%. Apabila, dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya yang ada di Pulau Jawa, persentase perbedaannya di atas 81%, misalnya dengan bahasa Jawa dan bahasa Sunda.