Asam hipoklorit (HClO) adalah suatu asam lemah yang terbentuk ketika klorin dilarutkan dalam air, dan ia terdisosiasi sebagian, membentuk hipoklorit, ClO−. HClO dan ClO− merupakan agen pengoksidasi, dan merupakan agen disinfeksi larutan klorin utama.[2] HClO tidak dapat diisolasi dari larutan-larutan ini karena kesetimbangan yang cepat dengan prekursornya. Natrium hipoklorit (NaClO) dan kalsium hipoklorit (Ca(ClO)2) digunakan sebagai pemutih, pengawabau, dan disinfektan.
Sejarah
Asam hipoklorit ditemukan pada tahun 1834 oleh kimiawan Prancis Antoine Jérôme Balard (1802–1876) dengan menambahkan pada suatu bejana, gas klorin, suatu suspensi raksa(II) oksida terlarut dalam air.[3] Ia juga menamai asam tersebut dan senyawanya.[4]
Ketika asam ditambahkan dengan larutan garam asam hipoklorit (seperti natrium hipoklorit dalam larutan pemutih komersial), reaksi yang dihasilkan mengarah ke sebelah kiri (reaktan), dan gas klorin terbentuk. Karena itu, pembuatan pemutih hipoklorit yang stabil difasilitasi dengan melarutkan gas klorin ke dalam larutan air basa, seperti natrium hidroksida.
2 NaOH + Cl2 → NaCl + NaClO + H2O
Asam hipoklorit dapat pula disiapkan dengan melarutkan diklorin monoksida dalam air; di bawah kondisi standar berair, asam hipoklorit anhidrat saat ini sulit disiapkan karena kesetimbangan bolak-balik antara asam tersebut dengan anhidridanya:[6]
Dalam biologi, asam hipoklorit dihasilkan dalam neutrofil teraktivasi melalui peroksidasi ion klorida yang dimediasi oleh mieloperoksidase, dan berperan dalam penghancuran bakteri.[8][9]
Dalam pengolahan air, asam hipoklorit merupakan pembersih aktif dalam produk berbasis hipoklorit (misalnya digunakan di kolam renang).[11]
Dalam layanan makanan dan distribusi air, peralatan khusus untuk menghasilkan larutan HClO yang lemah dari air dan garam terkadang digunakan untuk menghasilkan disinfektan yang aman (tidak stabil) dalam jumlah yang memadai untuk menangani permukaan preparasi makanan dan persediaan air.[12][13]
Asam hipoklorit telah diinvestigasi terhadap kemungkinannya sebagai agen pembersih luka,[14][15][16] dan sejak tahun 2016 Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui produk yang berbahan aktif asam hipoklorit untuk digunakan dalam mengobati luka dan berbagai infeksi pada manusia dan hewan. Senyawa ini juga telah disetujui oleh FDA sebagai pengawet bagi larutan garam.
Dalam sebuah studi terbaru, suatu larutan garam higienis yang diawetkan dengan asam hipoklorit murni menunjukkan pengurangan jumlah bakteri secara signifikan tanpa mengubah keragaman spesi bakteri di kelopak mata. Setelah 20 menit perlakuan, terdapat pengurangan jumlah bakteri Staphylococci sebesar >99%.[17]
^Sansebastiano, G. et al. Hlm. 262 dalam Food Safety: A Practical and Case Study Approach (Ed: R. J. Marshall) 2006, Springer Science & Business Media, Berlin.
Balard, A. J. (1834). "Recherches sur la nature des combinaisons décolorantes du chlore" [Investigations into the nature of bleaching compounds of chlorine]. Annales de Chimie et de Physique. seri ke-2 (dalam bahasa Prancis). 57: 225–304. Dari hlm. 246: " … il est beaucoup plus commode … environ d'eau distillée." ( … it is much easier to pour, into flasks full of chlorine, red mercury oxide [that has been] reduced to a fine powder by grinding and diluted in about twelve times its weight of distilled water.)
Graham, Thomas (1840). Elements of Chemistry. vol. 4. London, England: H. Baillière. hlm. 367.
^Balard (1834), hlm. 293. Dari hlm. 293: "Quelle dénomination … appelées hypochlorites." (What name should one assign to this compound? It's obvious that that of "chlorous acid" can hardly be retained for it, and that it is more appropriate to call it hypochlorous acid, a name that recalls its similarity of composition with hyposulfurous acid, hypophosphorous acid, etc., [which are] formed, like it, from 1 equivalent of their radical and 1 equivalent of oxygen. Its compounds will be called hypochlorites.)
^Fair, G. M., J. Corris, S. L. Chang, I. Weil, and R. P. Burden (1948). "The behavior of chlorine as a water disinfectant". J. Am. Water Works Assoc. 40: 1051–1061.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^ abInorganic chemistry, Egon Wiberg, Nils Wiberg, Arnold Frederick Holleman, "Hypochlorous acid" hlm. 442, bagian 4.3.1
^Unangst, P. C. "Hypochlorous Acid" dalam Encyclopedia of Reagents for Organic Synthesis (Ed: L. Paquette) 2004, J. Wiley & Sons, New York. DOI:10.1002/047084289X.rh073
^Harrison, J. E.; J. Schultz (1976). "Studies on the chlorinating activity of myeloperoxidase". Journal of Biological Chemistry. 251 (5): 1371–1374. PMID176150.
^Gonick, Larry; Criddle, Craig (2005). "Chapter 9 Acid Basics". The cartoon guide to chemistry (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-1). HarperResource. hlm. 189. ISBN9780060936778. Diakses tanggal 24 September 2018. Similarly, we add HOCl to swimming pools to kill bacteria.
^Wang L et al. "Hypochlorous acid as a potential wound care agent. Part I Stabilized hypochlorous acid: a component of the inorganic armamentarium of innate immunity". J Burns and Wounds 2007; April: 65–79.